Empat Puluh

1.3K 68 14
                                    

💫💫💫

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💫💫💫

From : ❤

Maaf aku pulang duluan. Ada masalah di rumah. Kamu pulang aja.

Chandra mengernyit membaca pesan yang masuk ke ponselnya. Bunga sudah pulang? Tapi kenapa? Memangnya gadis itu sedang ada masalah apa?

Kalau disuruh jujur Chandra sedikit tidak senang karena gadis itu meninggalkannya sendiri seperti ini. Bukankah akan lebih baik kalau dia meminta Chandra mengantarkannya dibanding pulang sendiri tanpa pamitan langsung?

Chandra menghela napasnya panjang. Ia menggeleng pelan karena kepalanya dirasuki sikap posesif yang nyata.

Ia mengeluarkan uang dari dompetnya dan akan bangun dari duduknya saat tiba-tiba suara Tyas menghentikannya.

"Loh, kamu ngapain di sini, Chan?"

Chandra tersenyum singkat. "Nemenin Bunga makan es krim," jawabnya lugas.

Mata Tyas menelusuri seisi kedai. "Terus Bunganya mana?" tanyanya.

Chandra tidak ingin menjawab itu. Kalau ia jawab pasti Tyas mendapat kesempatan untuk menjelekkan pacarnya.

"

Lo mau makan es krim, kan? Yaudah, kalo gitu gue balik duluan," pamit Chandra sambil berdiri.

Tyas menahan tangan cowok itu. "Temenin aku boleh?" pintanya memelas.

Chandra menggeleng tegas lalu berkata, "gue capek mau pulang aja."

Tyas mendesah kecewa. Ia menekuk bibirnya ke bawah dan sedikit menunduk. Chandra mendengus singkat lalu kembali duduk.

"Cepetan makannya. Gue nggak mau lama-lama."

Mata Tyas berbinar lalu segera memanggil pelayan dan memesan es krimnya. Ia tersenyum-senyum sendiri memandang wajah Chandra di depannya. Penasaran kenapa Bunga pulang lebih dulu, tapi justru hal itu yang bisa membuat dia duduk dengan Chandra.

"Lo kenapa bisa nyasar ke sini?"

Tyas tersentak saat Chandra tiba-tiba bertanya setelah beberapa menit hanya diam. "Nggak nyasar, kok. Tadi aku mau ke apartemen kamu, tapi nggak berani, jadi yaudah aku mampir ke sini," balas cewek itu.

Alis Chandra naik sebelah. "Mau ngapain ke apartemen gue?"

Tyas memilin jarinya gugup. "Yaaa... aku cuma mau mampir aja. Disuruh sama Om Hendri, sekalian pendekatan biar lebih akrab."

"Oh. Nggak usah, cukup kaya gini aja nggak usah akrab-akrab banget," tukas Chandra, menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi sambil bersedekap.

Bibir Tyas mencebik sebal karena ucapan sadis Chandra. Apa cowok ini tidak tau cara menjaga hati perempuan? Menyebalkan.

Bunga (COMPLETE)Where stories live. Discover now