Itachi and A Naughty Fox

7.4K 542 41
                                    

Ini barulah hari kelima dan Itachi rasanya ingin mati saja. Itachi duga, ketika Kyuubi meminta waktu seminggu, waktu itu akan digunakan oleh si rubah merah untuk berpikir. Nyata-nyatanya Kyuubi malah membuat repot Itachi dengan alasan, "Aku sedang mengujimu, keriput!"
Hari ini saja Itachi harus bolak-balik dari kantor ke kampus, begitu pun sebaliknya. Bahkan beberapa rapat penting terancam batal. Beberapa tender besar nyaris melayang dari tangan Uchiha. Sasuke yang bekerja di dunia bawah memantau perkembangan saham perusahaan pun sudah mencak-mencak marah saat Karin dengan entengnya berkata,
"Bersiap-siaplah bekerja lembur Sasuke. Itachi yang sedang jatuh cinta sama bodohnya denganmu. Sama-sama membahayakan aset Uchiha."
Maka, dengan penuh ancaman Sasuke meminta Itachi untuk tidak menggagalkan kesepakatan penting apa pun yang mungkin akan mereka ambil dalam minggu-minggu ini. Itachi apa tidak tau kalau ia harus susah payah duduk satu ruangan dengan beberapa orang penting demi memuluskan semua kerja sama yang akan menguntungkan Uchiha Group dan Taka-gumi? Sebenarnya Sasuke tidak ada masalah dengan negosiasi. Jika tidak selesai dengan ucapan, sharingan Sasuke yang akan menyelesaikannya. Namun, yang membebani hati si bungsu adalah para pelacur yang sering disewa para petinggi-petinggi tersebut. Entah mengapa, sejak mimpi bertemu Naruto, Sasuke enggan bersinggungan dengan mereka. Berbeda dengan dulu sebelum ada nama Naruto dalam hidupnya. Sasuke adalah seorang flamboyan. Play boy kelas kakap.
"Akan kuusahakan ototou."
"Kalau sampai gara-gara rubah buluk itu rencana kita terganggu, aku yang akan mengulitinya langsung aniki!"
"Berani menyentuhnya kupotong rambut unggasmu!"
"Lakukan kalau berani! Akan kusiramkan cairan eksperimen Suigetsu ke wajahmu. Biar keriputmu tambah banyak!"
"Brengsek kau Sasuke." geram Itachi dari seberang telepon. Merasa dinistai oleh sang adik.
"Hn. Bekerjalah dengan otakmu aniki. Manipulasilah si rubah itu seperti kau mempermainkan klienmu."
"Dia bukan mainan Sasuke!" hardik Itachi.
"Tapi dia submissive. Uchiha adalah dominan telak. Kau tau apa maksudku."
Dan Itachi pun terkekeh gila menyadari maksud sang adik. Yeah, kenapa dia melupakan fakta satu itu. Uchiha adalah sang dominan dan Kyuubi sebagai uke harusnya tunduk pada Itachi.
Baru saja Itachi menyusun rencana untuk menangani calon kekasihnya, ponselnya sudah berdering nyaring.
"Moshi-mo..."
"Jemput aku. Sekarang."
Klik. Telepon diputus sepihak. Itachi hanya bisa menggelengkan kepala. Tak lama kemudian Konan masuk ke ruang kerjanya.
"Itachi, lima menit lagi rapat dimulai."
"Hn," gumam Itachi seraya melangkah menuju ruang rapat.

***

Kyuubi termangu di pelataran parkir universitasnya. Hari sudah sangat sore ketika Kyuubi menelepon Itachi. Namun, sampai sekarang si keriput mesum itu belum muncul juga. Berdecih pelan, Kyuubi berniat menelpon calon semenya itu saat disadarinya ponselnya mati kehabisan daya.
"Sial!" umpat Kyuubi pelan. Menyesal ia menolak tawaran Shukaku, sepupunya, untuk pulang bersama.
Akhirnya Kyuubi bangkit dan berjalan keluar kampus untuk menyetop sebuah taksi. Tak berapa lama Kyuubi mendapatkan taksi yang diinginkannya. Setelah menyebutkan alamat, Kyuubi memejamkan mata sebentar dan berpesan untuk dibangunkan bila sudah sampai.

