Mengingat 'Part 2'

19 0 0
                                    

Berita mengejutkan dari Frey datang ketika sabtu malam di liburan semester. Frey berucap bahwa ia harus pindah rumah karena pekerjaan Ayah. Bukan main-main. Kalau berbeda wilayah atau pulau, Raina masih terima itu pun juga sedikit tak rela. Tapi ini pindah antar negara. Hanya masalah waktu yang bisa mempertemukan mereka.

Raina menangis sejadi-jadinya. " Kamu bisa tinggal di rumahku, Frey. Ada banyak kamar kosong untuk kamu dan Om juga Tante." Kata Raina sesegukan.

" Hey! Kita hanya pindah negara. Toh masih satu planet dan tata surya. Bukan pindah alam, Rai" Ujar Frey menyemangati.

Frey mengelus kepala Raina. Menguatkan gadis itu agar kokoh layaknya menara Eiffel yang mampu berdiri hingga sekarang setelah melewati cuaca dan waktu panjang. Di belakangnya orang tua Frey sudah bersiap. Keduanya berpamitan pada Mama dan Ayah. Saling berpelukan dan berderai air mata karena enam tahun bertetangga.

Raina awalnya tak rela. Kepindahan Frey ke negara lain dimana menara Eiffel berdiri bukanlah sesuatu yang bisa dikatakan mudah. Kalau di luar kota. Mungkin sesekali ia bisa mengunjungi Frey tiap liburan semester. Kalau sudah menyangkut negara tiap semester mengunjungi Frey, sudah pasti Mama dan Ayah melarangnya. Alhasil keduanya berjanji untuk saling mengabari walau lewat selembaran kertas.

Ketidakhadiran Frey di sekolah membuat Raina was-was. Dia takut. Sumpah. Tak ada yang mau menolongnya. Siapa pun itu. Kejadian seperti kelas tiga adalah kejadian terburuk semasa SD-nya. Ini juga memberikan celah bagi anak nakal untuk terus menjahili Raina.

Tiga minggu Raina masih bertahan di seragam SD-nya. Pulangnya Raina berpikir keras untuk memberikan alasan dan pembelaan diri kalau sewaktu-waktu Mamanya bertanya tentang kenapa dia.

Hari-hari berikutnya, Raina tak mampu bertahan. Luka di tubuhnya memang tak terlihat. Dia jatuh karena di dorong. Kalau dilihat juga kepalanya memar. Ia semakin takut juga trauma. Saat melihat cermin, Raina lagi-lagi menangis. Tak ada sosok Frey sekarang. Yang ada hanya dirinya sendiri yang sanggup menolongnya.

Untuk pertama kalinya Raina berkata jujur tentang apa saja yang di alami Raina di sekolah. Mama jelas kaget terlebih ketika Raina menunjukkan beberapa luka akibat kejahilan temannya yang sudah mencapai taraf keterlaluan. Mama langsung menangis atas apa yang di alami Raina selama ini.

Tiga hari kemudian Raina keluar dari sekolah. Mama menuntut agar murid bernama Luisa dan Henri di keluarkan dari sekolah karena terbukti melakukan pembullyan.

Semenjak saat itu Raina memutuskan untuk melakukan homeschooling dengan begitu Raina tak akan diganggu lagi. Minimal gadis itu dalam jangkauan orang tua.

FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang