Uchiha's Eldest and His Confession

9.8K 657 35
                                    

Hari masihlah sangat pagi ketika Sasuke terjaga dari tidurnya. Ditatapnya bayi pirangnya yang nampak damai dibuai mimpi. Dikecupnya pelan dahi Naruto sebelum beranjak dari ranjang. Pagi itu Sasuke memutuskan mandi air hangat di luar. Selesai mandi, Sasuke segera berpakaian. Mengenakan celana jins hitam dan kemeja putih lengan panjang. Selesai dengan penampilan, Sasuke segera menghampiri Naruto yang masih lelap.
"Hei, Naru. Bangun."

Tak ada respon.

"Kita harus ke rumahmu mengambil seragam. Kau tidak bermaksud bolos kan?"

"Nngghhhh...."
Tubuh mungil itu menggeliat. Mencari posisi tidur yang lebih nyaman.

Sasuke menegang. Meski sering mendengar berbagai bentuk desahan Naruto, tetap saja Sasuke belum terbiasa. Kumicho Taka-gumi itu pun hanya bisa meringis menahan Sasuke junior yang mulai menggeliat bangun. Sasuke pun segera keluar kamar seraya membawa kunci mobil dan merapal doa agar morning heatnya segera enyah. Beberapa menit kemudian ia kembali. Tangannya meraih dompet yang tergeletak di nakas dan memasukkannya ke saku celana.
"Kau harus sekolah bocah nakal." ujar Sasuke lagi seraya mengecup hidung mbangir naruto.
Yang dikecup hidungnya hanya mengerang sebal karena merasa terganggu. Kekehan Sasuke pun terdengar. Tanpa berlama-lama, Sasuke segera meraih Naruto ke dalam gendongan. Dibopongnya tubuh mungil itu ke garasi. Begitu sampai, Sasuke segera menidurkan Naruto di mobil. Meletakkannya tepat di kursi samping kemudi. Sama seperti sebelumnya, Sasuke kembali meninggalkan Naruto sejenak untuk menutup seluruh pintu yang tadi ia buka guna memudahkan misinya pagi itu. Misi memindahkan Naruto dari ranjang ke mobilnya. Tak berapa lama, Sasuke sudah siap di kursi kemudi. Sebelum tancap gas, Sasuke mengaitkan safety belt ke tubuh Naruto.
"Kita berangkat dobe." ujar Sasuke pelan sebelum membawa maserati gransportnya membelah jalanan konoha pagi itu.

****

Naruto mengerjapkan mata beberapa kali saat sinar matahari menyapa permata birunya. Samar-samar wangi tubuh Sasuke tercium. Naruto menoleh ke sumber wangi. Sasuke tengah lelap di sampingnya sambil memeluknya posesif. Naruto pun tersenyum lembut karenanya. Naruto mengedarkan pandangannya dan terkejut saat menyadari di mana ia berada.
"Kamarku," batin Naruto. "Bagaimana bisa aku ada di sini?"
"Aku yang membawamu," ujar Sasuke sedikit serak, khas suara orang bangun tidur.
Awal kedatangan Sasuke disambut oleh Kushina yang kebetulan juga baru bangun. Kushina sempat kaget melihat putra bungsunya dalam gendongan Sasuke. Namun, setelah Sasuke menjelaskan bahwa Naruto perlu sekolah dan berhubung si bungsu tidak bisa bangun, maka Sasuke membawanya seperti ini, Kushina pun menyuruh Sasuke meletakkan Naruto di kamar si pirang. Ketika Kushina menawari secangkir kopi, Sasuke menolaknya dan izin untuk menemani Naruto saja. Hingga tanpa sadar ia sudah jatuh tertidur dengan memeluk si pirang.
"Kenapa?" tanya Naruto seraya berusaha bangun. "Lepaskan tanganmu Suke~"
Sasuke pun melepas pelukannya. Si pirang pun langsung membuka lemari baju. Mengoprek lemari mencari baju seragamnya yang untungnya sudah distrika licin.
"Kau harus sekolah dan aku tidak ingin kau terlambat. Apalagi kau perlu seragammu, dobe."
"Sampai sedemikian rupa? Kau itu penculik atau apa, ha?"
Sasuke mendengus geli. Dihampirinya Naruto yang kini sedang mencari-cari boxer rubah kesayangannya.
"Yeah, aku memang pencuri. Pencuri hatimu," ujar Sasuke seduktif di telinga Naruto.
"Ish... Minggir teme, kau mengganggu! Ah, ini dia." seru Naruto senang mendapati boxernya berada di tumpukan paling bawah. "Dan lagi aku tidak bilang pencuri, tapi penculik."
"Kau lihat apa, Suke?" tanya Naruto saat Sasuke memandang dirinya dan boxernya bergantian dengan wajah err.... mesum...?
"Boxermu imut. Seperti dirimu. Apa belalaimu juga imut?"
"Belalai apa yang kau mak..sud..." Naruto melirik ke bawah. Ke arah mata Sasuke memandang. "YAK, KURANG AJAR KAU TEME!"

PLAK!!!

Dan Naruto pun segera melesat ke kamar mandi. Sasuke yang kena tamparan telak pun malah terkekeh gila. Tak ingin menggoda Naruto lebih jauh lagi, Sasuke segera turun. Menemui kepala keluarga Namikaze yang tengah anteng membaca koran paginya. Tak berapa lama mereka sudah terlibat obrolan bisnis.

Naru, Are You Okay?Where stories live. Discover now