***

Itachi dan Konan baru saja mengantar kliennya keluar ruangan rapat ketika jarum jam menunjukkan pukul delapan malam. Hari ini cukup melelahkan. Meski begitu, Itachi pantas berpuas diri karena rapat tadi menghasilkan kerja sama penting. Selesai dengan urusan kantor, Itachi segera mengambil handphonenya berniat menghubungi rubah manisnya yang mungkin sekarang sedang marah atau malah rindu? Namun, titik merah yang berkedip-kedip di layar membuat Itachi menggeram kesal. Segera saja Itachi menghubungi kediaman Namikaze.
"Ya, Itachi kun?"
"Apakah Kyuubi sudah sampai di rumah bi?"
"Eh, belum. Tadi bibi sempat menelpon Shukaku. Katanya rubah manisku pulang bersamamu."
Rahang Itachi mengeras penuh amarah. Dugaannya benar. Ada yang tidak beres.
"Ada apa Itachi?"
"Ah, tidak. Tadi aku sedang rapat. Jadi, aku menyuruhnya pulang dulu. Kupikir Kyuubi pulang ke rumah, tapi sepertinya di menginap di apartemenku bibi karena tadi Kyuubi sempat membahasnya." bohong Itachi terpaksa. Yeah, bagaimanapun juga ia tak mau dicap sebagai mantu yang tidak becus menjaga kekasihnya sendiri oleh calon mama mertuanya itu. Hell no!
"Eh, menginap di apartemenmu?"
"Ya, apartemen Uchiha yang dekat dengan kampus Kyuubi, bi."
"Kau memberinya kunci apartemenmu? Sejak kapan?"
"Uhmm...ya. Kemarin, terakhir kali aku mengunjunginya di rumah." Itachi harus berbohong lagi. Dalam hati takut setengah mati karena mama Miko selalu mengajarinya untuk tidak berbohong apalagi pada orang tua.
"Baiklah. Bibi titip rubah manis bibi yang galak itu ya."
"Ya bibi. Selamat malam."
"Selamat malam Ita kun."
Begitu pembicaraan berakhir, Itachi segera bertindak.
"Konan," panggil Itachi.
Konan yang menyadari perubahan nada suara Itachi pun segera mendekat.
"Ambil alih kemudi ke Kota Hujan dan hubungi Deidara." ujar Itachi sembari berjalan cepat menuju lift yang langsung menuju basement parkiran dan melempar kunci mobilnya yang sigap ditangkap Konan. Tak berapa lama lift yang ditumpangi keduanya meluncur turun.
"Suruh dia menyiapkan helikopter dengan titik penjemputan mobil yang kau kemudikan."
"Perintahkan Tobi untuk bergabung dengan Deidara. Aku perlu kemampuan hacknya."
Ting! Pintu lift terbuka. Itachi dan Konan segera menuju tempat di mana mobil Itachi terparkir.
"Satu lagi, sebar semua anak buahmu untuk melacak semua tempat yang mungkin didatangi Kyuubi atau yang mungkin dijadikan sebagai markas penyekapan. Siapa pun yang menemukan pelakunya, bawa ke hadapanku hidup-hidup." perintah Itachi begitu sudah berada di dalam mobil.
"Dimengerti."
Bersamaan dengan itu audi hitam Itachi meluncur keluar dari basement. Dengan kecepatan tinggi, mobil itu membelah jalanan. Menyalip setiap mobil yang ada. Beberapa kali menerobos lampu merah, menikung tajam, hingga melakukan manuver-manuver gila. Hebatnya lagi konan melakukan semuanya sambil menelepon Deidara.

Naru, Are You Okay?Where stories live. Discover now