Feeling

4.4K 500 17
                                    

Suga hanya terdiam dengan celotehan Jhope. Dia konsentrasi menyetir mobilnya. Namun dia masih larut dalam pikiranya sendiri. "Kenapa?  Kenapa naluriku untuk melindungi gadis itu sangat besar, seperti naluriku melindungi Yoonji, kenapa? Kenapa aku takut kehilangan dia, seperti rasa takut ku kehilangan Yoonji" batin Suga  dalam hati.

___________________________________________

" Ini! bacalah! " perintah Jimin, dan menyodorkan beberapa lembar kertas pada Suga.

Saat ini mereka sedang duduk di sebuah gazebo yang terletak ditengah danau buatan dibelakang rumah inti keluarga Park.

"Apa ini? "

"Itu job desk mu dan beberapa informasi terkait diriku".

" Job desk?  Aku bekerja dengan ayah mu, bukan denganmu! " Suga tak memperdulikan kertas-kertas itu.

"Aku tau, tapi ayah ku memerintahkan kau untuk menjadi bodyguard ku, dan kau harus tau semua tentangku"

"Aku tidak butuh, dan aku tidak mau membacanya" ucap Suga sambil melirik tajam kearah Jimin.

"Ha!" Jimin kesal dia melipat kedua tangannya dan menjatuhkan tubuhnya kebelakang bersandar dikursi. Sedikit membuang muka.

" Tinggal baca saja apa susahnya sih! "

" Yah kau tinggal memberitahu saja apa susahnya! Lagi pula aku tidak butuh itu, aku sudah tau semua informasi tentang mu! "

"Apa! Hahaha.. Kau stalker ya.. Oh atau kau tertarik padaku, sampai-sampai mencari semua info tentangku" ungkap Jimin angkuh.

"Jangan terlalu percaya diri Tuan Putri, jangankan informasi tentangmu, informasi seluruh tentara di negeri ini pun bisa ku lacak! " jawab Suga tak mau kalah.

"Oh.. Iya! Aku lupa kalau kau dan teman mu itu seorang mafia".

"Baiklah kalau kau tidak mau membacanya". Jimin merampas kertas itu kembali dan meremasnya. Jimin geram, bagaimana cara dia menaklukkan kan pria di hadapannya ini. Sungguh kearogansian yang tinggi dan sifat cuek yang luar biasa. Jimin menarik nafas dalam, kemudian menghembuskan nafasnya kembali untuk menahan emosinya. "Sabar Jim.. Sabar! " dalam hati Jimin menimpali.

"Kalau begitu, kemarikan ponsel mu! " seru Jimin sambil menengadahkan tangannya.

"Untuk apa? "

"Untuk menyimpan nomor ponsel ku tentunya! " Dan Suga menyerahkan ponselnya ke Jimin. Jimin menekan nomor teleponnya, menyimpannya dan tak lupa menghubungi nomornya sendiri agar nomor telepon Suga tertinggal di ponselnya.

"Ini! Jimin mengembalikan ponsel itu kepada Suga. Dan berkata
"Kau mungkin mengetahui semua informasi tentang ku, tapi asal kau tahu, aku punya kebiasaan suka mengatur jadwal ku. Jadi aku akan menelpon mu jika diperlukan, dan saat aku butuh kau harus segera datang.

Jadwal, Jimin selalu rapi mengatur jadwalnya. Dia tidak suka menunggu lama dan membatalkan janji.
Jimin seorang gadis dengan sifat perfectionisnya.

Jimin bekerja di restoran milik Seok Jin. Menjabat sebagai Manager marketing, terlalu biasa bagi seorang anak pewaris Park Corp.

Tapi itulah Jimin dengan segala keanehannya. Ayahnya sudah menawarkan bisnis sendiri untuk Jimin, atau bekerja di perusahaan milik keluarganya. Tapi Jimin menolak. Dia belum berminat memiliki bisnis sendiri, Jimin masih ingin melatih ilmunya.

Communication skill  yang Jimin miliki memang tak diragukan, tak salah dia menjabat sebagai manajer marketing di restoran kakaknya. Berkat usahanya kini restoran milik Seok Jin masuk ke daftar 5 restoran terbaik di negeri itu.

Sun In The Dark  ~ Yoonmin (End)Where stories live. Discover now