Dua Belas

2.4K 136 10
                                    

Bunga & Chandra ❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bunga & Chandra ❤

💫💫💫

"Sikap lembut dapat mencairkan hati seseorang. Walau sedikit."

💫💫💫


   Pagi ini cuaca cukup terik. Menyisakan keluhan dari bibir murid SMA Garuda. Sebagian dari mereka tidak lagi mendengar amanat yang disampaikan oleh Pembina upacara. Bahkan beberapa sudah ada yang tumbang atau sekedar pura-pura, dan dibawa ke UKS.

"Panas banget, sepanas cintaku pada Bunga," ucap Chandra mengipas-ngipas wajahnya. Ia sengaja mengucapkan itu. Karena barisan kelasnya bersebelahan dengan kelas Bunga. Dan Bunga tepat satu baris di kanan depannya.

Bunga memutar bola matanya malas. Ia tetap fokus pada amanat dari Kepala sekolah yang sekarang mendapat giliran sebagai Pembina upacara. Chandra mendekatkan tubuhnya dengan Bunga.

"Bunga pening nggak?" bisiknya hati-hati, takut ketauan oleh guru BK yang tetap mengawasi semua murid. "Pening, dong. Biar gue yang anterin ke UKS," lanjutnya.

"Bunga. Denger gue, kan? Psstt! Bunga!" Chandra mencolek lengan Bunga agar cewek itu merespon.

Kesal, Bunga menyikut rusuk Chandra sampai cowok itu melenguh pelan.

"Bunga tega," ringisnya dramatis. Dibukanya topinya dan menutup wajah Bunga dari cahaya matahari.

Setelah melihat wajah cewek itu tertutup seluruhnya, barulah ia kembali menghadap depan dengan tersenyum dan masih memegang topi itu. Bunga mengernyit melirik topi yang Chandra pegang. Ia sedikit melihat ke belakang, tampak jelas wajah cowok itu memerah terkena sinar matahari langsung.

Perlahan Bunga mundur sedikit ke belakang, setelah cukup dekat dia menepis topi Chandra dan mendelik tajam. Ia menyuruh Chandra memakai kembali topinya, tanpa suara. Chandra tersenyum sumringah dan memakai topinya kembali.

Beberapa menit berlalu. Chandra menyuruh Danu di depannya untuk bertukar tempat. Diposisikannya tubuhnya sedemikian rupa sehingga tubuh Bunga terlindungi dari sinar matahari.

Bunga mendesah lelah dan membiarkan saja cowok itu melakukan semaunya. Setelah penghormatan kepada Pemimpin upacara, barisan pun dibubarkan. Helaan napas lega terdengar dimana-mana, termasuk Bunga. Cewek itu membuka topinya dan mengipas-ngipas wajahnya. Dia berhenti berjalan ketika sebuah suara terdengar.

"Bung, ntar malam main yuk?" Sandra berdiri di samping Bunga.

"Lo sekarang mainnya malam, ya?"

Sandra memutar bola matanya. "Plis, deh. Nggak tengah malam juga."

"Kemana?" Bukan Bunga, melainkan Chandra. Cowok itu diam-diam menguping pembicaraan mereka.

Bunga mendelik sinis berbanding terbalik dengan Sandra yang menyapa Chandra heboh.

Bunga (COMPLETE)Where stories live. Discover now