Satu Hari Bersama Ayah!

2.3K 130 1
                                    

Haruskah?

Aku sudah memikirkannya. Aku akan mengikuti lomba yang Om Guntur sarankan. Lusa aku harus sudah memberikan hasil karyaku pada Om Guntur.

Awalnya aku enggan, namun Om Guntur tidak pernah menyerah membujukku. Bahkan dia sering ke rumah hanya untuk meyakinkanku.

Ayah tidak tahu tentang hal ini. Aku sengaja tidak memberitahunya. Aku hanya tidak ingin banyak yang berharap. Itu menjadi beban untukku. Aku tidak ingin ayah kecewa nanti.

Dimas sedang berkoar didepan kelas. 2 minggu lagi perayaan ulang tahun sekolah. Setiap kelas wajib menampilkan satu pertunjukan.

Kelasku sulit jika harus melakukan hal semacam itu. Mereka tidak punya minat untuk mengikuti hal seperti itu.

Sampai suara Dimas habispun, tidak ada satupun yang mengajukan diri. Kurasa Om Guntur akan turun tangan.

"Es kantin yo!"

Ah Tora memang seperti jelangkung saja. Datang tak di undang pulang tak diantar.

Tora memang sering tiba-tiba muncul dikelasku. Teman-teman ku sudah terbiasa dengan kehadiran Tora yang selalu tiba-tiba.

"Kamu kaya jin aja Tor!"

"Aku ga ngomong sama kamu Ne! Ayo Es!"

Selalu saja! Tora menyeretku ke kantin. Kita duduk dikursi paling pinggir. Kantin memang slalu ramai di jam istirahat.

"Mau pesen apa Es aku tlaktil?"

"Asik Tora traktir nihh"

"Enak aja. Aku cuman tlaktil Esta"

"Pelit banget sih."

Mereka slalu bertengkar, tapi diwaktu tertentu, mereka bisa sangat kompak.

'Aku mau bakso'

"Aku juga"

"Oke ladies. Pangelan Tola akan segela membawa pesanan kalian"

"Ha ha mana ada pangeran cadel"

"Awas kamu Ne! Jatuh cinta sama aku tau lasa kamu!"

Ha ha ha Tora Tora. Semakin hari tingkahnya semakin lucu saja. Ada perasaan tidak asing jika aku bersamanya. Ada rasa nyaman setiap kali bersamanya. Entahlah, aku tidak tahu mengapa.

"Ini dia tuan putli. Makanan kita datang" Tora kembali dengan 3 mangkok bakso di nampan yang ia bawa.

"Asikk. Selamat makan!"

Anne melahap baksonya dengan penuh penghayatan. Dia memang selalu seperti itu saat makan.

"Eh ka Tala. Sini ka gabung sama Kita!"

Tara? Dia bilang Tara? Jangan kemari! Jangan kemari! Kumohon jangan kemari!

"Ekhemm"

Kurasa Tuhan sedang mengujiku dengan berbagai ujian. Ka Tara duduk tepat didepanku. Matanya tidak lepas dariku. Abaikan Es! Abaikan!

Aku tidak nyaman. Sangat tidak nyaman!

"Maaf!"

"Maafkan aku! Aku ga tahu kalau kamu benar-benar euuu...ya intinya maafkan aku!"

Apa aku tidak salah dengar? Cubit aku!

"Aku salah paham karna kamu pergi gitu aja setelah menabrakku"

Aku terdiam beberapa saat. Kulihat wajahnya memang penuh penyesalan. Sampai Anne menyikutku baru aku tersadar.

'Aku maafkan'

Just Me & My Dad(TAMAT)Where stories live. Discover now