Saingan Ema

7.5K 2.1K 276
                                    

Ema dengan rasa penasarannya sebenarnya ingin menanyakan ini pada beberapa teman dekat Tanjung, tentang keluarga Tanjung, ayahnya yang konon dekan fakultas teknik dan kenapa tidak ada satupun ibunya, saudaranya yang menjenguknya.

Bahkan ini sudah malam ke 2, besok pagi rencananya Tanjung boleh pulang namun yang ada di rumah sakit hanya Lucas, Damar dan seorang pria tinggi dan tampan bernama Handika Soleh yang setia menemaninya.

Bahkan ini sudah malam ke 2, besok pagi rencananya Tanjung boleh pulang namun yang ada di rumah sakit hanya Lucas, Damar dan seorang pria tinggi dan tampan bernama Handika Soleh yang setia menemaninya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ema pulang aja, ada kita kok yang jaga" Damar meyakinkan.

Ema menggeleng "Ema udah ijin, mau nginep"

Lucas bangkit dan bertepuk tangan "Lihat? Aku tidak salah menyerahkan senior kebanggaan ku padanya" Ujarnya bangga.

"Jangan deh Em, di sini cowok semua" Tanjung khawatir Ema merasa tidak nyaman.

"Enggak apa-apa kak, Ema gak bakal tidur, Ema pengen begadang terus main Uno. Ema bawa kartu Uno" Ema memamerkan barang bawaannya.

Yah, Tanjung tidak bisa apa-apa selain mengijinkannya.

Tanjung tertidur sekitar pukul setengah Sembilan malam setelah selesai makan malam dan meminum obatnya. Ema, Lucas, Damar dan Handika masih asik bermain Uno dan saling coret lipstick pink Ema bagi yang kalah.

Saat sedang asik bermain Ema menyeletuk "Papa Mamanya kak Tanjung gak ada yang nginep?"

"Mereka mana peduli?" Ujar Handika yang sepertinya tahu persis keadaan keluarga Tanjung.

"Kan anaknya udah dua malam di rumah sakit ya masa gak perduli sih?" Ema tidak habis fikir pasalnya Ema baru terlambat pulang saja mamanya sudah rewel setengah mati. Mana mungkin ada mama yang tidak perduli anaknya?

"Mamanya bang Tanjung kabur sama selingkuhannya pas kak Tanjung masih SMA" Bisik Damar yang cukup membuat Ema shock.

"Serius? Ah, masa sih?" Tanya Ema seolah belum percaya "Papanya gimana? Bener papanya kak Tanjung pak Ismail dekannya teknik?"

"Ho'oh tapi hubungannya gak akur sama Tanjung semenjak Mamanya kabur dan kakak perempuannya bang Tanjung, Kak Tari di paksa nikah" Handika menambahkan.

Ema hanya bisa menutup mulutnya tidak percaya, Ema fikir jadi anak dekan enak. Berkecukupan, bahagia-Tapi apa ini? Serius begini kehidupan Tanjung Enggar Ismail yang di kenalnya ceria dan tanpa beban apapun?

"Terus kak Tanjungnya tinggal dimana?"

"Ngekos di Hertasning bareng gue, Dia di kirimin uang dari kakaknya terus kok buat kuliah"

"Oh" Ema hanya bisa ber-oh ria.

"Semua yang kau lihat dari bang William hanya ilusi yang ia ciptakan agar terlihat baik-baik saja, Sesungguhnya dia hanya sebuah cangkang telur yang rapuh" Timpal Lucas.

"Bang Tanjung mendaki, menantang diri survival camp di hutan menurut gue cuma pelarian agar dia lupa atau mungkin agar di cari. Sudah beberapa tahun bang Tanjung gak pernah pulang, dia kalau hari raya di rumah gue bukan di rumahnya" Tambah Handika.

"Cop! Tahun ini hari rayanya bang Tanjung di rumah gue" Claim Lucas.

"Rumah gue aja, Seumuran abang gue sama bang Tanjung" Damar tidak mau kalah.

Ah, begitu banyak cinta yang di terima seorang Tanjung.

Keluarga bukan hanya yang tertulis di kartu keluarga namun yang selalu ada dan bagi Tanjung keluarganya itu teman-temannya.

Tanjung yang tengah tertidur pulas menjadi sasaran tatapan sendu Ema setelah mendengar kisahnya "Semangat kak" Bisiknya.

"Permisi, Eh ada kak Handika juga" Sapa seorang perempuan yang tengah tersenyum ramah dengan beberapa kotak donat di tangannya.

"Eh Anggi? Mau nengokin bang Tanjung?" Tanya Handika yang di angguki gadis cantik itu.

"Eh Anggi? Mau nengokin bang Tanjung?" Tanya Handika yang di angguki gadis cantik itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yah bang Tanjungnya tidur Nggi" Damar menimpali.

Anggi terlihat kecewa namun tetap tersenyum dan menyerahkan bawaannya pada Damar "Yah udah salamin aja, itu gue beliin kesukaannya. Ada satu kotak juga buat kalian"

"Makasih kak Anggi" Girang Lucas.

"Gak cocok loh kak namanya Anggi. Cocoknya angel soalnya hati kakak kayak malaikat" Puji Lucas berlebihan di iringi tatapan mata 'yang bener aja lo Cas?' Dari Handika, Damar, dan Ema.

"Ya udah gue balik deh. Takut kemaleman, salah gue juga jengukinnya jam segini. Hehehe" Ujar Anggi yang kemudian berlalu meninggalkan 3 pria yang kegirangan mendapat donat gratis lain dengan Ema yang menatap kepergian Anggi aneh.

"Dia siapa? Deket sama kak Tanjung?" Tanya Ema pada akhirnya.

"Saingan Ema tuh" Celetuk Handika yang entah kenapa membuat mood Ema down seketika.

🏝🏝🏝

Ema, Kau pernah jatuh cinta? Kalau pernah tidak apa-apa, setiap orang pernah jatuh cinta di masa lalu, begitupun aku. Apa jangan-jangan kau belum pernah jatuh cinta? Tenang Em aku akan membuat mu merasakannya - Tanjung Enggar Ismail

-To be Continued-


(Don't forget to touch the stars below if you like the story 😊 👉🌟)

TANJUNGWhere stories live. Discover now