chapter 18

8.6K 396 6
                                    


"Temenin aku makan, aku lapeer" jawab El mengelus perutnya.

"Ya udah yuk" Candy beranjak dari duduknya menarik pergelangan tangan El, sedangkan cowok itu tersenyum memandangi gadis yang kini berjalan didepannya dengan tangan masih menariknya.

Siapa sangka hanya karna khawatir kepada gadis ini, jantungnya sudah seperti lari maraton.

"Buju busrak, si Monyet tadi ngibrit cuma buat nyamperin Candy, Astaga!!" ucap Ical menepuk dahinya ketika dari tempatnya nongkrong saat ini melihat El dan Candy berjalan beriringan.

"Cuma Candy yang bisa ngalihin dunia tu bocah" tambah Reno.

"Sekarang juga udah kagak pernah ke kelap lagi" sahut Genta.

"Juga kagak pernah noh maen perempuan lagi, si Candy mah kecil-kecil cabe rawit" tambah Gery.

"Bakal jadi generasi Preman pensiun," canda Genta.

"Kuylah... susul!! Paling enak ngrecokin orang pacaran" ajak Gery.

Tak sampai lima menit ketika El kembali ke meja si mungilnya itu sudah di kerubuti oleh keempat temannya, dalam hati ia mengumpat kenapa selalu saja ada para biang onar ini bahkan kini si ical sudah menopang dagu menatap Candy yang tengah tertawa karna ulah konyol mereka.

"Jaga tu mata, ngeglinding mampus lo" ujar El kepada Ical, ia selalu saja tak suka ada orang lain yang berlama-lama menatap Candy sekalipun itu temannya sendiri dan juga tak mungkin Ical merebut di mungil itu darinya.

"Ya abis bening bgt,, kaya air pegunungan" sahut Ical sengaja menambahi bumbu agar El cemburu karna ia tau El tidak suka gadisnya ini dikagumi oleh orang lain.

"Kayak ada manis-manisnya gitu haha" sahut Gery.

Mata Elang milik El sudah menerkam Ical, kalo kata anak-anak mah tatapan maut, kelar hidup lo kalo udah dapet tatapan itu dari seorang Erlangga.

"Mampus lo Cal" pekik Reno dengan tertawa.

Bukannya takut El justru semakin menggodanya, ia yakin El tak akan membunuhnya di depan Candy, paling juga paling mentok toyoran.

"Udah, ini di makan dulu" pinta Candy lembut menarik tangan El untuk duduk dan segera memakan apa yang dipesannya.

"Kali ini lo beruntung lain kali buntung" celetuk Genta saat El menuruti apa kata Candy.

"Gue mah Aman kalo ada Candy, kan Candy Ibu Peri yang baik" sahut Ical membuat El spontan membulatkan matanya.

"Waah songong nih bocah, giling aja udah El" ujar Gery.

"Ibu Peri tolongin Lala" rengek Ical mendekat kearah Candy.

"Lo minta gue mutilasi beneran!!" Kecam El.

"Hahaaa,, film jaman bahola dibawa-bawa!!" sahut Reno.

"Najis emang nih bocah satu, perlu di rukiyah" timpal Genta menjitak kepala Ical.

"Biar gue beresin El" ucap Gery berdiri lalu menarik tubuh Ical dalam hitungan detik keduanya sudah bergelut saling menyerang di lantai kantin tak peduli menjadi bahan totonan di siang bolong seperti ini.

Candy tertawa melihat tingkah dari dua kakak kelasnya yang selalu saja meributkan hal-hal kecil.

"Rizal Admajaya.. Gery Bramantio Putra!!"

Mendengar nama lengkap mereka di panggil keduanya seketika berhenti, seakan sudah hafal siapa lagi yang memanggil nama mereka secara lengkap kalo bukan guru ter-killer disekolah ini. Ya nama lengkap kelima geng rusuh ini memang sudah di hafal oleh satu sekolahan terutama para guru!.

se-RASADonde viven las historias. Descúbrelo ahora