Pt.1 Your Eyes

4.5K 351 10
                                    



.

.

Jeon Jungkook, eksekutif muda, baru saja resmi dinobatkan untuk menduduki posisi Direktur Jeon Coorporation milik ayahnya.

Pria tampan dengan garis rahang tegas dan cetak tubuh tak main-main dibalik jas formalnya ini memiliki pesona yang luar biasa. Pria yang selalu jadi bahan obrolan panas sekertaris dan karyawati di balik bilik-bilik meja kerja mereka. Pria yang memiliki senyum sememikat mawar ini juga memiliki gambaran sifat seperti majas yang disebutkan tadi.

Indah namun berduri,

Jeon Jungkook dan segala keangkuhannya, Jeon Jungkook dan segala perkataan tajamnya, Jeon Jungkook yang dengan sengit akan mengatakan tak akan ada hal yang tak bisa didapatkan dengan uang.

Pria itu berjalan tanpa cela setelah keluar dari mobil sedan mewah BMW Individual 760Li Sterling berwarna hitam pekat sekelam warna rambut dan warna matanya. Mengangguk samar ketika bertemu beberapa bawahan yang berpapasan dan memberi salam padanya. Masuk pada kotak lift dengan sekertaris pribadinya yang segera dikosongkan secara otomatis karena penghuni lift sebelumnya akan sukarela keluar untuk memberikan space nyaman untuk pemegang rantai makanan tertinggi dalam Jeon Corp.

Lift ditekan oleh sekertasisnya menuju lantai sepuluh. Bulatan tombol dengan lampu penanda menyala urut dari lingkaran satu hingga naik seterusnya.

Memanfaatkan detik yang melaju beriringan dengan gerak kotak lift yang membawa mereka naik ke lantai tujuan. Pemuda Jeon itu menyelipkan tangan ke saku celana kain berat berwarna silvernya untuk menemukan handphone yang sedari tadi menghantarkan getar.

Jungkook mengecek beberapa mail yang membuat handphone itu berdengung, yang nyatanya adalah dari kakak kelasnya semasa sekolah menengah, Park Jimin. Berdecak sedikit, Jungkook melengoskan kepala ke sekertarisnya.

"Hyerin-ssi, Apakah Direktur Park nanti memiliki jadwal untuk bertemu denganku?"

"Ah.. Sepertinya tidak Direktur Jeon, apakah ada yang mengganggu pikiran anda?" jawab yeoja cantik itu dengan senyum manisnya sambil membuka-buka note kecil ditangannya.

"Tidak, tidak ."

Tepat saat mengatupnya kembali bibir Jungkook, lift terbuka. Dia dan sekertarisnya keluar beriringan dengan beberapa sapaan pegawai yang telah berdiri di tepi pintu lift. Setelah memberi hormat dan beberapa patah kata seperti Anda bisa menghubungi saya dengan intercom apabila ada perlu ke Jungkook, sekertaris Hyerin segera menuju mejanya yang berada persis didepan ruangan Jungkook, terlihat menyiapkan beberapa map tebal dan sibuk menata ulang isinya. Sedangkan Jungkook berlalu masuk ke dalam ruangan pribadinya.

.

.

Ruangan itu terlihat mewah dengan beberapa furniture yang sepertinya baru, dan terasa menenangkan dengan bau pewangi ruangan yang menguarkan aroma mint sejuk.

Jungkook menatap meja dan beberapa berkas yang harus diperiksanya, mendekatinya lalu melewati meja itu, untuk membuka salah satu jendela kaca di belakang kursi tinggi.  Disana Jungkook menikmati semilir angin kota Seoul yang menerpa wajah tampannya.

Tepat lima detik dalam posisinya, Jungkook mendengar telepon intercom berbunyi. Sedikit membungkuk untuk menjawab panggilannya, Jungkook menyerngitkan dahi tapi tetap menjawab dengan penuh wibawa.

"Suruh dia masuk."



.

Choose Me [ON GOING]Where stories live. Discover now