7√ Aku Bukan Gay !

4.8K 464 33
                                    

Happy Reading

Daniel memandang tak berkedip ke arah Bea yang tertidur pulas di sampingnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Daniel memandang tak berkedip ke arah Bea yang tertidur pulas di sampingnya. Piyama yang ia beli sangat pas di tubuh Bea, tanpa sadar Daniel tersenyum dan dengan hati hati mengecup lembut kening Bea.

"Ini begitu sederhana, setelah sekian lama. Bertemu denganmu adalah takdir, menjadi lebih dekat denganmu adalah pilihanku, dan jatuh cinta padamu...sungguh itu di luar kemampuanku. Aku benar benar telah jatuh cinta padamu...Bae !" bisik Daniel pelan. Ia benar benar mengungkapkan isi hatinya setelah memendam rasa sejak awal berjumpa dengan Bea. Walaupun mungkin Bea tak mendengar karena kepulasan tidurnya, setidaknya Daniel merasa lega bisa menyatakan perasaannya.

Flashback On

Makan siang sudah siap di meja makan saat Bea keluar dari kamar mandi dengan memakai Baby doll pemberian Daniel.

Bea tersenyum bahagia saat melihat nasi goreng ala kadarnya buatan Daniel. Daniel segera menyuruhnya duduk untuk segera makan siang.

Keduanya menyantap nasi goreng masing masing dalam keheningan. Daniel berusaha bersikap se cool mungkin di hadapan Bea, ia tak ingin begitu kentara terlihat jatuh cinta pada gadis itu.

Selesai makan siang, tiba tiba nyeri haid Bea datang lagi. Minuman pereda nyeri tadi tak begitu membantu meredakan sakit perut yang ia rasakan. Biasanya juga tak sesakit dan senyeri ini.

Daniel segera menyelesaikan makannya kemudian berlalu ke arah dapur untuk kemudian kembali dengan membawa sebotol air panas di tangannya.

Bea yang telah selesai makan hanya menurut saat Daniel menyuruhnya berbaring di sofa bed ruang tengah. Ia hanya memperhatikan saat Daniel menempelkan botol berisi air panas itu ke perutnya setelah sebelumnya membungkusnya dengan kain untuk mengurangi kadar panasnya.

"Ibuku selalu melakukan ini jika aku mengalami sakit perut yang sakitnya tak tertahankan, dan percaya atau tidak, sakit perut itu akan berangsur hilang bersamaan dengan hilangnya kadar panas air di botol itu !" ujar Daniel ikut berbaring di sebelah Bea.

Bea hanya mengangguk, ia berbaring miring agak meringkuk menahan nyeri di perutnya sementara Daniel juga berbaring miring menghadapnya sambil menempelkan botol itu ke perut Bea.

Rasa canggung dan kikuk yang tadi menyergapnya saat berdekatan dengan Daniel seolah menguap begitu saja seiring hilangnya rasa sakit di perutnya.

Kini hanya rasa nyaman yang datang bersamaan dengan rasa kantuk yang luar biasa datang menyerangnya. Parfum woody khas Daniel yang menguar membuat Bea semakin ingin memejamkan mata.

Sesaat kemudian, Daniel tersenyum memandang tak berkedip ke arah Bea yang tertidur pulas disampingnya.

Flashback Off

❤❤❤

Bea mengerjap ngerjapkan matanya, untuk kemudian menggeliat bebas. Tubuhnya terasa bugar, Bea benar benar menikmati tidur siangnya hari ini.

"Ya Tuhan!" kaget Bea buru buru bangun dari tidurnya. Ia menatap sekelilingnya mencari dan mengingat ingat dimana dia menaruh ponsel dan tasnya.

"Kau sudah bangun, Bae?"

Degh...

Untuk sesaat Bea tertegun menatap makhluk seksi di depannya. Asma dadakannya kambuh lagi, Bea mencoba menetralkan degup jantungnya.

Sosok shirtless yang hanya memakai boxer dengan rambut sedikit basah dan handuk menggantung di leher membuatnya susah bernafas.

"Ya Tuhan...ini ujian!" gumam Bea segera memalingkan muka mencoba mencari lagi keberadaan tasnya.

