Pt.11 Pieces Of You

1K 132 10
                                    


I'm alright, even if I can't have you.




.

.

Taehyung ingat di tahun ketiga sekolah menengah, diumurnya yang kelima belas, ayahnya memukul dirinya sangat keras untuk pertama kali.

Merah meradang, pada pipi yang lepas ditapak, pada bola matanya yang memandang nyalang, pada ujung bibir yang luka. Taehyung masih berani menjawab.

"Aku sudah dewasa, buat aku mengerti!"

"Tolong jangan pukul,Tae lagi, appa."

"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. toh, tidak ada lagi yang tersisa. Kalian bukan anak , appa lagi mulai sekarang."

Seokjin menggigit bibirnya kencang, dia sudah tau akan seperti ini skenarionya. Yang bisa si sulung Kim lakukan hanyalah memeluk Taehyung erat saat adiknya itu berontak ingin mengejar ayah yang mendorong ibu mereka diatas kursi roda.

Ibu mereka tersenyum dengan raut sedih. Mengangkat lengan lalu memberi isyarat jempol, telunjuk dan kelingking, dengan jari lainnya menekuk.

Ibu menyayangi kalian, sampai kapanpun.

Satu kedipan mata, menyusul rembesan tetes air mata.

Buram dan Taehyung tidak akan pernah lagi bisa bertemu kedua orang tuanya.

Karena;

Keesokan harinya, suami istri Kim ditemukan tewas. Polisi menemukan indikasi adanya pembunuhan berencana. Namun, usutan kasus ditutup selamanya, karena raga tak bernyawa, dan para kerabat yang bersembunyi di kabut keruh masa lalu mereka, sudah tidak ada artinya.

"Jemput mereka, ayah akan menunggu di dalam mobil. Seokjin paham alasan kau menjemputnya."

Dipusara kedua orang tuanya, lutut basah Taehyung goyah. Masih tidak bisa mengerti.

Semua terjadi begitu cepat, bagaimana dia menyesali segala keegoisan dan semua sikap manjanya. Bagaimana dia masih terbayang segala suatu mereka direngut satu persatu secara perlahan. Ayahnya benar, tidak ada lagi yang tersisa. Bahkan kasih sayang kedua orang tua mereka pun pada akhirnya lenyap.

Tepukan pelan dipunggung Seokjin yang menyaksikan adiknya menangis tanpa suara.

Seokjin menghapus air matanya cepat, menoleh dan mendapati jantungnya berdegup kencang. Inilah saat nya.

"Tunggu, aku akan bujuk Taehyung.."

"Aku saja."

Dua tepukan lain didaratkan di punggung Seokjin. Sulung Kim menekan dada yang melapisi jantungnya kian perih karena dentumannya menyakiti rusuknya, menyaksikan dalam bisu si surai cokelat gelap mengambil beberapa langkah mendekati pusara yang masih basah.

Kerah turtle neck yang memeluk tubuh dinaikan sekilas, masih mengambil langkah untuk mempersempit jarak dengan laki-laki surai karamel yang termenung sambil meremat rumput disekitarnya jemari dari lengan yang terkulai.

"Hei, melamun. Pulang, ayo ikut Hyung."

"Hoseok-Hyung?..."

.

.

.

.

.

Choose Me [ON GOING]Where stories live. Discover now