The Half Blood Vampire 161-170

60.1K 2.3K 29
                                    

The Half Blood Vampire 161

4 September 2012 pukul 18:24

"Kau masih tidak mau mengaku kalau kau punya beban pikiran?"

Justin tersentak kaget begitu mendengar suara Cody, entah kapan munculnya adiknya itu. Ia menatap Cody datar, lalu segera melengos kearah lain.

"kau itu, mentang-mentang kami tidak bisa membaca pikiranmu, kau jadi begini." ucap Cody. "ayolah, ceritakan padaku apa yang sedang kau pikirkan."

Justin menggeleng. "Kenapa aku harus menceritakannya padamu? Pada Nicole saja, tidak kuceritakan."

Cody memberengut. Lalu dia menatap Skandar yang sepertinya sedang akan menangkap tupai.

Saat ini, mereka sedang dihutan, Skandar sudah mendapatkan 2 hewan, Wero juga, dia juga sudah. Sedangkan Justin, hanya duduk didalam rumah pohon yang mereka buat dengan pandangan kosong.

"Skandar!" Cody meneriaki Skandar dari bawah pohon, tempat Skandar berada.

Akibat mendengar suara Cody, tupai buruan Skandar langsung kabur membuat Skandar berteriak kesal. "apa yang kau lakukan?!"

Cody memperlihatkan senyum tanpa dosanya. "Justin tidak mau bercerita soal masalahnya!"

"itu haknya. Kalau dia tidak mau bercerita, ya sudah." ucap Wero yang kebetulan mendengar ucapan Cody.

"haha..mana mungkin dia bercerita pada anak kecil sepertimu." ucap Skandar begitu ia sudah turun dari pohon. "biar aku yang membujuknya. Kau harus mengganti tupaiku yang kabur tadi, jika tidak, tamat riwayatmu!"

"iya, aku tahu." sungut Cody.

Skandar pun segera memanjat sebuah pohon, tempat rumah pohon mereka berada. Lagi-lagi dia mendapati Justin tengah melamun.

"Justin?" panggil Skandar seraya duduk disamping Justin.

"apa aku pantas bersamanya?"

"ng?" Skandar mengernyit tak mengerti.

Justin menatap Skandar. "apa aku pantas bersamanya?"

Skandar memperhatikan wajah Justin. Wajah adiknya itu menggambarkan keputusasaan, kelelahan batin. Dia belum pernah melihat wajah Justin seperti itu. "dengan Nicole maksudmu?"

Justin kembali memandang lurus kedepan. "aku vampire sedangkan dia manusia. Bukankah itu sangat tidak cocok?"

Skandar ingin menjawab, namun Justin kembali berbicara. "aku benar bukan? Coba ingat, selama menikah denganku, berapa kali dia masuk rumah sakit? Berapa kali keselamatannya terancam?

Karena menikah denganku, dia hamil. Lalu berhenti kuliah. Sekarang, dia harus mengurus kedua bayi sekaligus. Dia pasti sangat menderita. Ditambah lagi, aku tidak pernah bersikap baik layaknya suami padanya. Yang bisa kulakukan hanyalah membentaknya."

"bukankah kau mencintainya?" tanya Skandar.

"cinta yang kupunya tidak akan mengubah penderitaannya. Selamanya, dia tidak akan bisa hidup tenang, tidak akan bisa bebas, seperti manusia lain. Karena apa? Karena dia adalah istri vampire sepertiku."

"Mom, dia manusia. Dia bisa bahagia bersama Dad meskipun Dad adalah vampire." bantah Skandar.

Justin tersenyum. Meremehkan. "itu karena Dad. Dad bisa membahagiakan Mom. Bisa melindungi Mom. Terlepas dari status vampirenya, Dad adalah suami idaman." Justin menggelengkan kepalanya. "sangat berbeda dengan diriku."

"kenapa kau jadi seperti ini?" tanya Skandar heran.

Selama ini, Justin tidak pernah seperti sekarang. Tidak pernah mempermasalahkan status vampire dan Nicole yang manusia. Dia seakan menutup mata dan menulikan telinganya dari kenyataan yang ada. Dia mengabaikan seluruh kalimat yang tadi dia ucapkan. Lalu kenapa tiba-tiba dia sekarang mempermasalahkannya? Kenapa dia mengucapkan kalimat yang selama ini selalu diabaikannya?

The Half Blood VampireWhere stories live. Discover now