Chapter 37

6.8K 342 17
                                    

Selamat membaca 🙏

***

"Aku ingin bilang kesemua orang, jika sebenarnya akulah yang jauh lebih beruntung memilikimu"
_Candy Azzalea_

***

    Setelah puas didanau kini keduanya sudah berada di rumah pohon, El berbaring dengan kaki kanan ditumpukan pada lutut kaki kirinya sedangkan Candy memilih duduk disebelah mengayun-ayunkan kaki ke bawah, sudah dua jam mereka berada diatas sini mengobrol hal-hal sederhana kadang terdengar suara tawa riang dari keduanya, ato protes dari Candy karena El suka bicara ngawur.

"Kak, aku minta maaf ya" ucap Candy setelah hening beberapa saat.

"maaf buat?"

"tadi pagi aku udah marah-marah, aku gak mau ngertiin kak El yang masih ngantuk, tapi kak El tetep baik sama aku."

Candy memang merasa bersalah karena tadi sudah marah gak jelas, padahal jika dipikir ulang El sllu menuruti semua permintaannya, si preman itu sllu berusaha jadi lebih baik untuknya, si tengil itu sllu berusaha membuatnya senang. Ya meski tidak bisa dipungkiri juga jika tadi El memang sedikit menyebalkan, tapi semua itu sudah dibayar dengan membawanya kesini, siapa sangka El ternyata lebih tau cara membuat hatinya senang ketimbang dirinya sendiri.

"kak El sllu baik sama aku." tambah Candy yang kini menoleh kearah belakang dimana El sedang tiduran dengan kedua tangan sebagai tumpuan.

El mengulum senyum, kembali teringat bagaimana tadi waktu gadisnya itu ngambek dengan menghentak-hentakkan kaki mungilnya.

dengan santai ia menggoda Candy."gimana tadi pas ngambek, coba diulang"

"Kaak El!."

"siapa yang ngajarin gaya kayak tadi? gaya baru, iya? ato jangan-jangan dirumah kalo lagi ngambek begitu ya?" goda El bangu dari tempatnya,menatap selidik kearah Candy.

"Kaaak El" protes Candy sudah menahan malu karena sebenarnya yang diucapkan El memang benar.

"manjaaaa"

"biarin"

"anak manja, sukanya ngambek!" ledek El.

"kak, udah ih"

El tertawa lepas lalu menarik tubuh kecil itu kedalam dada, dikunci dengan satu lengan besar miliknya.

"ini ni yang paling manjaaaa" celetuk El lagi mengacak rambut Candy dengan gemas.

Candy memilih menyembunyikan wajahnya didada El,karena rasa malu yang mengakibatkan aliran panas di area pipi.

"tapi aku sayang banget sama si manja ini" lanjut El seraya mencium pucuk kepala Candy.

Hari sudah menjelang sore, bahkan matahari sudah berada di ufuk barat yang sebentarlagi akan digantikan oleh bulan.

Di jalan stapak yang kecil terlihat cowok tinggi berjalan sesekali kakinya menendang kerikil kecil yang ditemuinya dan menggedong seorang gadis mungil yang terlihat begitu nyaman melilitkan tangan di leher dan menyandarkan kepala ke bahunya.

se-RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang