Reasons [ Why ]

2.6K 282 37
                                    

[ e s - c a m p u r ] - 10

.

.

.

.

.

.

Ada istilah klasik kalau cinta itu buta, hanya mendengarkan apa yang membuatnya berdebar, dan merasa nyaman. Hanya tahu siapa yang membahagiakannya tanpa pernah bertanya, siapa?

Tapi kadang cinta tidak selamanya manis, tidak selalu sesederhana itu. Setiap jalan bernamakan cinta memiliki rute yang rumit, mustahil untuk menemukan jalan keluar jika sudah terjebak. Seperti labirin tak kasat mata, yang dibangun dari setiap debaran rasa dan imajinasi ingin memiliki yang kuat. Taruhannya adalah hidupmu sendiri; gila, atau mati.

Atau bahagia karna menemukan pintu diujungnya?

Atau malah, terjebak selama-lamanya tanpa hal pasti...

.

Min Yoongi dan lembaran-lembaran lirik tertulis dikertas saling bercumbu sepanjang malam. Sebagai pengutaraan kuat akan apa yang begitu menyesakan─entah dirongga dada atau kepalanya. Aroma tinta hitam terasa mulai penuh dirongga hidungnya, pendingin ruangan terus membuat beku, pancaran lelah terlihat jelas dari kantung mata yang agak menghitam. Tidak peduli jika tubuhnya mengemisi tempat tidur. Cintanya pada musik mengalahkan hobi tidurnya. Namjoon dan Hoseok bahkan kalah pada rasa lelah sedari tiga jam yang lalu, terus membujuknya untuk istirahat. Mereka punya banyak hari esok.

"Jangan terus memaksa diri, hyung." Park Jimin datang bersama segelas kopi hitam, favorit Yoongi. Layak hafal betul apa password studio pribadi pria pucat itu, menyelonong masuk walau tak lupa ijin, yang pada akhirnya tak perlu terang-terangan Yoongi jawab. Jimin selalu dapat masuk ke zona pribadinya.

Kemanapun yang menjadi wilayah Min Yoongi, Park Jimin selalu dapat masuk tanpa bisa ia cegah.

Mata tajam itu berbentuk sabit, eye smile yang indah. Yoongi selalu suka.

"Diminum selagi hangat."

"Terimakasih." 

Ah, rasanya ini pernah terjadi dengan orang yang berdeda...

Jimin hanya terduduk manis disamping Yoongi, jemari ringkih berketukan dengan keyboard, menghasilkan berbagai melodi indah yang Yoongi rekam dan ia telaah lagi di komputernya, mencari kecocokan dengan lirik-lirik yang sedari tadi ia coret-tulis-coret-tulis. Bekerja keras agar comeback mereka kali ini kembali sempurna. Jimin begitu terpesona, Suga adalah orang yang hebat. Komposer keren yang selalu membuat Jimin ingin menari dengan baik disetiap lagu yang ia hasilkan dari otak jeniusnya. Pria dingin yang mencintainya tanpa berusaha untuk posesif, Jimin sungguh tersanjung.

Dan jujur, tidak enak hati.

"Wah, aku ingin bernyanyi dibagian itu." Ujarnya ketika tuts-tuts kembali ditekan, dan komposisinya terdengar cocok sekali dengan penyampaian emosi dari satu bait lirik. Astaga, ini akan jadi masterpiece! "Kau bisa, tapi coba ku bicarakan pada Namjoon dulu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 05, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm Not Your Uke!➖TaeGi + KookMin  [Hiatus]Where stories live. Discover now