Waiting

4.2K 475 28
                                    

"Tidak, Appa jangan berkata begitu, Appa tetap ayah yang paling hebat, yang selalu mengerti anaknya" ucap Jin, kemudian memeluk Appanya lagi. Disela pelukan itu tuan Park menyeka airmatanya.

"Sayang, ini minum lah!" nyonya Park menyerahkan segelas kopi yang baru saja ia beli bersama Namjoon.

___________________________________________

Suara beraduan antara tapak sepatu dan lantai yang mengisi ruangan itu menjadi bukti bahwa Jimin telah melanjutkan aktivitasnya bekerja di restoran milik Seok Jin. Sudah 1 minggu sejak Jimin berpisah dengan Suga.

Setiap hari juga Jin, Jungkook dan Taehyung selalu menemani Jimin. Begitu juga Jhope dan Namjoon yang tak mau kalah. Hanya Jimin merasa agak jengah dengan dua orang itu, bukannya malah menghibur tapi malah menjahili dan membuat Jimin kesal. Tapi Jimin bersukur, sangat malah, bagaimana pun keadaannya dia masih punya orang-orang yang bersedia menghiburnya.

Jimin membawa mobilnya sendiri kali ini. Dia bersikap seperti biasanya. Tersenyum cerah dan menjawab semua sapaan orang-orang disekitarnya.

Tapi sekuat apapun kau tersenyum tetap saja. Hati tidak bisa menutupi bahwa Jimin sedang dalam keadaan amat merindu.
Sesekali tanpa sengaja Jimin melamun. Dan tertangkap basah oleh beberapa karyawannya.

"Nona.. Nona! Nona! " panggil salah satu karyawan di restoran itu.

"He! Iya! " Jimin tersentak dari lamunannya.

"Ini kopi yang kau minta! " seru pelayan sambil meletakan tea cup diatas meja kerja Jimin.

"Terimakasih! " Balas Jimin.

Pelayan itu masih berdiri dan belum berminat beranjak dari ruangan Jimin.
"Maaf Nona,  apa Nona baik-baik saja? " tanyanya.

"Aku?  Hah.. Aku baik-baik saja! " jawab Jimin.

"Belakangan kami sering melihat nona melamun, kami khawatir! "

"Tidak usah khawatir, aku baik-baik saja! " jawab Jimin sambil menopang dagunya dengan satu tangan, kemudian tersenyum.
.
.
.
_________

"Apa kau sudah mendapatkan sudut-sudut di markas mereka? " Jhope bertanya pada Suga melalui saluran telepon.

Saat ini Suga sedang menjalankan salah satu misi bersama beberapa anak buah tuan Kang. Mereka sedang makan siang dan Suga berhasil melarikan diri sejenak.

"Temui aku besok di diskotik B blok 5 daerah Utara kota,  kau tahu kan? "

"Iya aku tau! Kebetulan besok aku ada misi di diskotik itu. Tuan Kang menyuruh ku menagih hutang si pemilik diskotik.

"Bagus kalau begitu, susana ramai akan lebih memudahkan kita untuk berinteraksi"

Suga menutup teleponnya.
Dia berjalan kembali untuk bergabung dengan sekumpulan anak buah tuan Kang.
Ditengah hiruk pikuk keramaian yang diciptakan oleh mereka, Suga hanya bisa terdiam, sesekali dia meneguk segelas soju. Kemudian memperhatikan orang-orang didepannya.

Dia merindukan Jimin, sangat. Ingin rasanya Suga mengendap-endap bertemu dengan Jimin dan menemuinya. Namun tidak bisa. Tuan Kang terus memantaunya dan memberikan banyak misi. Suga bahkan tak punya kesempatan hanya untuk sekedar tidur di markas. Dia rindu, rindu semua orang-orang disekitarnya terutama Jimin.

Suga tersenyum ditengah kegalauannya, mengingat masa-masa dia selalu berdebat dengan Jimin. Suga menatap langit-langit kedai itu menahan airmatanya.

"Dua minggu lagi Jim, ku mohon bersabarlah!" ucap Suga dalam hati
.
.
.
_______

Malam terasa sangat sunyi dirumah yang luas. Dua orang pekerja di rumah itu telah pamit pulang setelah menyelesaikan tugasnya. Kini Seok Jin hanya bertiga dengan buah hatinya.
Ryo dan Ryu sudah berusia 5 bulan sekarang. Bayi berusia 5 bulan sedang lucu-lucunya. Sesekali Jin tersenyum melihat kedua putranya. Sesekali dia mengajak mereka berbicara walaupun dia sadar kalau kedua putranya belum mengerti. Jin meletakkan jari telunjuknya pada Ryu dan berhasil digenggam kuat oleh bayinya. Sementara Ryo berusaha untuk menelungkupkan dirinya.

Sun In The Dark  ~ Yoonmin (End)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt