Gift

4.6K 430 16
                                    

"Turunlah, kalian harus mempertanggung jawabkan semua ini" ucap nyonya Park.

Sementara Jimin dan Suga hanya terdiam pasrah. Pasrah pasca terciduk sedang bermesraan.

___________________________________________

"Sepertinya luka mu sudah sembuh? " Jimin berucap sambil mengganti perban pada pundak Suga.
Perban itu melilit, membungkus sebagian dada bidangnya.
Terpaksa Suga harus melepaskan bajunya setiap kali Jimin mengganti perbannya.
Menampakkan tubuh atletis seorang Suga dengan dada bidang dan perut kotak-kotaknya.
Beberapa kali Jimin terperangah dan mati-matian menahan hasratnya.

Ya. Paling tidak Jimin tak harus mati-matian menahan cemburu jika suster dirumah sakit yang menggantikan perbannya.
Keadaan seperti ini membuat Jimin berterima kasih pada kakak iparnya, Namjoon.

Melihat Jimin melamun Suga berkata,
"Kau kenapa? " ucap Suga membuyarkan pikiran Jimin.

"Nghe~ aku.. Oh.. A..aku ~ Aku baik-baik saja.  Hahaha!" jawabnya terbata-bata dan tertawa.

Suga terduduk bersandar di kepala tempat tidur. Ketika Jimin beranjak pergi membuang perban bekas, Suga langsung menarik tangan Jimin.

Bekas-bekas perban itu terjatuh di lantai. Sementara tubuh Jimin menimpa paha Suga dan wajahnya mengarah tepat diperut kotak-kotak itu. Jimin menelan ludahnya.

Tak tahan dengan posisinya Jimin langsung mendudukkan dirinya dipaha Suga dengan kaki yang terlipat. Mempertemukan paha dan betisnya. Dengan berani Jimin meletakan kedua tangannya pada bahu Suga.

Suga sedikit mendongakan kepalanya melihat Jimin yang sedikit lebih tinggi karena mendudukinya.

Dia memandang wajah Jimin intens.
Nekat, perlahan Jimin menurunkan tangannya menyentuh perut kotak-kotak yang sudah menghipnotisnya. Menyentuhnya seduktif, tanpa melepaskan tatapan mata dari keduanya.

Suga menahan tangan Jimin pada sentuhan diperutnya. Suga menyeringai dan tanpa aba-aba menarik tengkuk Jimin dan melahap rakus bibir penuhnya. Lumayan berhasil mendarat intensif dibibir keduanya. Saling memijit dan bergerak beriringan, sampai pintu kamar mereka terbuka dan sontak Jimin loncat dari tempat tidur.

"Appa! " ucapnya kaget.
.
.
.
________

"Katakan sesuatu?" tanya tuan Park melipat kedua tangannya di dada.
"Kenapa kalian melakukan hal tak seronok seperti itu?" Tanyanya lagi menatap tajam ke arah Jimin dan Suga yang sudah terduduk disofa, menunduk tak berani menatap wajah tuan Park.

"Itu.. A.. Aa.. Aku~ aku..!!" Jimin menjawab terbata-bata takut. Namun tiba-tiba Jimin tersentak kaget melihat Suga berdiri kemudian perlahan menurunkan tubuhnya berlutut meletakkan kedua tangannya di atas pahanya, kepalanya masih tertunduk.

"Aku menginginkan hadiah dari mu sekarang Tuan?" ucapnya pada tuan Park. Suga sudah berani menatap wajah tuan Park. Tatapan penuh keyakinan.

"Maksudmu? " tanya tuan Park bingung. Nyonya Park bahkan menghentikan langkahnya sambil memegang nampan berisi teh. Menunggu jawaban Suga.

"Iya, hadiah yang pernah kau janjikan saat aku menyelamatkan Jimin dari kecelakaan itu!" Jawab Suga berani.

"Lalu? Apa mau mu?" tuan Park mencondongkan tubuhnya ke hadapan Suga yang sedang berlutut didepannya.

"Jimin, aku ingin Jimin. Maaf saya lancang telah mencintai Putri anda tuan, Tolong restui hubungan kami! " Suga berucap sedikit takut, dia sudah mengepalkan kedua tangannya bersiap jika tuan Park menyerangnya.

"Apa! " tuan Park bangkit dari duduknya. Membuat Suga mendongakan kepalanya. "Berdiri kau! "

Suga langsung berdiri berhadapan dengan wajah tuan Park. Menatap tajam mata orang tua didepannya.

Sun In The Dark  ~ Yoonmin (End)Where stories live. Discover now