D E L A P A N B E L A S

237K 14.5K 263
                                    

Cerita ini sudah di revisi

HAPPY READING

***

Maura membuka matanya dan menguap lebar. Gadis itu menatap jam weker di mejanya yang menunjukkan pukul 6 pagi. Hari minggu biasanya waktu Maura untuk menghabiskan waktu liburnya dengan bangun siang, namun hari ini gadis itu berniat untuk berolahraga. Rasanya tidak baik juga jika waktu liburnya hanya ia habiskan untuk bermalas-malasan di kasur tanpa brolahraga.

Maura menguncir rambut panjangnya kemudian beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

Lima belas menit kemudian Maura sudah siap dengan mengenakan kaus hitam dan celana pendek abu-abu serta sepatunya yang senada lalu rambut panjangnya yang ia ikat kuda. Maura memasang earphone birunya kemudian keluar dari rumahnya dan mulai berlari sesekali menyapa beberapa orang yang di kenalnya di lingkungan itu.

Maura mengistirahatkan tubuhnya di bangku setelah ia sampai di taman, tentu saja kelelahan karena habis berlari dari rumahya menuju kemari. Peluh menghiasi wajah cantiknya dan tenggorokannya pun juga sudah terasa kering, padahal Maura sudah menghabiskan satu botol mineral di pertengahan jalan tadi. Gadis itu akhirnya beranjak dari tempatnya menuju warung untuk membeli minuman.

"Pak, air putihnya satu" ucap Maura yang masih ngos-ngosan. Penjual itu meletakkan botol minumannya.

"Berapa Pak?"

"Tiga ribu neng"

Maura baru akan memberikan uangnya pada penjual tersebut sebelum seseorang merebut minumannya dan menenggaknya hingga setengah botol.

"Heh es batu! Itu punya gue!" omel Maura melihat Arkan tiba-tiba datang dan mengambil minumannya begitu saja sedangkan Arkan hanya melirik gadis itu sekilas.

"Satu lagi pak" penjual itu memberikan satu botol lagi pada Arkan.

"Makasih" Arkan pun berlalu setelah memberikan uangnya pada penjual tersebut meninggalkan Maura yang tengah menatapnya kesal.

"Kenapa selalu ketemu dia terus sih?" Maura menghentakkan kakinya kesal.

"Jodoh kali neng" sahut bapak penjual tersebut dengan cengirannya membuat Maura menatapnya dengan bibir yang mengerucut sebal.

"Jadi beli minumannya neng?"

"Nggak jadi" Maura berlalu dari sana dan mengikuti Arkan dari belakang ketika ada ide terlintas di otaknya. Maura mengendap-endap berjalan di belakang Arkan kemudian dengan cepat ia merampas botol minuman di tangan kiri Arkan lalu meneguknya hingga tak tersisa. Maura mendesah lega karena akhirnya rasa hausnya hilang. Sedangkan Arkan hanya menatap Maura datar lalu pandangannya beralih menatap botol kosong yang Maura pegang.

"Apa?!"

Arkan mengangkat botol mineral miliknya yang sudah habis setengah sembari menatap Maura datar. "Ini punya gue".

"Ya terus kenapa? Lo beli dua buat lo kan?" tanya Maura, Arkan menggeleng.

"Yang lo minum itu punya Reyhan" satu kalimat dari Arkan yang sukses membuat Maura terbelalak kaget hingga gadis itu terbatuk-batuk akibat tersedak salivanya sendiri. Maura menatap Arkan panas dingin.

"Serius lo?!"

"Hm" balas Arkan hingga Maura menelan salivanya.

'Mampus gue!' batin Maura panik. Maura langsung membalikkan tubuhnya ketika ia melihat sosok Reyhan dari arah belakang Arkan sedang berlari ke arah mereka.

"Mana minuman gue?"

Arkan menoleh ke arah Reyhan yang sudah berdiri di sampingnya lalu beralih menatap Maura, membuat Reyhan mengikuti arah pandang adiknya itu.

My boy Is Cold Prince [SUDAH  TERBIT] Where stories live. Discover now