Cerita : 'Langitnya Bagus'

42 3 1
                                    

Di sebuah siang yang terang, Aku berjalan-jalan tidak sendirian, ditemani sepeda balap tangguh.
Melewati ilalang, melewati rindang pepohonan, Seperti biasa aku tak tau, kemana tempat yang kutuju.
Hanya mengayuh sepeda kuat-kuat, di terpa angin siang.

Rona wajahku sendu, dan aku merasa hampa, hari ini sama seperti sebelumnya, kosong, membosankan.
Aku mulai lelah, keringat seperti mandi,  entah mungkin terlalu banyak tanjakan yang ku daki, atau karena menuntun sepeda di antara banyaknya duri.

Namun sejauh ini, belum kutemu tempat yang ku damba.
Tempat yang dulu kumiliki, sekarang menjadi ladang jagung milik orang bukan milikku, sebab aku hanya menumpang bermain disana.

Anak kecil sepertiku cepat sekali merajuk, kepergianku akibat pertengkaran hebat dengan nenek.
Aku melemparkan mercon besar di halaman rumah kami, hanya sekali.
Kupikir nenek sedang ke kebun,ternyata ia sedang tidur. Perang itu tak bisa ku hindari, hingga aku harus pergi menenangkan diri.

Aku menepi di bawah pohon besar dan rindang pinggir jalan. Membuat ku ingin memanjat dan menggoncang pohon itu sampai rubuh.
Dari atas pohon ini, bisa ku lihat kebun jagung milik orang bukan milikku dan sawah para petani.
Indah, walau panas matahari menyengat membakar kulitku yang putih bersih.
Angin berbisik merdu, dan aku terbawa suasana syahdu.

Bagaimana mungkin kisahku hanya sampai disini. Ternyata tidak, semuanya berawal dari sini, dari sebuah kepergian tanpa arah.
Anggap saja kecantikanku seperti putri salju. Yang kesepian dalam hutan, di usir nenek tua yang tengah berang.

Seseorang tiba-tiba datang,  ia mengayuh pelan sepedanya, aku tertawa bahagia, merogoh kocek dan mengambil korek.
Niatku tentu kalian tau, melemparkan mercon ke tengah jalan, dan pohon besar ini cukup melindungiku.
Ia semakin mendekat, mendekat dan wusshh... Mercon selamat mendarat di tengah jalan..

Namun semua berubah slow motion, seorang lelaki dengan baju putih, dan rambutnya melambai lambai bak ilalang, senyuman tipisnya menghipnotisku, aku tertegun, terpana, pemandangan ini lebih indah dari apapun, hanya satu kata untuk nya, ia tampan.
Ia melewati ku begitu saja,

DUAARRR..

Suara ledakan mercon menghancurkan segalanya menjadi abu. Aku memegang ranting pohon erat-erat, sangat gugup mengetahui apa yang telah kulakukan.
Seharusnya aku sakit menahan tawa tapi setelah melihat korban ku itu, hatiku berantakan.

Seandainya tadi aku hanya bersandar di bawah pohon dan menyambut nya dengan senyum manisku.
Jantung ku berdebar, mungkin ia telah menyadari mahluk nakal itu di atas pohon dengan sepeda yang terparkir di bawahnya.
Aku semakin gugup. Kupejamkan mata tak berani melihat kondisi.
'Langitnya bagus'..
Tiba-tiba suara itu muncul begitu saja di sampingku, di ranting yang sama yang aku duduki.
'eh'..
Pemandangan indah itu ada di hadapanku saat ini, jantungku mulai lemah, aku terpaku, dengan senyuman nya yang seindah pelangi.
Sial, karena hal itu aku oleng dan otak ku mengatakan aku akan segera mencium tanah.

Benar-benar cepat dan sigap, tangan pangeran itu menahanku, dan kami berpandangan.
Aku sudah lelah terpaku dan tertegun, namun apa daya, matanya yang biru seakan membawaku berenang ke tengah lautan.
Ia tersenyum, tersenyum pohon besar, tersenyumlah sepeda balap, tersenyumlah langit biru, tersenyumlah burung-burung tinggi, dan hatiku tersenyum untuk hari ini.

Aku melaju kembali di bawah awan-awan putih melewati ilalang melewati rindang pepohonan.
Pulang, aku tidak sendirian, karna seseorang di sampingku yang juga tengah mengayuh sepeda balapnya.
Ini hanya awal mula dari semuanya, sebelum ruang kosong di hatiku berubah penuh warna.
'Langitnya bagus'
😊

Kamis 19 april.
*lili_sweet_beby*

Puisi AksaWhere stories live. Discover now