Chapter 11

18.2K 771 8
                                    

happy reading😊😊

Selama perjalanan, Key hanya menatap keluar jendela. Setidaknya ia bisa sedikit tenang karena ini jalan menuju rumahnya.

Tapi Key merasa heran saat Bisma ikut turun dari mobilnya setelah sampai di rumah Key.

"Bisma."
Tanpa basa-basi Bisma langsung menarik Key keluar dari mobilnya tak membiarkan gadis itu bertanya.
Bisma dengan tenang tapi pasti, masuk ke rumah Key masih dengan menyeret gadis itu.

"Apa yang kau lakukan?!" sentak Key tak terima.
"Tuan Dion."

Kening Key berkerut saat mendengar Bisma memanggil nama ayahnya dengan nada menyebalkan dan cenderung tidak sopan.

"Bisma Karisma."
Mereka menghentikan langkah saat suara yang sangat Key kenal terdengar.

"Papa."
"Selamat sore," sapa Bisma dengan nada ramah tapi licik.
"Apa-apaan ini? Kenapa kamu menyeret putriku seperti itu!?" tanya Dion tak suka.

Bisma memutar langkah dan duduk di sofa masih dengan Key di sampingnya.
"Aku kemari hanya ingin minta tanda tanganmu, Tuan." Bisma melempar map kuning yang sedari tadi ada di tangan kirinya pada ayah Key.

"Apa itu?" tanya Key penasaran.

Dion mengambil map di meja lalu membukanya masih dengan berdiri.

"Pa, apa itu?" tanya Key lagi.

Dion menatap tajam Bisma lalu berteriak marah, "Kamu pikir aku akan menjual putriku, hah?!!"
Bisma tersenyum sinis. "Jadi, kau siap masuk penjara?"

"Papa, ada apa ini?" tanya Dina yang baru datang.
"Mah." Key ingin mendekati mamanya tapi tangannya tetap ditahan Bisma.

"Laki-laki licik ini menginginkan Key, Ma," jawab Dion. "Dia sengaja membuat proyek Hotel Zei untuk menjebak kita, Ma, kita dituduh menggelapkan dana. Dan surat ini, surat perjanjian jika kita menyerahkan Key maka dia akan mencabut tuntutannya." Dion menjatuhkan tubuhnya ke sofa.

"Key." Dina menatap putrinya sedih.

Key sendiri masih shock dengan penjelasan papanya. Bisma Karisma ternyata lebih mengerikan jika sudah bertindak.

"Lepaskan putriku dan pergi dari rumahku!!" bentak Dion muak pada Bisma.

Bisma tersenyum sinis, "Kau yakin? Karena tanda tangan atau tidak, Key akan tetap jadi milikku."
"Jangan bermimpi kau, Bisma!!" Dina naik pitam. Ia menatap tajam lawan bicaranya.

"Key, bagaimana?" Bisma malah bertanya pada Key.
"Kamu benar-benar licik, Bisma. Kamu membeliku? Kamu ini manusia atau bukan!?" Key ikut berteriak kesal lalu berdiri.
Bisma tetap menggenggam tangan kirinya. "Kamu ingin prosesnya dipercepat?" tantang Bisma.

"Bisma, aku mohon. Aku tidak bisa bersamamu. Kita tidak saling mencintai. Cabut tuntutanmu pada orang tuaku."

"Keputusan ada di tanganmu, Keyra sayang."

Key menggelengkan kepalanya pelan, tidak tahu harus berbuat apa.

"Kamu tidak perlu melibatkan diri, Key. Papa akan menghadapinya di persidangan," ujar Dion tegas.

"Kesabaranku habis." Bisma meraih ponselnya dari balik saku jasnya.

"Bisma, jangan." Key menahan tangan Bisma dan beralih menatap papanya. "Papa boleh menandatanganinya."

"Tidak, Key!" Dion berucap tegas.
"Pa, Key akan baik-baik saja. Key tidak ingin Papa dipenjara karena Papa tidak bersalah."

*
*
*
Keheningan menyelimuti perjalanan mereka.
Tak ada hal menarik yang bisa mereka obrolkan.
Key sudah membaca surat perjanjian itu.
Garis besarnya adalah, Key harus bersama dengan Bisma sampai waktu yang Bisma inginkan.
Dan Key sedang berpikir keras agar Bisma cepat bosan padanya lalu melepaskannya.

PSYCHOPATH✔Where stories live. Discover now