"Aku mencari tasku, aku harus pulang!" ucap Bea tergesa.
"Ada di ruang tamu!" sahut Daniel datar lalu duduk di sofa bed sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Kamu sudah baikan?" tanya Daniel tanpa menoleh kearah Bea.
"Iya, terima kasih sudah memperlakukanku sebaik ini. Aku harus segera pulang. Aku tak mau membuat Mami cemas, apalagi Kevin!" jawab Bea sambil menyandang ranselnya.

Daniel tiba tiba menoleh ke arah Bea lalu melangkah mendekat dengan sorot mata tajam dan wajah dinginnya.

Bea termangu, apa ia salah berucap hingga membuat Daniel menatapnya tak suka.

"Kamu sangat perhatian terhadap Kevin, apa kamu sungguh sungguh mencintainya?" tanya Daniel menghentikan langkahnya tepat di hadapan Bea. Bea nampak gugup.

"Te..tentu saja aku sangat mencintainya, karena dia kan sau...ehm maksudku kekasihku!" hampir saja Bea keceplosan, kalau Daniel sampai tahu bahwa sebenarnya dia itu adiknya Kevin bisa bahaya. Bea bisa kehilangan kenaikan uang sakunya yang 50% itu, dan juga ia tak ingin Daniel mengejar ngejar Kakaknya yang notabene adalah Pria normal.

Daniel menghela nafas kecewa, wajahnya berubah muram.
"Kekasihmu ya?, seandainya aku memintamu untuk putus dari Kevin, apa kamu bersedia meninggalkannya untukku?" ujar Daniel menatap Bea sendu.

"Hah??" ucap Bea terperangah, ia sungguh terkejut dan shock mendengar pernyataan Kevin. Ucapan Daniel membuatnya salah paham.

Sebegitu besarkah cinta Daniel kepada Kevin hingga Daniel terang terangan memintanya untuk putus dari Kevin.

"Bae...?" panggil Daniel lirih, rasanya Bea telah terbiasa ketika Daniel memanggilnya dengan sebutan Bae, entah apa maksudnya.

"Kak Daniel sangat.... mencintai Kak Kevin ya?" tanya Bea bergetar menahan segala rasa yang berkecamuk dihatinya. Tetiba saja perasaan sedih dan kecewa muncul di dirinya.

Pikirnya, ia adalah gadis yang teramat bodoh, menyukai Pria Gay yang sangat jelas mengejar ngejar cinta Kakak laki-lakinya.

Gantian Daniel yang terperangah.
"Aku...mencintai Kevin?? Hah?! Apa jangan jangan kamu juga termakan rumor tentangku?" sahut Daniel menyunggingkan senyum kesalnya.

"Bukankah memang seperti itu? Yang ku tahu Kak Daniel itu tidak suka perempuan dan lebih menyukai Pria untuk di jadikan pasangan, karena itu Kak Daniel mengejar ngejar Kak Kevin untuk menjadikannya Kekasihmu!" papar Bea sesuai gosip yang di dengarnya dari mulut Kevin dan juga teman teman sekantor Kakaknya itu.

Daniel menghela nafas jengah lalu menatap tajam ke arah Bea.
"Jadi selama ini kamu mengira bahwa aku adalah Gay, begitu?" tanya Daniel. Bea mengangguk pelan dengan perasaan sedikit takut.

Tiba tiba Daniel menundukkan wajahnya, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Bea. Bea sangat kaget hingga hanya terdiam saat wajah tampan Daniel hanya berjarak 10 centi didepannya. Sampai ia bisa merasakan hembusan nafas mint Pria yang acapkali membuatnya berdebar itu.

"Dengarkan aku Bae, dengar baik baik. Aku tidak mencintai Kevin karena aku bukanlah Gay. Aku Pria normal! saking normalnya, aku sampai tidak tahan untuk tidak menciummu!" tegas Daniel yang secara tiba tiba mencium bibir Bea. Bea membeku membulatkan matanya, ia benar benar shock.



Bersambung again.....

😘

✅Aku Dan Boss Kakakku (My Brother's Boss) (TAMAT) ✔Where stories live. Discover now