36. Perubahan Sifat Rilla

3.3K 137 0
                                    


Kasih sayang tak perlu
diucapkan lewat kata-kata
melainkan dengan perbuatan.

-Difficult-

Rika kali ini dibuat benar-benar pusing oleh Rilla. Untuk apa dia melarang dirinya untuk menjauhi Faro? Apa tujuan Rilla bilang kepadanya? Apakah Rilla akan merebut Faro darinya seperti dulu?

Tapi lagian juga dirinya untuk saat ini ingin menghindari Faro. Tapi ia sangatlah ingin tahu maksud dari Rilla sehingga memperingatkan untuk menjauhi Faro. Apakah maksud dari Rilla?

Jika Rika memikirkan itu rasanya kepala miliknya meledak sekarang juga. Dirinya sangatlah ingin tahu, mungkin dirinya tertular kepo akut dari Naila kali ya? Mungkin juga sih, sebab kan Naila juga punya sifat penasaran. Rika bahkan tidak bisa berhenti untuk tidak memikirkan rasa penasaran itu.

Rilla menurutnya akhir-akhir ini sangatlah aneh. Mulai dari perubahan sifatnya dan juga ahh pokoknya banyak deh. Rika sekarang menjadi curiga. Dirinya sangatlah mencurigai adiknya atau kembarannya itu. Rika harusnya tau apa maksud dari Rilla tersebut. Tapi tadi dirinya sedang badmood dan akhirnya mengusir Rilla. Lagian sekarang mood Rika sudah membaik.

Apakah dirinya harus menanyakannya langsung pada Rilla saat ini juga? Mungkin itu ide cemerlang. Akhirnya Rika bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar Rilla yang memang bersebelahan dengan kamar miliknya.

Diketuknya pintu kamar Rilla dengan sangat hati-hati tapi suara ketukannya terdengar dengan sangatlah jelas. Pokoknya Rika sebagai kakak harus mengetahuinya. Ia bertekad untuk menjadi kakak yang baik untuk Rilla bukan kakak yang tidak pengertian dan tidak tau apa-apa.

"Hoam," Rilla menguap sembari menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar, Rilla langsung menutup pintu kamarnya dan menatap Rika. Entahlah kenapa Rilla seperti tidak ingin menunjukkan kamarnya pada Rika.

"Kenapa?" tanya Rilla sesekali menguap lebar, tapi secepat mungkin Rilla menutupnya rapat-rapat dengan salah satu tangannnya.

"Erm... Soal lo yang nyuruh gue buat jauhin Faro." Tanya Rika sedikit malu untuk mengatakannya.

"Oh soal itu," ujar Rilla dengan sangat entengnya.

"Ohya! Gue lupa belum skip drama Korea
Aduh!" ujar Rilla gelagapan dan tanpa ba bi bu lagi berlari menuju kasur lalu menelungkupkan tubuhnya langsung fokus menatap laptop sembari mengutak-atiknya sampai dimana dirinya terakhir kali menonton.

Rika yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar Rilla langsung masuk ke kamar Rilla. Ditatapnya seluruh penjuru kamar Rilla dengan teliti. Rika lalu mendengus kesal melihat kamar Rilla yang menurutnya berantakan sekali. Rika melangkahkan kakinya lalu merapikan barang-barang yang berserakan tidak jelas.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Rika sudah selesai merapikan kamar Rilla. Dilihatnya sekali lagi seluruh penjuru kamar Rilla yang kali ini sudah terlihat rapi. Rika lalu menyunggingkan senyumnya setelah melihat hasil karyanya.

Rika melihat Rilla yang sedang serius menatap laptop dengan sangat serius sembari meneteskan air matanya. Rika menyerngitkan alisnya melihat Rilla. Lalu kakinya berjalan menuju kasur dan mensejajarkan tubuhnya didekat tubuh Rilla.

"Lo nangis?" tanya Rika memastikan sembari menatap air mata yang masih mengalir di pipi milik Rilla.

"Hiks... Hiks.... " tangis Rilla sembari mengusap air matanya dengan tisu yang memang sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh Rilla.

"Lo nangis kenapa? Gara-gara gue? Maaf... " Lirih Rika menjadi merasa bersalah.

"Maaf untuk apa?" ujar Rilla langsung menutup laptop miliknya sembari mengusap air matanya dengan tisu lalu merubah posisinya menjadi duduk begitupun dengan Rika.

"Maaf kalo gue bersalah dan buat Lo nangis," jelas Rika sembari menunduk.

