10. martabak

264 65 24
                                    

kira menutup pintu kamarnya rapat-rapat, berharap adu mulut orang tuanya gak akan nyampe ke telinga dia tapi ternyata masih tetep terdengar. mungkin kira butuh ruangan kedap suara, atau mungkin lain kali kira seharusnya egois aja buat nyuruh kedua orang tuanya bercerai.

dia gerah denger mereka yang gak pernah kehabisan bahan buat adu mulut. walaupun mereka jarang bertengkar hebat, tapi denger saling sindir setiap hari juga bikin kira berasa ada di neraka.

"kak," jinyoung nongol di balik pintu kemudian masuk dan duduk di samping kira. "kemaren aku naik level main sm superstar. mau main gak?"

untuk beberapa saat kira heran kenapa jinyoung mendadak ngajakin dia main game, terus dia sadar kalau jinyoung lagi nyoba mengalihkan perhatiannya dari keributan kedua orang tuanya.

sebuah senyum terulas di wajahnya. dulu kira yang selalu melindungi jinyoung dari pertengkaran kedua orang tuanya, tapi sekarang udah kebalik. jinyoung udah tumbuh dewasa dan jadi adik yang melindungi kakaknya.

"ayo, mana sini coba," kira mengulurkan tangannya buat ambil hp jinyoung. "mereka ributin apa lagi?"

"kayanya gara-gara atap di dapur bocor," jawab jinyoung. "kak, ntar kalau nikah kalau udah siap ya. terus cari pasangannya yang baik-baik."

💭

kira hanum
udah tidur?

donghan yudhistira
baru juga jam 9

kira hanum
songong anjir
ada jam malam gak?

donghan yudhistira
gak ada, knp?
butuh ojek?

kira hanum
gue pengen martabak

donghan yudhistira
siap meluncur

kira hanum
TAPI
gue pengen nontonin tukang martabaknya masak

donghan yudhistira
👌🏻👌🏻👌🏻

💭

mata kira seolah terpaku sama gerak-gerik tukang martabak. seolah adegan bikin martabak itu acara tv yang menyenangkan, kira gak bisa melepaskan pandangan dari martabak yang lagi dibuat.

masalahnya, ini udah lewat setengah jam mereka di tukang martabak dan belum juga pesen. kira dari tadi nanti nanti terus ketika ditanyain mau apa. untung donghan setia nungguin dia ngelamunin martabak.

"udah waktunya pesen belum?" tanya donghan lagi.

"pesen deh, gue laper," jawab kira.

pada akhirnya kira nontonin sekaligus nungguin martabak yang dibikin buat dia, bukan orang lain.

setelah pesanannya jadi, kira sama donghan duduk-duduk di trotoar beralaskan tikar, jadi mereka gak usah kotor-kotoran ngemper.

"han," panggil kira. "makasih."

donghan mendongak kaget ketika kira dengan lembutnya bilang makasih. entah kira kesambet apa, tapi dia merasa perlu aja berterima kasih sama cowok di hadapannya ini. harinya yang penuh sama momen bad mood kayaknya bisa sedikit lebih baik karena donghan mau mengiyakan permintaanny.

belum lagi dia merasa bersalah karena udah bohong karena hari itu sebenernya gak ada kerja kelompok, kira cuma butuh waktu buat menyortir perasaannya.

setelah apa yang dia lewatin, kira berpikir kalau semua cowok yang deketin dia gak lebih dari bahan bercandaan atau sekedar rasa penasaran. sekalipun donghan yang udah menyatakan kalau dia pengen mengenal lebih jauh. bisa aja kan dia bohong terus ninggalin kira di saat dia udah buka hati?

"ya, buat lo apa sih yang enggak," balas donghan yang bikin kira menyesali ucapan terima kasihnya. refleks dia menendang pelan kaki donghan.

"lo tuh kok bisa temenan ama hyunbin?" tanya kira. bukan basa-basi, bukan juga penasaran.

"temen nongkrong sih," jawab donghan seadanya.

kira manggut-manggut. "kok hyunbin mau sih temenan sama lo?"

"YA MAU LAH," jawab donghan gak terima yang bikin kira terkekeh.

donghan cemberut, pipinya penuh sama martabak yang dia makan dan rasanya kira gemes banget sama sisi donghan yang mirip anak kecil begini.

malam itu, di pinggir trotoar, kira sama donghan ngobrol ngaler ngidul soal hobi, kesukaan, keseharian mereka. semakin kira perhatiin, semakin dia tau lebih banyak soal donghan. kebiasaannya yang suka pake jam tangan hitam di tangan kanannya, soal dia yang punya tindikan di telinganya, hobinya yang suka jalan-jalan malem kalau dia lagi mumet, dan banyak hal lainnya.

termasuk wajah donghan yang diterpa redupnya lampu malam, dan entah kenapa di mata kira terlihat amat tenang.

"gue juga lebih suka kalo telornya direbus daripada digoreng," ujar donghan. tangannya meraih martabak, tapi kotaknya udah kosong. dia masih laper. "lah kok martabaknya udah abis sih?"

"ya dimakan lah, masa dibuang!" balas kira ngegas juga pada akhirnya.

donghan lalu teringat waktu mereka jajan di taman kota. walaupun badannya kecil, porsinya kira tergolong banyak. pantesan aja cepet habis.

"kak, kayaknya lain kali masing-masing mesti beli satu kotak martabak," kata donghan.

kira mengerutkan hidungnya. "kayak bakal ada lain kali aja."

"ada lah," sanggah donghan dengan percaya diri.

kira cuma memutar bola mata. "buruan pulang, gue besok ada uts."

💭



GENGS DONGHAN MAU DEBUT SOLO MOHON DUKUNGANNYA FOR MY BAYIK

something good ❣donghan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang