Pt. 9

17.4K 2K 1.4K
                                    

Kangen ga?

Belakangan sibuk bgt sama ini itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Belakangan sibuk bgt sama ini itu. Konsentrasinya juga terbagi. Kita udah bukan mahasiswa lagi, jadi agak sulit untuk fokus job task dan wattpad. Huhu

1k komen di chapter ini kira-kira bisa ga?

Bukan apa kadang komen kalian semacam ada magisnya gitu. Terus ngetiknya jadi on fire lancar banget. Parah sih.

Kalo tercapai 1k kita langsung update sebelum jadwal. Enjoyyy.

*

"Aku harus segera pergi," kataku dengan nada serius.

Sekeluarnya dari kelas Dosen Won, aku berlari menuju lorong fakultas menghampiri lokerku.

Kujejalkan semua buku dari tas ke loker dan mengambil tas kamera dari sana, lalu menyangkutkan talinya ke leher.

Kukeluarkan ponselku dan mengecek beberapa pesan penting dari grup sesama pengelola situs penggemar.

Jika saja aku adalah tipikal gadis konvensional, aku akan mengakui terang-terangan bahwa aku cukup terkenal. Tetapi aku bukanlah tipikal gadis yang senang mempertontonkan segala hal.

"Pergi ke mana?" Rupanya aku tidak sadar Wonjae masih membuntutiku sepanjang koridor hingga pintu masuk gedung tadi.

Tanpa mengalihkan minat dari layar ponsel aku menjawab, "Ada kegiatan penting."

"Sepenting itukah?"

"Obviously." Kupercepat langkahku. Aku tidak bisa terlambat barang semenit.

Hari ini Taehyung akan menghadari press conference brand iklan. Aku tidak boleh terlambat jika ingin mendapat tempat paling depan. Jika terlambat aku akan kesulitan membidik Taehyung dari angle terbaik.

Setidaknya dengan memotong waktu perjalanan, aku bisa mengambil tempat persis di belakang kumpulan wartawan.

Astaga, berdiri satu langkah di balik awak media saja sudah merepotkan apalagi bila harus diselingi fansite master lainnya. Bisa-bisa kualitas fotoku menurun.

Sebagai masternim yang cukup tersohor tentu aku tidak boleh membuat kaum twitterku kecewa.

"Boleh aku ikut?" tanya Wonjae masih mengekor. "Aku bisa memberimu tumpangan."

Aku menggeleng tegas. "Tidak perlu." Akan sangat merepotkan kalau Wonjae ikut serta.

"Sekali ini saja, kumohon. Ijinkan aku ikut, Noona." Wonjae mengatupkan tangannya seperti patung Buddha.

Dengan sengit aku tersentak berbalik. "Demi Tuhan, Joo Wonjae, bisakah kau berhenti membuntutiku?"

Wonjae sontak terdiam. Dia memandangiku cukup lama sampai tiba-tiba air mukanya berubah sendu. Sudut-sudut bibirnya tertekuk ke bawah. "Kenapa noona selalu memarahiku? Salahku apa? Kenapa noona selalu kelihatan membenciku?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 10, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Bastard, SweetyWhere stories live. Discover now