"Lo nggak salah kok. Soal gue nangis, gue itu lagi nonton drama Korea. Abis ceritanya sedih banget sih, kan gue jadi baper kan!" jelas Rilla kepada Rika yang memang tidak begitu tau tentang drama Korea. Yang Rika tau hanyalah novel.

"Dan kenapa lo tutup laptopnya?" tanya Rika lagi karena saking penasarannya.

"Gue udah nggak kuat nonton lagi dramanya. Ntar yang jadi mata gue bengkak lagi gara-gara nangis. Gue mau lanjutin nontonnya ntaran aja dah. Ehh atau temenin gue buat selesaiin nonton drama Korea sampai habis ya Rika?" pinta Rilla sembari memohon dan mengeluarkan puppy eyes miliknya sebaik mungkin. Rika menghela napas panjang.

"Tapi tujuan kesini gue mau tany—" ujar Rika terpotong begitu saja oleh Rilla.

"Ayolahh Rika. Sekali ini aja ya?" mohon Rika sekali lagi. Rika mendesah pelan lalu mengiyakan permohonan Rilla. Tak apalah, ia ingin menjadi kakak yang baik untuk Rilla.

Dan juga sesekali dirinya menonton drama Korea, yang kata banyak orang membuat baper. Rika jadi penasaran ingin menyaksikannya. Rilla langsung mengontak-atik laptopnya.

"Ohya, ambilin cemilan dong! Belum lengkap nih kalo belum ada camilannya. Gue mau pilih drama Korea yang bague dulu. Dan yang tadi gue lanjutin besok aja deh."

Rika mengangguk lalu turun dari kasur dan melangkahkan kakinya menuju dapur. Rika menuruni tangga dengan santai, sesekali pandangannya terarah ke seluruh penjuru rumahnya. Kali ini dirinya tidak menemui kedua orangtuanya. Dimana mereka?

Tak sengaja bola matanya terarah pada Bi Ida yang sedang berjalan. Rika niatnya ingin menanyakannya pada Bi Ida. Akhir-akhir ini orangtuanya sangatlah jarang pulang ke rumah. Di rumahnya hanya menyisakan dirinya dan juga Rilla ditambah Bi Ida asisten rumahnya.

"Bi Ida!" panggil Rika berlari menuruni tangga dan menuju Bi Ida. Bi Ida langsung menoleh ke sumber suara dan ternyata Rika yang memanggil.

"Mamah sama Papah kok belum pulang ya Bi?" tanya Rika kepada Bi Ida.

"Nggak tau Non. Kayaknya pergi lagi deh nggak tau pergi kemana," ujar Bi Ida dengan ramah. Rika yang mendengar penuturan kata dari Bi Ida sedikit kecewa dibuatnya.

"Oh, makasih ya Bi!" ucap Rika lalu melenggang pergi menuju dapur tanpa menghiraukan ucapan dari Bi Ida. Rika langsung berjalan menuju lemari yang berisikan camilan yang memang sudah disediakan. Rika kali ini membawa banyak camilan, takutnya Rilla akan memerintah dirinya lagi untuk mengambil camilan. Jadi, Rika lebih baik mengambil banyak camilan.

Rika dengan kerepotan membawa camilan dengan sangat hati-hati menuju kamar Rilla. Sesampainya di kamar Rilla, akhirnya Rika bisa menghela napas pelan. Lalu diletakkannya camilan itu di kasur.

"Nih camilannya, gue mau ambil ponsel dulu." Rika berjalan meninggalkan kamar Rilla dan langsung menuju kamarnya untuk mengambil ponselnya.

Bola matanya menjelajah ke seluruh penjuru kamarnya untuk mencari ponsel miliknya yang tadi entah kemana Rika letakan. Butuh beberapa menit akhirnya ponsel miliknya ternyata berada di nakas. Rika langsung mengambilnya, dan tak sengaja dirinya melihat ada pesan masuk.

Dengan sangat penasaran, akhirnya Rika membukanya tanpa basa-basi lagi. Rika langsung kebingungan dengan pesan yang masuk.

Gevano
Gue kecewa

Dua kata itu berhasil membuatnya kebingungan. Apa salahnya dirinya kepada Geva? Ohh mungkin Rika melupakan satu hal. Tapi apa?

Rika langsung membaringkan tubuhnya ke kasur dan meletakkan kembali ponselnya ke nakas. Lalu dipandanginya langit-langit kamarnya, saat ini dirinya sedang dilanda kebingungan. Rika ingin mencari ketenangan untuk saat ini.

-Difficult-

Difficult : Ketika Sulit Untuk Mengerti Artinya Mencintai [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora