Close and Get to Know You

11.1K 871 25
                                    

Naruto terbangun saat sayup-sayup mendengar suara berisik kaasannya. Perlahan kelopak mata berwarna tan itu terbuka. Iris saphire miliknya tak memancarkan keceriaan seperti biasanya. Demam mampu mengusik keceriaan yang dimilikinya. Naruto melihat sekeliling. Ini di mana?
"Kaasan?"
Panggilan lirih Naruto menghentikan ceramah Kushina pada si sulung Kyuubi.
"Syukurlah kau sudah sadar Naru," desah Kushina lega.
"Kaasan," panggil Naruto dengan suara serak. "Aku di mana?"
Kushina mendudukkan diri di sebelah ranjang rawat Naruto. Diangsurkannya segelas air putih pada si bungsu. Naruto pun meminumnya perlahan dan mengembalikan gelas berisi air putih yang masih tersisa setengah pada Kushina.
"Ini rumah sakit, Naru. Kau pingsan tak lama setelah acara berakhir. Maafkan kaasan ya."
"Kenapa kaasan minta maaf?"
"Karena sudah memintamu tampil padahal kau sedang tidak enak badan dan meninggalkanmu sendirian." ucap Kushina penuh penyesalan. "Andai saja kakak bodohmu itu tak meninggalkanmu sendirian."
"Kaasan aku tidak meninggalkan Naru! Aku hanya membantumu keluar dari gerombolan wartawan itu!"
"Hooo begitukah? Lalu, kenapa setelah itu kau malah asik ngobrol dengan Itachi?"
Kyuubi diam seribu bahasa. "Bukankah kaasan menyuruhmu menjaga adikmu?"
"Gomen Naru," ujar Kyuubi pada akhirnya. Bagaimanapun ia yang salah.
Naruto menggeleng sambil melemparkan sebuah senyum manis. "Tak apa kyuuni. Jangan merasa bersalah. Naru baik-baik saja."
Kyuubi pun terharu mendengarnya. Dipeluknya si bungsu dengan sayang.
"Oh, Naruu."
Brak!!!
"Naruuuuuuuu."
Minato masuk ke kamar rawat Naruto dengan tergesa. Digesernya Kyuubi yang tengah memeluk Naruto. Kini dengan tindakan konyol Minato memeriksa tubuh Naruto, membolak-balik tubuh si pirang hingga membuat Naruto sedikit pusing. Kemudian memeluk si bungsu dengan sangat protektif.
"Katakan, siapa yang membuatmu begini? Biar tousan hajar untukmu."
Plakk!!
"Apa yang kau lakukan Minato?"
Ah si habanero merah mulai murka. Digeplaknya kepala sang suami karena seenak jidat membolak-balik tubuh si bungsu hingga empunya badan kembali merasakan pusing.
"Berhenti menganiayaku Kushi chan!" protes Minato sembari mengusap bagian belakang kepalanya.
"Kau membuat anak kita tambah sakit!" bentak Kushina kesal. " Kau tak apa Naru?"
Naruto hanya mengangguk lemah sebagai jawaban.
"Jadi, katakan." nada suara Minato berubah serius. "Siapa yang membuat Narutoku harus masuk rumah sakit? Aku akan membuatnya merasakan tinjuku.."
Plakk!!
"Kenapa kau menggeplak kepalaku lagi Kushina??!"
"Kenapa kau ikut-ikutan anak sulungmu itu? Sukanya main kasar dan menuduh orang?"
"Apanya yang menuduh? Orangku mengatakan kalau..."
"Siapa orangmu? Kakashi si orang-orangan sawah itu?" potong Kushina seraya menghempaskan tubuh ke sofa di sudut ruangan. "Apa pun yang dikatakannya itu salah. Putramu masuk rumah sakit karena demam tinggi dan Kyuubi malah menganiaya orang yang menolong Naruto."
"Benarkah?" tanya Minato.
"Tanya saja pada Naru."
"Benarkah Naru??" tanya Minato sangsi.
Naruto termenung mengingat apa yang terjadi usai tampil di catwalk. Ingatan terakhir berkelebat begitu saja, membuatnya tersentak.
"Kyuuni.. Kenapa kau memukulnya??!!" jerit Naruto horor.

***

"Err, ototou. Pipimu kenapa?" tanya Itachi ngeri melihat lebam berwarna ungu di pipi kiri sang adik. Ah itu pasti sakit.
"Hn..." gumam Sasuke sangat tidak jelas.
"Kau tadi dari mana sih?" tanya Itachi lagi.
Setelah ngobrol panjang lebar dengan Kyuubi, Itachi berniat pulang. Belum sempat menelpon, Sasuke sudah menghubunginya duluan dan memintanya menunggu di pelataran gedung. Tak berapa lama mobil Sasuke yang disopiri Juugo berhenti di depannya dan membuat Itachi terkejut saat melihat Sasuke sudah berada di dalamnya. Jadi, adiknya meninggalkan acara fashion show tadi karena ada urusan di luar?
"Hn..." Lagi-lagi Sasuke membalas tanya Itachi dengan gumaman tidak jelas.
"Kau tak asik ototou." dengus Itachi kesal karena sedari tadi diacuhkan begitu saja.
Sementara Itachi memilih bermain dengan handphonenya, Sasuke malah menatap pemandangan luar sambil bertanya dalam hati.
"Bagaimana keadaanmu Naruto?"

***

"Dia mengantar Naruto ke sini meskipun Kyuubi sudah menonjoknya?" tanya Minato shock.
"Bukan salahku!" sergah Kyuubi. "Salahnya membuka pakaian Naru."
"Apa?!" Minato shock untuk yang kedua kalinya.
Plakk! Ini kesekian kalinya Kushina menggeplak kepala orang hari itu.
"Kaasan!!" teriak Kyuubi kesal.
"Kenapa kau keras kepala sekali. Dia hanya membantu membuka pakaian Naruto agar adikmu tak sesak. Apa kau tak lihat bagaimana ia melepas wig Naruto tanpa menyakiti adikmu itu?"
"Aku memang tak lihat." jawab Kyuubi cuek seraya memainkan handphonenya. (baca: chatting dengan Itachi.)
"Ah, dia melepas wig Naru." ujar Naruto yang masih sadar saat Sasuke melepaskan wignya. "Dan bunga... Dia memberi Naru bunga..."
"Calla lili putih kan?" ujar Kushina seraya menunjuk ke jendela. Lili putih pemberian Sasuke bertahta manis di vas kristal yang Kushina beli dadakan. Kushina yang terlampau tau makna lili putih pun segera mengambil buket bunga yang tergeletak manis di sofa tempat Naruto pingsan.
"Ah..syukurlah." Naruto mendesah lega. "Kyuuni harus minta maaf padanya!" titah Naruto tegas.
"Apa?? Kenapa aku harus??" sanggah Kyuubi sebelum akhirnya mengangguk pasrah karena Naruto sudah melemparkan death glarenya. "Baiklah-baiklah. Akan kucari tau siapa anak ayam itu."

***

Naruto diperbolehkan pulang keesokan harinya. Tepat ketika Naruto keluar lobi rumah sakit, sebuah mobil sport berhenti di depannya. Kyuubi yang berada di belakang mobil itu sudah heboh menekan klakson. Berharap mobil mewah di depannya segera maju. Ia butuh menjemput Naruto dan kaasannya yang sedang mengurus administrasi rumah sakit. Sayangnya mobil itu tak bergeming. Kyuubi segera membuka kaca mobilnya dan hendak berteriak saat laki-laki seumurannya keluar dari pintu kemudi. Tubuh jenjangnya yang kekar terbalut sempurna oleh jas yang senada dengan warna rambutnya. Hitam kelam. Sebuah buket lili putih berada dalam genggamannya.
"Untukmu." ujar laki-laki itu saat berada di depan Naruto.
Bukannya mengambil buket yang disodorkan padanya, Naruto malah menyentuh pipi lebam itu dengan hati-hati.
"Maaf. Kakakku memukulmu."
Sudut bibir itu tertarik. Senang akan perhatian kecil Naruto.
"Untukmu." Laki-laki itu kembali mengulang.
Naruto pun buru-buru menerimanya sambil mengucapkan terima kasih.
"Kau!" ucap Kyuubi tertahan saat mengetahui bahwa si pemilik mobil yang tengah berbincang dengan adiknya adalah lelaki yang kemarin dipukulnya.
"Kyuuni...minta maaf."
"Sekarang Naru?"
"Kyuuni!" Naruto mulai kesal. Kakaknya benar-benar keras kepala.
"Maaf kemarin sudah memukulmu."
Tangan alabaster itu menjabat uluran tangan Kyuubi.
"Maafkan aku yang lancang."
"Namamu??" tanya Kyuubi.
"Ototou? Apa yang kau lakukan di sini?"

***

Sasuke dan Itachi kini terdampar di kediaman Namikaze. Pertemuan yang tidak disengaja. Kehadiran Kushina yang mengurai sedikit benang merah yang kusut. Membuat kedua putra Fugaku dan Mikoto itu duduk di meja yang sama dengan keluarga Namikaze untuk makan malam.

"Maaf kemarin sudah memukulmu."
Tangan alabaster itu menjabat uluran tangan Kyuubi.
"Maafkan aku yang lancang."
"Namamu??" tanya Kyuubi.
"Ototou? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Itachi yang baru keluar dari lobi rumah sakit bersama Kushina. Itachi yang waktu itu sedang mengecek kualitas pelayanan rumah sakit milik keluarganya tak sengaja bertemu dengan Kushina hingga keduanya memutuskan keluar bersama dan mendapati Sasuke, Kyuubi, serta si bocah pirang yang tengah terlibat sebuah percakapan serius.
"Aniki?"
"Eh? Aniki? Jangan-jangan kau.... Suuchan??" teriak Kushina histeris.

"Bagaimana kau tumbuh semenawan ini Sasuke?" tanya Kushina seraya menaruh stik daging ke atas meja. "Bibi tak lagi mengenalmu. Jika bibi tau pengusaha muda idola bibi ini adalah anak Fugaku dan Mikoto, bibi pasti sudah meminta mereka untuk menyuruhmu berkunjung ke mari."
"Bagaimana kaasan bisa tidak mengenalinya?"
"Kau sendiri juga tidak mengenalinya bocah!" ujar Kushina seraya menaruh kalkun panggang ke atas meja.
"Aku tidak membaca majalah bisnis." Kyuubi berargumen. "Kaasan pasti mengetahuinya dari majalah bisnis kan? Bukankah namanya jelas tertulis di sana?"
Kushina tertawa pelan. "Foto Sasuke hanya muncul sekali di dunia bisnis. Disebut-sebut sebagai partner Itachi, tanpa pernah menyebutkan nama."
"Aku tak suka publikasi bibi," ujar Sasuke mulai mengingat siapa wanita di depannya ini. 15 tahun lalu. Sasuke mengingatnya. Sepasang suami istri berkunjung ke kediaman utama Uchiha bersama kedua putra mereka. Satu seumuran dengannya dan satu lagi yang tak pernah Sasuke lupakan. Yang setiap tidur Sasuke remas bokongnya. Yang pipinya selalu menggoda untuk dimakan Sasuke. Yang Sasuke kecup bibirnya kalau terlalu banyak ngoceh. Yang Sasuke gendong kala menangis. Bayi gembul kuningnya.. Naru..... Eh? Sial! Bagaimana Sasuke sebodoh ini. Bayi gembul itu kan... Onyx Sasuke menatap intens wajah polos Naruto yang dengan takzim mendengarkan percakapan di meja makan ini. Bayi gembulnya... Narunya... Adalah Naruto!

***

Mendadak nggak ada ide.... 😭😭😭😭 Bingung mau dibawa ke mana alur ceritanya.. ada masukan readers????

Naru, Are You Okay?Where stories live. Discover now