Pt. 6 Caught In

1K 140 10
                                    

I'm alright, even if I can't have you.


.

.

.

Pagi hari. Tepat pada jam delapan lewat menit kesepuluh, Taehyung dibangunkan Seokjin. Pagi itu agak lebih dingin dari biasanya, mungkin karena memasuki pergantian musim, atau entahlah Taehyung tak ambil pusing. Seokjin sudah segar sejak pagi, terlihat agak menggerutu saat kelima kalinya dia membangunkan Taehyung. Memang jam tidur mereka terlaru larut, tapi Seokjin tak akan membiarkan adiknya itu melewatkan sarapan.

Setelah sikat gigi dan cuci muka, Taehyung yang hanya memakai kaos putih dan celana lebar warna cokelat membawa dirinya menuju ruang makan di sisi lain restoran dan kamar-kamar penjamuan. Masuk dengan mata yang terlihat masih sipit dan raga yang mencoba mengumpulkan nyawa, Taehyung nyaris menabrak orang.

"Kumpulkan kesadaran dulu, baru kau berjalan-jalan. Salah-salah guci indah di lorong bisa berubah jadi kepingan kalau kau tabrak." Suara berat terdengar.

"Uhm? Hyung? Belum pulang?" Taehyung mendongak, matanya sudah agak jernih sekarang, tidak seperti mayat hidup seperti sebelumnya. Dia membalas senyum hangat yang berhias lesung pipi itu dengan cengiran.

"Ini aku baru saja akan pulang." Namjoon mengedik sekilas sambil sibuk memakai jam tangan untuk melingkar di lengan kirinya.

"Semalam menginap ya?" Taehyung menaik turunkan alisnya sambil memasang senyum jail.

"Iya, aku ketiduran, kemarin capek sekali lalu pijatan kakakmu malah membuat rileks dan mengantuk."

"Yakin malah mengantuk?"

"Kau mengharapkan apa?" Namjoon dihadapannya terkekeh.

"Yah, apapun, Hyung ku paling pengalaman disini untuk melakukan apapun."

Namjoon menggusak surai cokelat tua Taehyung, gemas. Yang lebih muda tekekeh jenaka sambil mencoba menjauhkan kepalanya dari jangkauan tangan lebar Namjoon.

"Kau ini pintar bicara, dan Tae.. kau mau menyusul sarapan kakakmu kan? Kau yakin akan berpenampilan begitu?"

"Memangnya ada yang salah? Aish, Namjoon-Hyung kepalaku makin pusing jangan kau gasak rambutku." Masih mencoba melepaskan kepalanya dari jajahan, Taehyung mengamati penampilannya sendiri. Kaos oblong dan kulot warna cokelat.

"Tidak ada yang salah, tapi mungkin kau akan menyesal karena keluar kamar masih muka bantal begini."

"Heh, aku masih muka bantal jam segini juga karena kau, kau dan acara menyebalkanmu semalam. Badanku pegal bolak-balik ke dapur menyiapkan jamuan. Belum lagi wajahku yang jadi kaku karena terlalu banyak pasang senyum lebar."

"Hei, nak. Itu pekerjaanmu. Seokjin saja tidak pernah mengeluh walau dia sibuk semalam hingga pagi harinya lagi."

"Kenapa jadi bawa-bawa kakakku? Kau suka sekali memperhatikan dia"

"Memangnya mau dibandingkan dengan siapa lagi?"

"Kan itu memang tugasnya untuk mengatur ini-itu, kakak ku itu memang suka repot." Taehyung agak mencebik.

"Dan kau itu tukang keras kepala." Namjoon gemas sekali ingin menoyor kepalanya dari pada mengasak surai halusnya hingga berantakan.

"Hyung, rambutku, Hyung—"

"Haha, mian, sudah bercandanya, kau sedang ditunggu kakakmu didalam sana."

"Mereka sudah sarapan?" Tangan Taehyung berusaha menata rambutnya lagi.

Choose Me [ON GOING]Where stories live. Discover now