15. Pasar malam

4.2K 250 0
                                    




JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT UNTUK MENGHARGAI PENULIS😊



Ada saatnya kita bersama dan saling bercengkrama. Dan juga ada saatnya kita berpisah dan diam tak menyapa.

-Difficult-

Rika baru saja melangkahkan kakinya saat pintu utama rumahnya sudah terbuka, tapi Mamahnya sudah berkacak pinggang sembari berdecak melihat tubuh Rika dari atas hingga bawah.

Rika hanya bisa menunduk dalam-dalam sembari menggigit bibir bawahnya takut akan amarah yang akan Mamahnya keluarkan.

Memang tadi Geva mengajaknya jalan-jalan sampai selarut ini. Rika pikir, keluarganya akan pulang liburan dari Bali besok pagi atau lusa. Makanya Rika tidak menolak ajakan dari Geva saat mengajaknya jalan-jalan. Karena yang Rika ketahui, keluarganya akan pulang besok. Tapi tau-tau saja keluarganya sudah pulang entah sejak kapan.

"Habis darimana kamu hah? Anak cewek jam segini baru pulang? Masih pake seragam SMA lagi," decak Mamahnya mengomentari dirinya. Rika sedikit bersyukur karena Mamahnya perhatian kepada dirinya. Rika bahkan senang akan sifat perhatian Mamahnya. Bahkan Rika ingin mengulangi lagi seperti ini. Biar bisa mendapatkan perhatian kecil dari Mamahnya.

Tapi Rika juga sebenarnya kurang kasih sayang dari orang tuanya. Tapi seenggaknya dirinya sudah diperhatikan oleh Mamahnya. Perhatian saja Rika sudah cukup. Apalagi jika Mamah nya memberikan kasih sayang, itu lebih di sebut sangat cukup. Rika hanya bisa mengharapkan itu. Dirinya benar-benar ingin berharap seperti itu. Tapi apa mungkin?

"M—maaf Mah, tadi Rika ada kerja kelompok," cicit Rika masih dengan menunduk dalam-dalam. Sebenarnya Rika tidak tega untuk membohongi Mamahnya. Tapi jika Rika jujur, pasti dirinya akan dimarahi habis-habisan. Rika tidak bisa membayangkan itu. Rika juga tidak mau terlihat jelek oleh keluarganya. Tapi karena untuk saat ini Rika sudah terkenal jelek, jadi dirinya meneruskan saja toh? Lagian tanggung juga jika dirinya tidak melanjutkan kejelekannya.

"Ya udah sana masuk! Awas saja kalo besok pulang malem lagi," peringat Mamahnya dengan sorot mata yang sangat tajam menatap Rika. Tapi dengan cepat Rika mengalihkan pandangannya ke arah lain agar tidak melihat tatapan mata tajam milik Mamahnya.

Rika langsung melengos pergi menuju kamarnya. Langkah kakinya berjalan lincah saat menaiki tangga karena Rika sudah terbiasa naik turun tangga. Bola matanya melihat semua keluarganya sedang berkumpul bersama di ruang makan yang sedang menikmati makanan sembari bersenda gurau.

Ingin rasanya Rika ada disana. Pasti dirinya akan merasa sangat senang. Suasana di ruang makan itu terlihat nyaman. Langkah kaki Rika terhenti sejenak melihat pemandangan yang membuatnya merasa sangat ingin merasakannya. Rika melihat Rilla dan Andri yang duduknya berhadapan. Mereka terlihat romantis dengan Mamah, Papah dan juga tantenya yang senantiasa meledek Andri dan Rilla.

Rika rindu terhadap suasana di ruang makan itu. Rika ingin merasakannya lagi seperti dulu. Suasana yang membuat dirinya nyaman. Tidak seperti sekarang yang jauh dari kata nyaman. Rika bahkan bingung mengapa keluarga begitu membencinya. Rika tidak tau alasannya sama sekali. Yang bisa Rika lakukan hanyalah menjalani hidupnya dengan menatap ke depan dan berjalan melewati banyak sekali rintangan.

Rika lalu tersadar dari lamunannya, untuk saat ini Riks hanya bisa berharap tidak lebih. Selain Rika hanya bisa berharap, dirinya juga tidak bisa merasakannya.

Sebenarnya Rika ingin gabung ke ruang makan dan bersenda gurau seperti mereka. Tapi jika Rika disana, pasti keadaannya pasti akan canggung dan semua orang akan menatapnya jengkel. Jadi Rika lebih baik tidak bergabung, membiarkan mereka semua bahagia. Biarkan hanya Rika saja yang tidak mendapatkan kebahagiaan. Daripada semua orang tidak bahagia gara-gara dirinya?

Difficult : Ketika Sulit Untuk Mengerti Artinya Mencintai [Completed]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon