BERUBAH

9K 1.7K 200
                                    

Tanjung tidak seceria biasanya, bibirnya tersenyum namun matanya tidak. Seolah ada beban di maniknya dan Ema sadar itu. Tanjung sering melemparkan candanya tapi rasanya lain, ada yang aneh dengan Tanjungnya.

"Kak, kak sini deh." Ema mengintrupsi percakapann Tanjung dan Yudistira yang tak sengaja di temuinya seusai kelas tadi.

"Ya udah deh gue tunggu di boulder buat latihan nanti sore. Duluan ya Em." Pamit Yudistira yang di balas lambaian singkat oleh Tanjung dan Ema.

"Kenapa sih Em?" Tanya Tanjung yang hanya di balas cengiran oleh Ema.

Ema mengeluarkan ponselnya, mengaktifkan data selulernya lalu mencari sebuah kontak di buku teleponnya, "Video call sama kak Tari." Jawab Ema.

"Kapan kamu dapet nomor kak Tari?"

"Waktu di rumah kakak, Ema sering tau ngobrol di chat sama kak Tari. Lebih sering dari pada sama kak Tanjung." Omel Ema yang akhir-akhir ini selalu mengeluh tentang ponsel Tanjung yang tidak bisa di pakai chatting itu.

"Ema~" Sapa Tari ramah saat wajah Ema dan Tanjung muncul di layar ponselnya.

"Kak, aku sama kak Tanjung nih." Ema mengarahkan kameranya ke Tanjung yang kikuk memandang kakaknya di layar.

"Haha liat deh si Tanjung norak banget kayak orang yang baru pertama kali video call

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haha liat deh si Tanjung norak banget kayak orang yang baru pertama kali video call." Cibir Tari yang di angguki Ema.

"Apa kabar kak? Kok gak pernah nelpon?" Tanya Tanjung karena semenjak hari itu kakaknya Tari tidak pernah menghubunginya lagi, namun meski khawatir Tanjung tahu Tari itu perempuan cerdas yang mampu menjaga diri.

"Panjang ceritanya, nanti malam kamu sama Ema ke rumah kakak ya. Makan malam di sini-"

"Ogah, males banget Tanjung ngeliat bang Juno."

"Bang Juno keluar kota ada bisnis, ke sini ya?" Bujuk Tari yang akhirnya di iyakan Tanjung.

"Oh iya Jung, kenapa Ema bilang kamu berubah?"

"Eh, kapan Ema bilangnya?" Protes Ema karena curhatannya di bocorkan Tari, di depannya pula, malu.

"Haha dia malu. Tapi beneran, kamu kenapa? Ada masalah?" Cecar Tari yang hanya di balas cengiran paksa di wajah Tanjung yang kurang bersemangat.

"Engga kok, mungkin kecapean aja. Oh iya, judul Tanjung udah masuk kak rencana mau ngambil pemberdayaan masyarakat sekitar hutan rakyat, bantuin cari informan yah?" Tanjung mengalihkan pembicaraan.

"Iya, nanti kakak tanya-tanya sama teman-teman kakak di DISHUT. Ya udah deh, kamu baik-baik sama Ema kasian tuh galau."

"Enggak!" Bantah Ema yang membuat Tari kembali tertawa. Ah, anak muda dan cinta-cintaannya.

"Kamu juga Jung, apapun yang menganggu pikiran kamu mending kamu ungkapin, jangan di simpan sendiri. Bisa jadi bisul loh." Ujar Tari yang membuat Tanjung tertawa.

TANJUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang