Chapter 39

5.5K 337 26
                                    

selamat membaca 😊

***

      Candy masih diam didalam kelas,hanya ada ia sendirian teman-temannya sudah pulang sejak Bel berbunyi termasuk Rena, si cempreng itu sudah ngacir bersama Ily untuk pergi kesalon meninggalkan Candy yang dalam keadaan sedang tidak baik-baik saja.

Tatapan mata terakhir dari El membuat dadanya terasa sakit, bahkan kecupan dikening yang biasanya membuat kupu-kupu di perutnya berterbangan kini terasa pilu.

Marah, sedih, kecewa, khawatir semuanya jadi satu, terlebih laki-laki itu belom sempat menjelaskan semuanya. Candy terlarut dalam lamunannya, wajah ceria itu terlihat murung, bulir bening di sudut matanya pun sesekali jatuh membasahi rok seragamnya.

Hingga sosok tinggi yang baru saja datang dan berdiri di ambang pintu mengalihkan lamunannya, cowok itu menatapnya sekilas tanpa expresi berjalan menghampiri Candy yang masih mematung ditempatnya.

"Gue disuruh El buat nganter lo pulang, Can" ucap Reno langsung ke inti, karena ia tahu saat ini Candy sedang bingung, pasti pikirannya kemana-mana. dan hanya El yang bisa menjelaskan semuanya.

Candy menganggukkan kepala lalu keduanya berjalan menyusuri lorong koridor, saat ini tak ingin berbicara apapun, hanya El yang ingin ia temui dan ia ajak bicara namun laki-laki itu kini tidak ada.

Hanya suara El yang ingin didengarnya, hanya ingin El yang menenangkan kegelisahannya saat ini.

Malam harinya El duduk di atas lantai dingin balik jeruji Sel,memijat pelipisnya berulang-ulang. kali ini ia benar-benar merasakan pening di bagian kepala,sedari tadi pikirannya bercabang kemana-mana namun satu yang paling dominan yaitu Candy,sedari tadi bayangan gadis itu terus saja mengusiknya, semakin membuatnya merasa bersalah. Tak berani membayangkan bagaimana reaksi gadisnya jika tahu bahwa ia di tahan disini.

Ia ditahan sementara sampai polisi menemukan bukti bukti jika ia tidak bersalah,karena berdasarkan laporan bahwa El terlibat dalam kejadian itu. Pengacara keluarga El tadi juga sudah datang entah tahu darimana Papinya yang berada diluar negri langsung memerintahkan pengacara untuk mengurus semuanya, El tak ambil pusing hal itu, Papinya pasti melakukan ini bukan karenanya tapi untuk menyelamatkan nama baiknya sendiri, seperti biasanya.

El tak sendirian disebelahnya ada Gerlan, dan Bayu dua temannya itu sepertinya juga sama pusingnya.

"sorry ya El, harusnya gue gak maksa lo buat dateng semalem" lagi-lagi Gerlan meminta maaf,masih saja merasa bersalah meski El sudah tak mempermasalahkan itu.

"Erik babii, dia emang sllu cari gara-gara" umpat Gerlan.

Bayu menepuk bahu Gerlan untuk menenangkan, meski ia sendiri kini pikirannya kalut.jika patut disalahkan adalah dirinya,jika saja semalam ia tidak bertindak gegabah saat ini mereka tidak akan ada disini.

El paham apa yang sedang dirasakan oleh Bayu,

"ini juga bukan salah lo Bay," ujar El karena ia tahu Bayu melakukan hal itu karena ingin menolongnya, jika saja Bayu tidak memukul Erik dengan botol mungkin saat ini dirinyalah yang terbaring tak sadarkan diri dirumah sakit ato bahkan mungkin lebih parah,karena nyaris Erik menghantamnya dengan dua botol bir berukuran besar.

Ketika hari semakin larut, El justru semakin tak bisa terpejam, bayangan Candy yang sedang bersedih membuat dadanya sesak sendiri, ingin rasanya malam ini ia menggenggam jemari itu, memeluk tubuh mungil itu untuk menenangkan segala rasa gundah dihatinya.

se-RASAWhere stories live. Discover now