❤ Name of Love ❤

5.5K 342 50
                                    

Before we started to this love story..
I want to give a special thank's to sugarkoovi

Inspired from this picture

Inspired from this picture

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Thank you so much sister.. For this pic and for your appreciate to all my story.

You're the best of me.. 😘😘
.
.

💕💕

= Happy Reading =

***

4 tahun yang lalu.

Di satu sudut ruangan di samping kamar utama. Jendela dengan tirai putih bergerak akibat hembusan angin sore. Sunyi, rumah mewah berlantai dua itu sunyi. Kursi panjang di bawah jendela, terduduk seorang pria, membaca buku. Tumben, sangat jarang seorang Min Yoongi membaca buku apa lagi sambil menikmati hembusan angin sore yang masuk lewat cela jendela.

Sesekali bibir tipis itu tersenyum, entah apa yang dipikirkannya. Aura kelam yang dulu ia miliki seolah musnah, musnah tanpa sebuah jejak. Dunia kelamnya kini berubah.

Layaknya sebuah canvas putih yang tanpa sengaja tersiram oleh tinta hitam. Kini tinta hitam disulap oleh sang pelukis menjadi lukisan yang indah dan penuh warna. Inspirasinya muncul karena kehadiran seseorang. Begitu juga dengan Yoongi. Semenjak bertemu dengan Jimin hidupnya lebih berwarna. Seolah Jimin adalah cahaya yang menyinari gelapnya dunia Yoongi. Seolah Jimin adalah nyawa kedua setelah Yoongi membunuh sisi gelapnya.

Yoongi menutup buku, menghadapkan kepalanya melihat pemandangan dibalik jendela. Indah, pohon bergerak diterpa angin, daun berjatuhan mengikuti kemana arah angin bergerak. Yoongi menarik nafas kemudian menghembuskannya kembali sesaat angin menyentuh kulit putihnya. Binar mata penuh kebahagiaan. Senyum kembali ia sematkan. Sejuk, udara sangat sejuk.

"Sayang!" Yoongi sedikit tersentak saat suara merdu yang selalu mengisi telinganya hadir. Suasana hati semangkin damai.

"Sedang apa?" Jimin berjalan mendekat, perut yang belum terlalu besar, usia kandungannya baru 90 hari. Perlahan ia mendekati suaminya. Tersenyum kecil saat melirik benda persegi panjang yang Yoongi letakkan di sampingnya. "Membaca buku?"

Yoongi memandang Jimin sendu, tersenyum dan mengangguk kecil. "Sudah bangun? Apa masih mual?" Jimin menggeleng. "Syukurlah. Kemari!" Yoongi mengambil gesture memanggil. Jimin menurut dan mendudukkan tubuh mungilnya yang kini terlihat agak membesar dipangkuan Yoongi. Jimin menyamankan duduknya dalam pelukkan sang suami. Mengecup pipinya dan berkata "Tumben sekali Papa membaca buku?" sedikit menggoda.

"Hanya ingin. Sambil menikmati angin sore."

"Oh.." Jimin tersenyum.

"Kalau ayah dan ibu ke Busan, rumah ini sunyi sekali ya?" Jimin tertawa kecil. Yoongi hanya mengangguk kecil sambil tangannya memainkan jemari Jimin. Sudah menjadi favorit Yoongi. Jari-jari mungil itu selalu dapat menghangatkan jiwa Yoongi saat perlahan bergerak menyentuh setiap lekuk wajahnya, menenangkan hati setiap kali jari-jari kecil itu menyentuh lembut rahang tegas dan bibir tipisnya. Sungguh, segala yang ada yang ada didiri Jimin adalah favorit Yoongi.

Sun In The Dark  ~ Yoonmin (End)Where stories live. Discover now