eclair ÷ 26

4.1K 646 60
                                    

"sayang, beliin bunda jagung serut dong." ujar bunda tiba-tiba.

"ha???" arin yang ada di sebelah bunda tercengang. keduanya tengah asyik menonton film sambil ngemut sesendok eskrim. "bunda ngga lagi hamil kan? arin ngga mau punya adek."

"ngga sayang, bunda lagi pengen aja habis liat kakak kamu jajan jagung serut kemarin."

"kirain lagi ngidam, ngga kayak biasanya bunda minta beliin jajan."

arin bangkit dan berganti baju. ia membiarkan rambutnya digerai dan menjepit rambutnya dengan jepit rambut biru kesayangan arin. arin memutar kode kunci sepeda dan menuntunnya keluar.

"ngga naik motor aja?" tanya bunda tanpa menilik arin.

"arin kan payah nyetir motor, bun." arin melaju dengan sepeda gunung hitam milik ayah.

arin mengkayuh sepeda sambil menikmati semilir angin malam. bisa-bisanya malam-malam begini minta tolong anak gadisnya keluar. angin malam ini terasa dingin karena sore tadi hujan.

jalanan masih basah dan ngga sengaja arin jeblos ke dalam genangan air. untung ngga ngebut, kalau iya belakang jaketnya udah banyak timbul bercak cokelat.

seperti biasa jalanan ramai setelah hujan. orang-orang keluar mencari makan malam atau sekedar jalan-jalan──biar ngga gabut dekem di rumah doang.

arin berhenti di depan indomei, tempat bapak-bapak yang biasa jualan jagung serut. lumayan ramai. malem-malem enaknya beli yang anget-anget, apalagi habis hujan. di sebelahnya ada bakul ronde yang benar-benar menggoda. arin berniat membeli kalau ada sisa uang.

"yah lupa nanya bunda mau rasa apa!" arin menepuk jidat. dengan bodohnya arin langsung melaju ngga nanya bunda mau rasa apa. yaudah terpaksa arin beliin dua. satu rasa balado, satunya rasa coklat keju.

"heh!" tiba-tiba lengan arin disikut seseorang. dari suaranya sih cowok. arin langsung minggir dan mengelus lengannya.

"lah ngapain lo di sini, din?"

"main ke rumah mark." dino cengengesan, senang berhasil mengagetkan arin.

"kirain tadi siapa. sendirian aja?"

"ada mark tuh, lagi beli minuman aneh-aneh sama haechan." jempol dino menunjuk ke belakang.

"ngga sama renjun?"

"lo nanyain renjun? anak itu mana mau keluar malem-malem. lagian rumahnya jauh."

"lah rumah lo sama haechan kan juga jauh."

"anak rumahan sama anak kelayapan beda, rin." dino menyilangan kedua telunjuknya.

"hahaha, iyaiya." arin terkekeh. "berapa pak?"

"tujuh ribu dek."

"saya aja yang bayarin pak," sahut dino tiba-tiba.

"ih, dino!"

"udah ngga apa-apa. kan kelas kita barusan menang jadi gue traktir lo malem ini." dino dengan sombongnya mengeluarkan selembar uang merah dari dompetnya yang tipis. iya di dompetnya cuma ada uang seratus ribu.

"kalau gitu balik duluan ya, makasih udah bayarin. kapan-kapan gantian gue yang traktir." arin melambai dan berjalan menuju sepedanya.

"bentar, rin!" dino berlari kecil menghampiri arin. arin mengedipkan mata. "eeee, lo sama chanhee gimana? jujur gue ngga nyangka lo pacaran sama tuh bocah."

"udah putus kok," jawab arin santai.

dino ngga nunjukin ekspresi kaget. biasa aja karena dia udah menduga arin dan chanhee ngga akan berjalan lama.

"gue mau nembak chaeyoung tapi kok gue ngga sanggup," kata dino mengalihkan pembicaraan.

