eclair ÷ 16

4.7K 646 23
                                    

chaeyoung menjemput arin jam enam kurang seperempat. sengaja chaeyoung ajak berangkat pagi banget biar nggak duduk belakang lagi. chaeyoung ingin merebut tempat duduk eunchae. arin udah tau eunchae bakal heboh kayak apa—waktu tau tempatnya dirampas begitu aja. chaeyoung sih nggak peduli karena sebelumnya itu tempat duduknya. cuma pas pertama masuk sekolah.

pas sekali pintu kelas dibuka. chaeyoung dan arin mengira mereka berdua yang datang. chaeyoung nggak pasang muka apa-apa, sedangkan arin tersenyum sebagai sapaan.

"pagi arin," balas dino.

cowok itu berlalu setelah memandang arin, tidak dengan chaeyoung. biasanya dino malu-malu kumbang menyapa chaeyoung. mata chaeyoung memperhatikan tiap gerak cowok yang menaksirnya itu. dino membuang sampah, lalu masuk ke kelas begitu aja. layaknya nggak sadar chaeyoung ada di sana. lebih tepatnya mengabaikan chaeyoung.

dia kenapa?, batin chaeyoung.

arin duduk di kursi sambil mengaca. jarinya membenarkan poni. hari ini rambutnya ia gerai. kuncir rambutnya entah hilang kemana. arin curiga kuncir rambutnya diambil kucing—langganan nyuri lauk di meja—yang sering mampir ke rumah.

"tumben nggak diikat rambutnya? lagi banyak pikiran?" tanya chaeyoung sambil melepas jaket bomber.

"nggak kok, lagi pengen aja." arin sedikit tersenyum. "rambut lo makin panjang ya, chae?"

"masa sih? rasanya masih sama aja." chaeyoung menepuk-nepuk ke atas ujung rambutnya. arin menganggukkan kepala.

"atau mark nanya ke lo kenapa nggak pernah digerai lagi rambutnya?"

muka arin berubah masam. cermin yang ia pegang diletakkan begitu aja di meja. dadanya naik turun dan suara hembusan napasnya bisa didengar.

"eee ... lo nggak apa-apa, rin?" tanya chaeyoung perlahan menyentuh bahu arin.

"lagi marah."

"ha???? sejak kapan lo bisa marah?" chaeyoung terbelalak. tumben amat ini cewek. biasanya cuma ngomel-ngomel kalo kesal sama orang. namun hari ini berbeda. arin benar-benar marah dan sedang mencoba mengontrol emosinya.

"mau gue beliin bweng-bweng nggak? lo mau datang bulan kayaknya."












jam istirahat. arin membereskan buku dan dimasukkan ke kolong meja. eunchae dan tzuyu bertanya-tanya—ada apa dengan arin hari ini. tadinya eunchae mau marah besar dan cerewetin arin dan chaeyoung. mumpung arin lagi not-in-good-mood, eunchae batal marah. chaeyoung yang merasa dipandangi kedua cewek di belakangnya hanya mengangkat bahu. tzuyu berniat nanya tapi terlambat. arin beranjak duluan dan berjalan keluar seorang diri.

"kenapa sih?!" keluh tzuyu kesal.

mark mengamati perginya arin. kedua tangannya dilipat di dada. arah pandangnya menatap ke luar jendela.

arin lagi mikirin apa sampe marah? apa gara-gara gue?, pikir mark.

renjun mengamati mark beberapa hari ini. entah apa yang merasuki temannya itu sampai setiap hari ada aja yang dipikirin. renjun gemas sendiri. kalau soal arin, kenapa nggak was-wes-was-wes kayak ke cewek lain. karena malas mengurusi urusan orang, renjun memilih diam dan memainkan game di hpnya.

"kalo gue salah kudu minta maaf nggak?"

renjun mendongakkan kepala. mark nanya ke dia apa gimana dah?

"lo nanya sama gue apa nanya sama jendela?" tanya renjun.

mark malah diam dan tetap memandang ke luar jendela. renjun menepuk-nepuk bahu mark tapi nggak ada respon.

eclair ─ mark lee × arin ✓Where stories live. Discover now