0.48

3K 221 45
                                    

"LO?!"
"LO?!"

Marvel menarik Zero keluar dari dalam rumah nya,dia sangat tak sudi melihat orang yang mau mengambil pacar nya ada disini.

Tiba-tiba Marko dan Ranti datang melihat Zero yang sudah terjatuh di lantai. Ranti segera membantu Zero untuk kembali berdiri, sementara Marko telah menatap tajam ke arah Marvel.

"Apa yang kamu lakukan dengan saudara kembar kamu sendiri?!!" tanya Marko dengan membentak Marvel.

"HAH!" Marvel kaget dengan pernyataan atau pertanyaan yang dia dengar barusan.

"Gak mungkin,Pa!Ma! Bukan nya waktu itu Mama sama Papa bilang saudara kembar Marvel udah gak ada, terus kenapa Mama sama Papa bawa orang ini kesini?!" Marvel menatap tajam Zero.

De...gar!!! De...gar!!!

Suara petir membuat Zero kaget, mungkin ada trauma tersendiri bagi Zero ketika mendengar suara petir. Karena setelah petir, berarti hujan akan datang. Dan Zero tidak suka hujan lagi.

Marvel dan Zero dulu sangat menyukai hujan, bukan hanya mereka berdua. Tapi Marko dan Ranti pun suka, tapi semenjak kejadian yang dialami Zero. Marko dan Ranti melarang Marvel, walaupun Marvel sudah besar. Tetap saja mereka melarang Marvel untuk bermain hujan.

Marko dan Ranti melarang Marvel karena hanya takut apa yang dialami Marcel akan terjadi pada Marvel juga.

Ranti berjalan mendekati Marvel. Memberi penjelasan sejenak pada putra pertama nya itu.

"Maafin Mama sama Papa, Nak. Mama bilang kayak gitu biar kamu gak usah terlalu memikirkan nya.Biar Mama sama Papa saja, Mama juga minta maaf kalo selama ini jarang di rumah. Mama sama Papa sibuk mencari keberadaan saudara kembar kamu. Dan sampe akhirnya, Mama sama Papa menemukan nya di Jakarta" jelas Ranti panjang lebar.

"Papa juga minta maaf kalo selama ini jarang banget ngurusin kamu" Marko memeluk Marvel penuh kasih sayang. Marvel membalas pelukan Marko juga. Membuat Zero iri melihat nya.

"Suatu saat, lo bakal rasain apa yang gue rasain Vel! Gue benci lo! Lo lihat permainan gue" batin Zero.

Setelah itu Marko melepaskan peluk kan nya. Ranti tersenyum sangat manis, akhirnya suami sama anak nya bisa akur.

"Mama harap, kamu bisa nerima Zero disini. Tapi soal nama Zero, seperti nya Papa harus mengurus nama nya ulang menjadi Marcel Adamar Avathara" ujar Ranti.

Marko mengangguk setuju dengan ucapan Ranti. "Jujur. Papa sama Mama bingung kenapa Marvel kayak tidak senang dengan Amar. Memang nya Amar ngelakuin kesalahan apa sama Marvel?" tanya Marko.

"Masalah anak muda, Pa" jawab Marvel datar.

"Yasudah. Kalo begitu sebaik nya kita masuk, sebentar lagi mau hujan" Ranti merangkul Marvel dan Zero masuk ke dalam rumah. Sementara Marko menjaga nya di belakang.

***

Marcel Pov

Sekarang gue sedang makan malam bersama Papa, Mama, dan Marvel. Yang gue inget, Marvel itu lahir lebih dulu dari gue, cuman beda lima menit.

Mungkin karena efek dari kecelakaan itu, beberapa memori masa lalu gue hilang. Tapi semoga aja gue cepet mengingat memori masa lalu gue yang hilang.

Marvel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang