eclair ÷ 22

4.2K 617 29
                                    

hubungan arin dan chanhee udah jalan empat hari. kawan-kawan arin ngga ada yang berani bahas. tzuyu diam aja dari kemarin, chaeyoung selalu pura-pura ketawa dan meninggikan suara ketika bicara, keliatan banget lagi menyembunyikan sesuanu.  sedangkan eunchae makin nempel dengan haechan──ya tiap hari mereka juga nempel terus sih. mark juga ngga ngomong apa-apa. renjun agak canggung mau ngobrol sama arin kayak biasanya. soalnya renjun kemana-mana bareng mark, pastilah renjun ngga enak. haechan udah kicep, ngga koar-koar "mark lope lope arin polepel tugedel". iya ngga jelas banget haechan. cuma dino yang masih kayak biasanya, hanya saja dia lebih perhatian.












"aargh, ujiannya selesai senin depan ya." chaeyoung mendengus. arin mendengarkan sambil membolak-balik buku ngga semangat.

"rin, jangan belajar terus dong~~~~" ujar chaeyoung dengan imut, mendusel-dusel lengan arin seperti kucing. arin cuek, sekilas tawanya keluar.

"AKHIRNYA LO KETAWA JUGA! KESEL GUE LIAT LO DIEM MULU!" chaeyoung menyenggol sikut arin dengan sikutnya. arin tersenyum lagi.

"kan gue biasanya diem, chae."

"tapi diem lo kali ini beda banget tau! lo tuh harusnya bahagia, kan udah pa──" mata chaeyoung melirik ke kanan dan ke kiri. lalu matanya berhenti ke arah dino.

"kalo ngomong, gue pletak pala lo sampe bocor!"

iya itu dino. akhir-akhir ini dino jadi galak. bayi kayak dia kenapa gedenya cepet banget. pikir chaeyoung.

chaeyoung menyandarkan kepala di bahu arin. ia mengemut permen loli, dan mebuang-buang waktu dengan  melamun sampai dibunyikan bel masuk.

arin daritadi membolak-balik catatannya. ngga ada materi yang masuk. jelas, pikirinnya sekarang bukan tentang ujian semester. tapi kepalanya dipenuhi dengan mark mark mark mark mark mark. dan yang terakhir chanhee. mata arin berubah sayu. apa salah, dia menerima chanhee karena terpaksa? dia menjadikan chanhee sebagai cara lain supaya dia melupakan mark──walaupun jelas kalau itu sulit baginya. arin tau, pada akhirnya dia akan menyakiti chanhee kalau sampai pacarnya sekarang itu tau yang sebenarnya.

jujur aja, arin menyesal telah menerima chanhee. awalnya ia ngga ada niatan untuk menerima chanhee. arin ngga mau menyakiti perasaan chanhee dengan menolaknya. apalagi arin ngga memiliki rasa yang sama dengan chanhee. arin menarik napas dalam-dalam. chaeyoung melirik sekilas, lalu kembali bersandar di bahu arin.



"ANJERRR PARAH WOYYY!" seru seseorang dari tangga.


semua anak kelas 12-IA-4 menoleh ke sumber suara. kelas lain yang ngga sengaja dengar, ikutan mencari suara cewek berisik itu. muncullah mina dan siyeon. mereka berdua memasang muka syok. kepala mina menggeleng-geleng seakan ngga percaya kenyataan.

"kenapa, min?" tanya dino.

"hot news, din! temen lo ... mark ... boncengin cewek!" balas mina dengan nada tinggi.

"gausah ngaco lo, min. gue tau mark berangkatnya agak telat dari biasanya," sambung renjun.

"tau dah. mark bukan cowok yang sembarangan mau nebengin cewek, kecuali arin sama tzuyu!" bantah haechan──namun mulutnya mendapat tamparan keras dari eunchae.

"serius! gue liat sendiri kok." siyeon membantu mina menjawab.

arin memandang keributan yang dibuat teman-temannya. mark boncengin cewek? siapa tau yeri. itulah yang terlintas di kepala arin. kalau itu yeri, arin ngga masalah. lagi pula mark dan yeri putus karena alasan ngga jelas. kalaupun balikan arin ikhlas aja. mau bagaimana lagi?

"pulang nanti aku tungguin di depan ruangan ya."

"oke. gapapa nih? kamu ngga ada acara main sama temen?"

"kan uas, sayang. mana boleh main."




semua mata tertuju pada cowok dan cewek yang berjalan bersama──barusan keluar dari parkiran cowok. arin kepo, tapi tetap duduk di tempat bersama chaeyoung. chaeyoung menggenggam tangan arin. arin merasakan tangan chaeyoung yang dingin. kenapa? arin bertanya-tanya. chaeyoung sedikit menunduk karena takut. renjun beranjak ke sebelah haechan dan dino. udah ngga kuat nahan rasa penasaran.

cowok yang dikenal renjun, haechan, dan dino beneran jalan bareng cewek. udah gitu ngobrol sambil senyum-senyum. mereka tambah dibuat kaget dengan cewek yang ada di sebelah mark.

"HAAA? NAEUN BUKAN SIH?!" pekik eunchae.

chaeyoung langsung bangkit untuk melihat langsung dengan mata kepalanya. arin tersentak. naeun, cewek yang dari dulu berusaha pedekatein mark tapi ngga pernah digubris.

mark dan naeun dadah-dadah sebelum berpisah karna ruang ujian yang berbeda. cewek-cewek yang naksir mark memandang dengan tatapan kesal. iyalah naeun cewek pertama yang naksir mark duluan, berhasil jadian dengan mark. gimana ngga goals buat para ciwi yang lumutan naksir mark. arin memandang punggung naeun setelah pacar baru mark lewat. kenapa bisa kebutulan begini, mark dan naeun jadian setelah dirinya jadian dengan chanhee?
















chanhee keluar dari ruang tes tiga puluh menit sebelum waktu ujian selesai. dia menunggu arin selesai di depan ruangan arin. ia mengamati arin dari jendela. hanya rambut dan matanya saja yang nongol.

setelah arin keluar, chanhee menarik tangan arin membuat gadis itu kaget. "kaget yaaa?"

"iya tau! kirain siapa main tarik tangan gue──eh aku."

"santai aja, rin. ngomong kayak biasanya aja ngga apa apa." chanhee tersenyum membuat arin ikut tersenyum. arin makin ngga tega melihat chanhee tersenyum. kalau chanhee tau yang sebenarnya, apa chanhee bisa tersenyum seperti sekarang? arin ngga sanggup melihat wajah kecewa chanhee di hadapannya.




"kamu mau makan dulu ngga?"

"mmm, terserah aja deh. aku ngikut kamu aja."



mark dan naeun melintas di depan arin. keduanya tampak bahagia. naeun jelas bahagia, senyumannya terus mengembang sejak pagi tadi. tapi, arin ragu dengan mark. ekspresinya seperti dipaksakan. arin memejamkan mata kuat-kuat lalu membuka matanya lagi. dia ngga boleh berpikiran negatif begitu.

"jangan didengerin, jangan dilihat." suara chanhee masuk ke dalam telinganya. arin menoleh.

"anggap aja mereka ngga ada. kalo perlu pake headset setel lagu goyang nasi padang sampe budeg." chanhee mengeluarkan headset putih dari kantung jaketnya.

arin tertawa.

"jangan pura-pura ketawa gitu. aku tau kamu sedih liat mark jalan sama naeun kan?" perkataan chanhee ada benarnya. tapi buat apa dia sedih? sekarang ada chanhee yang ada untuknya. ngga kayak mark tau-tau ada, tau-tau ngilang. ngegantungin dan ngga pernah jelas tujuannya mendekati arin.

tau sih, kalau mau jadi temen oke aja. apalagi ngasih perhatian. wajar aja. tapi kalau sampai ngelarang arin dekat dengan chanhee, dan marah-marah karena arin pergi dengan chanhee──baru ngga wajar. kenapa kalau arin jalan atau pulang bareng dino, mark ngga pernah komplain? arin kesal sendiri.

"pulang bareng yuk. sampe rumah tidur aja, istirahat dulu sebelum belajar." chanhee mengingatkan.

arin mengangguk. "siap bos!" arin memberi hormat pada chanhee. chanhee menepuk-nepuk kepala arin.

keduanya berjalan sampai dihadang dengan kaki seseorang.

"sori, tapi hari ini gue yang nganter arin pulang."

chanhee ngga berani nolak kalau udah berurusan dengan chaeyoung.








eclair ─ mark lee × arin ✓Where stories live. Discover now