Pt. 4

21K 3.6K 811
                                    

Akhir pekan kali ini Soyeon belum banyak menyusun rencana.

Sejak pagi ia hanya membaca e-reader. Biasanya ia pergi ke perpustakaan untuk menuntaskan tugas kampus atau sekedar berkutat pada situs miliknya.

Beruntungnya Taehyung menelepon dan memintanya datang ke gom sebelum ia mati kebosanan. Gom merupakan markas kecil yang terletak di belakang rumah orangtua Taehyung yang dimodifikasi sedemikian rupa agar lebih nyaman.

Kini tempat yang mereka susun dua tahun lalu itu berfungsi sebagai tempat bertemu satu sama lain. Atau bisa dibilang, tempat kencan pribadi.

Sebetulnya Soyeon merasa bimbang harus menyebut tempat itu layaknya ruangan atau rumah mini, karena ukurannya terbilang luas serta terpisah dari rumah utama.

Sesampainya di sana, ia melihat Taehyung terlelap di sofa yang terletak di pojok ruangan. Matanya segera mengitar.

Sudah beberapa minggu belakang ia tidak berkunjung. Beberapa barang seperti benda keramik, figur bearbrick dan tiga boneka beruang kecil masih tersusun rapi di rak-rak berbentuk persegi. Ada pula komik dan buku yang dibiarkan menumpuk di karpet berbulu di dekat tumpukan bantal. Lalu terdapat peta dan foto-foto polaroid mereka yang tersebar di dinding.

Semua ini membuat Soyeon nyaman dengan nuansa coklat bergradasi putih. Dari semua sudut, favoritnya tetaplah jendela. Di sana terdapat meja kayu dengan dua kursi saling berhadapan. Pada bingkai jendela tertata pot-pot tanaman.

Terlalu nyaman seolah ia sanggup membayar waktunya untuk menghabiskan sisa hidup di sini.

Ketika itu suara ketukan halus dari pintu terdengar. "Soyeon-ah?"

Soyeon menoleh. "Oh, annyeonghaseyo, Eommoni." Segera ia membungkuk hormat pada ibu Taehyung.

Wanita itu balas tersenyum. "Bisa bantu aku sebentar?"

***

"Eommoni, sudah berapa lama Taehyung tidur?" Sambil mengiris daun bawang Soyeon memperhatikan wanita paruh baya berambut pendek yang sedang mengaduk sesuatu di panci.

Walau hampir berkepala lima, di mata Soyeon kecantikan wanita itu tetap awet.

Wanita itu menjawab, "Empat? Lima jam? Entahlah. Anak itu tiba-tiba datang. Dia masuk seperti maling. Tidak punya aturan."

Soyeon terkekeh.

"Selain itu dia sering mengatakan padaku supaya memperlakukanmu dengan baik," ucapnya bernada keibuan namun terdengar unsur candaan. "Katanya, jika ada orang lain bersikap buruk terhadapmu, kau tidak segan meninju wajahnya. Itu benar?"

Soyeon tertawa geli. "Tidak benar," katanya jujur.

"Dia juga bilang kau hobi mencampur segala jenis minuman dengan kecap ikan?"

Kontan ia meringis. "Jelas-jelas eommoni tahu aku tidak suka kecap ikan."

Seketika wanita itu menoleh dari arah wastafel. "Ah, aku kena tipu lagi," keluhnya. "Selain itu, dia bilang kau sering memuja kerang ajaib?" Wanita itu memiringkan kepalanya ke kiri. "Apa itu kerang ajaib? Mungkinkah semacam jimat?"

Selanjutnya tawa Soyeon meledak hingga perutnya terasa kram. "Kim Taehyung hobi bicara melantur."

Padahal mereka sudah sering bertemu, anehnya, wanita itu masih percaya ribuan kalimat random Taehyung tentang dirinya yang bertolak belakang.

"Harusnya aku tahu anak itu sering berbohong." Wanita itu lekas mengganti topik. "Apa sudah selesai?"

"Masih ada beberapa lagi tangkai lagi. Akan kuselesaikan dengan cepat."

The Bastard, SweetyWhere stories live. Discover now