Pt. 1

32.2K 4.9K 1K
                                    

Eskalator subway metro Seoul melaju normal naik menuju permukaan.

Sengaja Soyeon menepi ke sisi kiri dan memberikan jalur kanan bagi orang-orang yang diburu waktu. Beban tubuhnya memberat setelah melalui hari panjang di kampus.

Semua ini terasa normal, walau beberapa kali gadis itu merasa ada yang hilang dalam hidupnya.

Pertama, ibunya meninggal karena kecelakaan. Kedua, Eunjo yang pindah ke Gwangju dan kemungkinan mereka hanya bertemu satu kali dalam satu tahun. Ketiga, kakaknya yang menetap di Daejeon sebagai dokter spesialis bedah umum. Terakhir, adalah Taehyung yang tidak mungkin ada di sisinya sekarang.

Gadis itu menghirup napas lelah. Tangannya merogoh tas kanvas, mengambil ponsel dan menghubungi Eunjo.

"Sedang apa?" tanya Soyeon begitu teleponnya terhubung.

Suara ramah Eunjo mendera telinganya. [Aku barus selesai makan malam. Kau sudah makan?]

"Aku baru saja kembali dari kampus."

[Serius?] tanya Eunjo panik. [Jangan terlambat makan.]

"Hey, calm down. Banyak warung makan di sekitar stasiun."

[Tidak baik menunda jam makan. Selebihnya aku tidak di sana untuk mengawasi.] ucap Eunjo gusar.

Soyeon mengerucutkan bibir. "Kau mulai terdengar seperti nenekku."

[Kau masih bersikap kekanakan, Lee Soyeon.] balas Eunjo tak mau kalah.

"Kau tahu, aku hanya bisa bersikap manja padamu. Tapi semakin hari cara bicaramu jadi sedikit lebih dewasa. Itu agak membosankan."

Eunjo tertawa tipis.

Bertepatan dengan itu Soyeon keluar dari pintu stasiun, menampakkan keriuhan malam kota metropolitan Seoul. Cahaya dari berbagai penjuru saling berbenturan. Deru mesin mobil beradu di jalan.

"Kapan berniat mengunjungi Seoul?"

[Tidak tahu. Sedikit lebih lama.]

Soyeon menggigit bibir bawahnya.

Ia tidak berharap mendapat kejelasan lebih lanjut dari sebuah alasan. "Baiklah. Hiduplah dengan nyaman. Jaga dirimu."

[Kau juga.]

Mereka terdiam beberapa detik.

"Hey, bagimu belajar pasti sangat menyiksa? Bertahanlah sampai wisuda nanti."

Di seberang telepon Eunjo mulai mengomel. [Semua ini tidak masuk akal. Setiap hari harus menulis review dan membaca buku.]

Tahu-tahu gelak tawa Soyeon tidak terkendali. Sementara Eunjo masih tetap mengeluh.

"Tiap kali menyangkut akademik kau menderita stress berat."

[Lebih baik memahami teori Charles Darwin dan menjelma menjadi manusia primitif.]

"You can get yourself over you," jawab Soyeon setengah menyiratkan nasehat.

Keheningan mengambil alih sebelum akhirnya Eunjo berdeham. [Bagaimana kabar hubunganmu dengan si artis populer? Akhir-akhir ini kulihat dia sering muncul di TV.]

"Hubungan kami masih berjalan mulus. Belakang aku juga sibuk."

[Baiklah, semua kesibukanmu bisa dimaklumi, Lee Master-nim.] ucap Eunjo usil. [Lalu apa lagi?]

"Terkadang Taehyung menjadi sangat cengeng," sahutnya sembari terus melangkah melintasi trotoar.

[Cobalah sesekali bertindak manis padanya. Pasti dia akan suka.]

The Bastard, SweetyWo Geschichten leben. Entdecke jetzt