"tembak aja. kemarin dia ngga rela lo deket sama mina." arin naik──duduk di atas pedal sepeda.

"serius? mmm, nanti-nanti aja deh nembaknya. dia masih galak sama gue." dino malu-malu gitu mukanya. ingin rasanya arin nampol mukanya yang menggelikan itu.

"yaudah gue balik duluan ya. keburu mark selesai bayar terus liat gue. bye."

"et, et bentar!" tiba-tiba dino berdiri di depan arin dan menghadangnya. tangan arin spontan menekan rem.

arin mendecak. "apa lagi?"

"nanti gue invite ke multichat."

"multichat apaan?"

"iya iya, udah ya gue balik. mark udah keluar tuh, gue malu."

arin mengkayuh sepedanya cukup cepat, berusaha kabur supaya ngga ketahuan doi.

mark dan haechan menghampiri dino dengan plastik penuh berisi aneka jajanan dan minuman. mark dan haechan kebingungan mendapati dino yang memandang sesuatu entah apa. ngga ada siapa-siapa tapi dino senyum-senyum ngga jelas.

"kesambet, tong?" haechan menggoyangkan tangannya di depan muka dino.

"doi lo barusan pergi," jawab dino ngga peduli ada haechan di depannya.

"siapa lagi kalo bukan si kucir kuda."

"serius lo? mana mana?" mark mencari sosok arin namun hasilnya nihil. "bohong kan lo?"

"beneran gue habis ngomong. dia udah putus sama chanhee──"

"mantap!!" haechan menggelengkan kepala dan bertepuk tangan. "lo kapan putusin naeun?"

"malem ini mungkin," jawab mark santai kayak ngga ada dosa sama sekali udah mainin anak orang.

"ANJAYYY KAPALKU BERLAYAR!!!" pekik haechan heboh. dino cepat-cepat membungkam mulut haechan sambil berjalan.

"kita salah ngajak dia keluar. harusnya tadi kunciin aja di kamar," cetus mark.

mark senang tau arin dan chanhee putus. jadi dia bisa mengakhiri hubungannya dengan naeun, meskipun ngga ada faedahnya selama dia pacaran dengan naeun. ya dia jarang membalas chat naeun, bahkan terlalu malas membalasnya. mark hanya memanfaatkan naeun, untuk bersikap manis dengan gadis itu di depan arin.

harusnya kemarin dia mendengarkan perkataan nyai yeri. kalau saja dia ngga terlarut dalam emosi waktu itu. setelah ini pasti naeun ngga mau putus dengannya.

gadis itu sangat senang saat ditembak. mark berpikir naeun terlalu bodoh, padahal mark ngga melakukan pedekatan sama sekali. harusnya naeun merasa janggal, mark tiba-tiba nge-dm dan mengajaknya berpacaran. kalau diingat-ingat mark hampir tertawa, tapi di satu sisi dia juga merasa jahat. ya dia sadar kok kalau dia memang jahat, wkwkwkwk.








mark
naeun?
putus yuk wkwk

naeun
lo suka sama tuh cewek ya?
brengsek lo sumpah

mark
memang

naeun
kalo gue ngga mau?

mark
bodat




"lo mutusin naeun kayak ngajak ribut," tutur haechan yang memperhatikan jari mark berkutat di keyboard.

"gue ngga suka sama cewek kayak naeun. cantik sih, tapi masih cantik tzuyu." mark asal melempar hpnya ke ranjang.

haechan menyandarkan kepalanya di bahu mark. "terus lo mau gimana sama arin?"

"ngga tau, hehe."

"main-main sama arin gue hajar lo sampe bonyok!" sahut dino galak. ya dino serius mengatakannya, sampai mark ngga berani berkomentar. begitu juga haechan yang biasanya ngomong seenaknya, kali ini kicep no comment.










kalau gue bikin work mark lagi tapi au gimana gengs? :'v

eclair ─ mark lee × arin ✓Where stories live. Discover now