T I G A

293K 17.5K 163
                                    

Cerita ini sudah di revisi

Happy Reading

***

   "Assalammualaikum" ucap Maura saat memasuki rumah dan mendapati ayah nya dan Jessica sedang berpelukan di sofa. Maura menghela napas kasar. Pandangan yang paling menjijikan baginya melihat kemesraan mereka. Maura tahu, jika Jessica sudah berkelakuan manja terhadap ayahnya, pasti wanita itu ingin meminta sesuatu.

"Mas, aku mau belanja baju sama tas, bosen pakai yang itu-itu terus. Apalagi tadi aku liat ada tas keluaran terbaru dari Dubai, stoknya terbatas mas"

Maura berdecak miring, benar kan dugaannya.

"Dasar matre" cibirnya saat melewati mereka, melangkah ke arah anak tangga menuju kamarnya.

"Ngomong apa kamu tadi?" tanya Jessica saat tidak sengaja mendengar apa yang Maura ucapkan.

Maura berbalik saat kakinya menginjaki ujung anak tangga, menatap Jessica datar.

"Matre! Lo matre, bisanya morotin harta bokap gue. Hati-hati lo matinya susah!"

Plak!

Samuel menamparnya. Tamparan yang sangat perih di kulit pipi kirinya hingga menimbulkan bekas merah yang pasti tidak akan cepat hilang. Entah sejak kapan Samuel menghampirinya. Saking bencinya Maura pada Jessica hingga tidak menyadari jika ayahnya itu menghampirinya.

"Berani sekali kamu berbicara seperti itu pada ibumu!" teriaknya marah.

"Rara gak punya ibu berhati dan bermuka iblis kayak dia!"

Maura terjatuh karena Samuel kembali menamparnya keras. Maura memegangi pipinya yang terasa panas dan perih. Bahkan sudut bibirnya terluka dan mengeluarkan darah.

"Udah mas, kasian Maura" Jessica melangkah mendekati Samuel, memainkan drama.

"Sudah berapa kali saya bilang, jangan pernah berkata kasar pada ibumu!" bentak Samuel.

"Lalu gimana dengan ayah? Ayah gak pernah bersikap lembut sama Rara, ayah gak pernah mikir perasaan Rara setiap ayah bersikap kasar ke Rara!" teriak Maura. Air matanya jatuh membasahi kedua pipinya. Sedikit pun, Samuel tidak pernah bersikap lembut padanya.

"Karena kamu anak sial!!"

Kalimat itu benar-benar menohok hati Maura. Air matanya semakin deras, hatinya benar-benar hancur mendengar apa yang di katakan Samuel barusan. Sebegitu bencinya kah Samuel padanya?

"Saya dapat laporan dari sekolah kalau kamu membolos lagi. Kapan kamu berhenti menjadi anak liar hah?! Berhenti membuat saya malu! Menyusahkan! Dasar bodoh! Dasar anak sial!!". bentak Samuel sembari melepas gespernya lalu melayangkannya ke tubuh Maura, memberikannya hukuman.

Sore itu, Maura kembali mendapatkan pukulan ayahnya. Pecutan demi pecutan terdengar sampai kamar Kinara. Kinara terduduk memegang kedua lututnya. Air matanya menetes mendengar teriakan ayahnya juga jeritan kesakitan Maura di bawah sana. Kinara tidak pernah ingin melihat setiap kali ayahnya memukul Maura. Tetapi setelah kejadian itu, Kinara pasti membantu Maura mengobati lukanya walaupun Maura selalu ketus menolak bantuannya. Tapi setidaknya apa yang Kinara lakukan akan sedikit berguna bagi saudara tirinya.

❄❄❄

Malam ini Maura sudah berada di balkon kamarnya. Duduk di sofa kecil memandang bintang-bintang yang berkilauan. Maura merindukan bundanya.

"Bunda apa kabar di sana? Baik kan bun?" Maura tersenyum menatap bintang yang paling terang. "Jangan khawatirin Rara, Rara baik-baik aja kok" Maura menundukkan kepalanya, wajahnya berubah sendu.

My boy Is Cold Prince [SUDAH  TERBIT] Onde histórias criam vida. Descubra agora