Janji

456 36 20
                                    

Dan disinilahku sekarang, disebuah gedung mewah dengan banyak orang yang sedang berbincang-bincang mengenai bisnis dan aku tidak terlalu mengerti tentang hal itu. Sekarang aku duduk dikursi dengan meja makan di depanku. Yah, kalian taulah rasanya berdiri maka dari itu aku menyarankan ayahku untuk duduk saja. Jika Oreki Houtarou ada dia akan bilang 'Untuk menghemat energi'.

Saat ini aku sedang sendirian, ayahku sedang pergi ke toilet dan aku sedang bosan. Dalam hati aku bertanya, kenapa ayah mengajakku kesini. Padahal ayah tau kalau aku tidak pandai dalam berbisnis, tapi kenapa dia mengajakku? Sejak tadi aku telah menghabiskan 2 pankek , dan segelas minuman. Yah...walaupun rasa kuenya belum bisa dikatakan enak menurut seleraku sih. Aku sekarang sedang memainkan gelasku untuk mengusir rasa bosan.

"Maaf (name), sepertinya ayah membuatmu menunggu lama" ayah kembali, dan langsung duduk dikursinya. Kami sedang berbicara dengan bahasa Indonesia. Lagipula untuk apa kita berbicara bahasa Jepang, padahal kita sama-sama paham bahasa Indonesia dan berasal dari sana.

"Iya tidak apa-apa, lagipula ayah kenapa mengajakku ke sini?"
"Apakah ayah tidak boleh mengajak anak ayah untuk pergi ke pesta?"
"Tapi ayahkan tau kalau aku tidak terlalu bisa berbisnis, jadi tidak ada gunanya juga ayah mengajakku. "
"Bilang saja jika kau ingin menonton anime di rumah" aku memalingkan wajahku dari ayah, yang dengan tepat sasaran paham dengan keinginanku.

"Ada yang harus ayah bicarakan denganmu, tapi kita tunggu orang itu dulu" Ayah dengan nada menutup pembicaraan, itu berarti tanda agar aku tidak boleh membantah apa yang dia ucapkan. Baiklah, aku hanya akan diam menunggu 'orang itu'. Sambil menunggu ternyata pikiranku kemudian melayang kepada lelaki aneh itu.

"Itu mereka" aku menoleh kearah pandangan ayah. Dan Ya Tuhan apakah aku sudah gila? Apa karena aku terlalu memikirkannya, sampai menghayal dia menghampiriku?.
"Selamat malam (last name)-san" salah satu dari mereka mengucapkan salam, dan kemudian menunduk hormat. Ayahku mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Sepertinya kami telah membuat kalian menunggu terlalu lama, sampai membuat putrimu bosan" lelaki aneh itu kemudian menatap ke mataku, begitu juga aku.
Aku tersenyum pahit sambil berkata "Baguslah jika kalian sadar"
"(Name)" ayahku agak membentak, tapi aku hanya mengangkat alisku tak merasa ada yang salah dengan perlakuanku. Lagipula siapa suruh mereka membuatku menunggu.

"Ma...ma. sudahlah paman, kau tak perlu memarahinya. Semua ini salahku, karena terlambat. Oh hime-sama (tuan putri) maafkan kami" dia melebarkan senyumannya kepadaku, aku tau kok kalau dia tidak tulus. Dia menyindirku dengan kata tuan putri, dia mengangapku sebagai putri jahat maksudnya? Oke fine... aku berubah pandangan terhadapmu, dasar laki-laki aneh.

"Kau tidak perlu meminta maaf Sei, dia memang seperti itu" aku mengabaikan apa yang ayah ucapkan. Sepertinya mereka akan membicarakan bisnis jadi lebih baik aku pergi saja.

"Ayah, aku akan pergi keluar dulu mencari udara segar" aku berdiri tapi ayah dengan segera memegang tanganku dan menyuruhku untuk duduk.

"Bukankah kalian akan berbicara tentang bisnis?? Jadi lebih baik aku pergi saja soalnya aku tak paham tentang bisnis" Jujur saja aku tak mau berdekatan dengan lelaki aneh itu, dia telah mengejekku dan aku tidak suka hal itu. Daripada aku nanti marah padanya dan mempermalukan ayahku jadi lebih baik aku pergi saja.

"Tunggu sebentar, bukankah ayah tadi sudah bilang kalau ayah ingin berbicara padamu ? Tapi kita harus menunggu orang, orang itu adalah mereka" ayah menunjuk 2 orang di depan kami, yaitu lelaki aneh dan yang satu lagi mungkin ayahnya.

"Perkenalkan dia adalah Akashi Masaomi" Ayah menunjuk ke arah orang yang kukira ayah dari lelaki aneh itu. "Dan ini Akashi Seiijuro" Ayah kini menunjuk lelaki aneh itu. Kita berjabat tangan, dan aku juga memperkenalkan diriku.

Akashi x reader  (perfect)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang