ep. 1

303K 40.5K 15K
                                    

Guys, ready for the surprise?

Mereka semua melakukan aktivitas mereka seperti biasa.

Taeil sedang bersiap ke kantor barunya. Johnny bersiap meeting di kantornya. Taeyong dan Yuta sedang mengantri untuk daftar wisuda. Kun, Doyoung, dan Ten sedang bertemu di cafe. Jungwoo sedang dalam perjalanan pulang karena ia semalam menginap di kost temannya. Winwin sedang berusaha membangunkan sahabatnya Jaehyun yang subuh tadi masuk ke apartmentnya dengan keadaan mabok.

Mereka semua menjalankan aktivitas seperti biasanya tanpa menyadari jika wabah mulai masuk ke dalam kawasan ibu kota.

"Sebat dulu ngapa sebat," ucap Haechan kepada teman lamanya yang bernama Jaemin yang baru saja pindah dari bandung setelah menjadi Dilan.

Engga, bercanda.

"Gamau ah Chan nanti ketauan coach terus gue di depak dari tim."

"Dih?"

"Ya biasanya kan gue nyebats di luar sekolah, ga pake seragam juga. Baru masuk sebulan gue, masa iya udah dapet SP?" ucap Jaemin sambil memakan bekal buatan bundanya Jeno.

Jeno mana? Lagi ulangan. Anak IPA banget dia mah. Renjun juga IPA sebenernya tapi kelasnya dia lagi kosong jadi ikut Haechan dan Jaemin nyebats di belakang kantin sekolah.

"Si Junaedi lama banget sih beli rokok doang? Biasanya gercep dia." omel Haechan.

"Ke gap satpam kali pas manjat?" ucap Jaemin.

Di sisi lain Junaedi sedang tertahan di warung langganannya. Biasanya yang jaga warung seorang perempuan tua jadi jika Renjun berbohong ia tidak akan tau tapi kali ini seorang perempuan muda.

"Aduh teh, ini buat nyogok satpam gerbang biar boleh masuk ke sekolah." ucap Renjun dengan wajah memelas.

"Eh kamu pikir saya bego? Saya kan dulu sekolah juga!"

"Yah teh, saya udah 18 tahun kok." bujuk Renjun yang membuat teteh penjaga warung malah masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Renjun sendirian di depan.

Renjun yang kecewa karena dirinya gagal mendapatkan rokok pun berjalan balik sambil mengeluarkan seragam dari dalam tasnya dan memakainya.

"Kita harus pergi dari sini! Packing semua!" Renjun mengernyitkan dahinya ketika ia mendengar seorang bapak-bapak memerintah anak dan istrinya untuk beberes.

"AYOO LARI! CEPETAN!" Renjun makin bingung ketika ia melihat beberapa orang berlari tergesa-gesa.

Beberapa diantara mereka ada yang sibuk berlari, ada yang sibuk membawa barang-barangnya ke dalam mobil.

"Halo? Kenapa? Ketauan?" Renjun mengangkat telepon dari Jaemin.

"Ketauan si Haechan, gue tadi lagi ke toilet. Lo harus buru-buru ke sekolah. Bahaya." Renjun langsung mematikan sambungan telepon dan berlari ke belakang sekolah lalu memanjat pagar sekolah.

"Ada apa No?" tanya Renjun ke Jeno yang sedari tadi menunggu Renjun di belakang.

"Ikut gue ke lapangan sekarang, tas lo taro di bawah tangga aja." Renjun menuruti perkataan Jeno dan mereka berlari ke aula yang sudah penuh dengan seluruh siswa dan guru.

"JANGAN ADA YANG KELUAR DARI KAWASAN SEKOLAH SEBELUM ORANG TUA DARI KALIAN MENJEMPUT!"

"Sekarang kalian semua balik ke dalam kelas dan coba hubungi orang tua kalian." Renjun hanya menatap Jeno dengan pandangan bingung.

"Lo ga digigit atau dicakar atau diserang kan?" tanya Haechan ketika ia menemukan Renjun.

"Engga, kenapa?"

"Theres fucking zombie." ucap Jaemin yang membuat mata Renjun membulat sempurna.

"Damn, pantesan tadi banyak orang yang mau pergi."

"Orang tua gue lagi ke China???" ucap Renjun yang membuat semua menatap Renjun.

"Orang tua gue baru pergi ke bandung tadi pagi??!" ucap Jaemin yang tidak kalah panik.

"Nyokap gue mimpin seminar di Semarang." ucap Jeno dan harapan terakhir mereka hanya Haechan.

"Gue lagi berduaan doang sama mba Joy di rumah." ucap Haechan.

Di sisi lain Jonathan sedang menunggu namanya dipanggil oleh barista. Ia ingin segera kembali ke kantor.

"Jadi mas namanya siapa?" tanya seorang perempuan yang ia bayarkan kopinya.

Taeil yang duduk tidak jauh dari tempat Johnny pun hanya bisa mendengus mendengarnya. Taeil terpaksa berangkat lebih pagi dari biasanya karena Johan, vespa kesayangannya mogok dan ia bertemu dengan Johnny yang menjadi tetangganya di apartment.

"Jonathan, you can call me Johnny or baby will do." Taeil rasanya ingin muntah mendengar ucapan Johnny.

Johnny beranjak dari kursinya dan mengambil pesanan kopinya. Sialnya ia tersenggol tembok yang membuat latte yang baru jadi itu tumpah ke bajunya.

"Shit- mas Taeil temenin gue ke mobil yuk ambil kemeja." ucap Johnny yang diangguki Taeil.

Taeil sebenarnya malas tapi karena ia tadi mendapat tebengan jadi ia memutuskan menemani Johnny.

"John, liat deh itu cewek jalannya kenapa keseok-seok gitu?" Taeil menunjuk seorang perempuan yang berjalan seperti orang linglung.

"Help her or no?" tanya Johnny tetapi atensi mereka beralih kepada layar besar di ujung jalan.

Sebuah wabah Zombie telah terjangkit ke ibu kota. Bagi masyarakat dihimbau untuk masuk ke dalam rumah dan tidak keluar rumah sampai ada keterangan lebih lanjut.

Johnny dan Taeil saling bertatapan dan melihat ke arah perempuan yang sedang berjalan ke arah mereka berdua.

"FUCK! LARI!"

How was the surprise?

WKWKWK, nyangka ga kalau ini bakal ada zombie nya?

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

WKWKWK, nyangka ga kalau ini bakal ada zombie nya?

Lanjut tida nih?

A.

Neo Culture Tawuran -NCTOù les histoires vivent. Découvrez maintenant