Balas aku Ema

7.5K 2.2K 307
                                    

Sinta segera datang ke alamat yang di berikan Ema melalui pesan singkat tadi, Ema bilang minta di temani menginap di kos sepupunya karena di sana cowok semua.

Namun, sahabat Ema itu hanya bisa menyengir canggung begitu mendapati di kamar yang di maksud-Ema menikmati makan malamnya dengan Tanjung, Damar dan Lucas di sana.

"Eh, Sin udah dateng?"

Sinta menggaruk tengkuknya,

"Sejak kapan kak Tanjung sepupuan sama elo?"

Sudahlah Sin, sepupu bisa kok di pupuk.

🌴🌴🌴

Setelah menyelesaikan makan malamnya, Tanjung berpamitan ke kamar Damar dan mengantakan pada Sinta dan Ema tidak udah malu-malu dan menganggap kamarnya adalah kamar mereka sendiri.

Dan di sinilah Ema, di kasur empuk milik Tanjung dengan Sinta yang tidak bisa berhenti mengoceh di sampingnya.

"Jelasin gak sama gue kenapa elo bisa nyasar ke kos kak Tanjung? Ha? Pake acara nginap-nginap lagi?" Sinta menggelitik Ema.

"Geli woy! Haha ampun Sin,"

"Ceritain, dari pada gue gelitikin lagi nih," Ancam Sinta yang sudah mengunci Ema dan siap menggelitikinya.

"Iya, iya. Hahaha." Ema menetralkan pernafasannya yang lelah tertawa karena Sinta.

"Menurut elo gue sama kak Tanjung cocok gak?" Tanya Ema yang di jawab kerutan tidak paham di kening Sinta.

"Elo jadian sama kak Tanjung?" Tebak Sinta.

"Belum sih," Ema menekuk jari lentiknya, menatap kukunya malu-malu.

"Ya terus? Kok elo bisa di sini?"

"Kita tadi mau nonton tapi gak jadi, terus gue di bawa ke rumahnya ngegosip sama satpamnya, kenalan sama kakak perempuannya, ngobatin lukanya, terus pulang ke sini-"

"Ema penjelasan elo kayak angkot jurusan MTC ke BTP, lama, lelet, muter-muter lagi," Balas Sinta yang semakin bingung dengan penjelasan Ema.

"Hehe yang paling penting, tadi gue di nyanyiin. Ah, Sin ternyata suara kak Tanjung bagus banget tahu gak," Ema memegang pipinya yang kembali memanas karena senandungan indah Tanjung tanpa perduli pada Sinta yang semakin kebingungan di sampingnya.

"Jadi kalian ini apa?"

"Hehehe," Ema menyengir lucu lalu menarik guling milik Tanjung, memeluk lalu menyembunyikan wajah cantiknya di sana.

"Gak tau Sin, tapi kayaknya Ema naksir kak Tanjung deh. Gimana dong? Hehehe."

Sinta menepuk jidatnya,

Ya kalau suka tinggal jadian lah Ema, Ema.

🌴🌴🌴

"Kedengeran gak?"

"Engga bang," Jawab Damar memang tidak mendengar apa-apa di balik pintu kayu kamar Tanjung.

"Bang William harus kah kita melakukan ini hanya demi mengetahui isi hati seorang Ema?" Tanya Lucas yang di hadiahi pukulan pelan di belakang kepalanya oleh Damar.

Plak!

"Jangan berisik, nanti ketahuan!"

🌴🌴🌴

Tanjung mengulas senyumnya kala melihat Ema tertidur di dalam kelas dengan air liur yang sudah merembes ke tangannya, entah kenapa Tanjung malah suka dengan perempuan yang sama sekali tidak bisa menjaga imagenya seperti Ema ini.

"Ya ampun Em," Tanjung duduk di bangku samping Ema dan mengelus-elus rambut gadis itu lembut.

Ema menggerak-gerakkan bibirnya seperti orang mengunyah lalu tanganya dengan cekatan menghapus liurnya dan kembali tertidur lelap.

"Hahaha, lucu banget sih Em," Tanjung tertawa renyah sembari menopang dagunya menatap Ema.

"Kak bangunin tuh, gak lama lagi pak Rudi masuk," Tegur Sinta melihat Tanjung yang malah terkagum-kagum melihat Ema bukannya membangunkannya.

"Em, Ema," Tanjung menekan-nekan pipi chubby Ema dengan telunjuknya pelan.

"Ah, ganggu!" Lengus Ema menyingkirkan tangan Tanjung yang membuat sang sang pemilik tangan terkejud namun kemudian tertawa.

"Ini kampus Em, bukan rumah kamu. Bangun ayo," Bujuk Tanjung sekali lagi.

Sungguh Tanjung paham betapa paginya Ema ke kampus karena tiba-tiba jadwal kuliahnya di pindahkan menjadi pukul delapan pagi, tentu Ema akan berangkat sejam sebelumnya dari rumahnya yang terbilang jauh dari kampus dan memangkas waktu tidurnya hingga terkantuk-kantuk seperti saat ini.

"Nanti kak, kalau dosennya udah dateng. Ema capek banget sumpah," Tolak Ema yang sama sekali berat membuka kelopak matanya.

Tanjung menggaruk keningnya, hari ini ia melihat sisi lain Ema yang biasanya selalu manis dan anggun di matanya kini berubah menjadi beagle Ema tanpa mengurangi esensi kecantikannya sedikitpun.

Tanjung menarik bangkunya lebih dekat dengan Ema, lengannya cekatan merangkul Ema, di dekatnya bibirnya ke telinga Ema dan berbisik di sana.

"Bangun atau kakak kasih morning kiss?"

Mata Ema membulat mendengar ancaman Tanjung, namun Ema belum berniat bangkit, ia tetap meletakkan kepalanya di atas meja lalu kembali menutup matanya seolah tidak perduli dengan ancaman Tanjung.

"Ema," Tanjung mencolek-colek lengan Ema tapi not responding sama sekali padahal Tanjung tahu Ema itu sudah sadar tapi malas bangkit.

Ema tersenyum kecil,

"Kamu mancing yah Em?"

Cup!

"Sekarang bangun."

Ema benar-benar bangkit, matanya membulat sempurna, jantungnya seakan melompat dari tempatnya, gadis itu menatap Tanjung tidak percaya.

Tanjung yang mengecup pelipisnya singkat, meski tidak sampai dua detik itu membuat Ema tidak bisa memejamkan matanya lagi.

Ah, kak Tanjung. Cukup! Ema bisa serangan jantung ringan gara-gara kakak lama-lama.

🌴🌴🌴

Ema, boleh aku dapat balasan yang kulakukan padamu di kelas waktu itu? Di sini Em *nujuk pipi*, boleh? Kalau mau di tampar juga gak apa-apa Em, tapi pakai bibir yah- Tanjung Enggar Ismail

-to be continued -

(Don't forget to touch the stars below if you like the story 😊 👉🌟)

TANJUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang