MTM - 19

267K 12.5K 110
                                    

Seina berlari kecil menuju parkiran mencari mobil yang diberitahu oleh Gavin melalui chat saat ia hendak turun ke sini.

Siang ini, yang menelpon Seina beberapa menit lalu memanglah Gavin. Entah apa yang akan mereka lakukan, yang jelas mereka memiliki janji untuk jalan hari ini.

"Mobil lo yang mana?" tanya Seina to the point saat Gavin menghubunginya, lagi.

"Toyota Avanza warna putih, Sei."

"Lo pikir mobil Avanza warna putih punya lo doang di sini?" decak Seina.

Ah sepertinya memang sudah menjadi kebiasaan seorang Seina Alexandra jika bicara tidak pernah benar-benar halus.

"Lo ngadep belakang deh."

Dengan menurutnya, Seina membalikan tubuhnya. Matanya menangkap sebuah mobil Toyota Avanza putih yang dikatakan Gavin, lengkap dengan laki-laki itu yang melambaikan tangannya dari kursi di balik kemudi.

Setelah memastikan sambungan teleponnya sudah terputus, Seina memasukan ponselnya ke dalam tas dan melangkah mendekati mobil Gavin.

"Masuk!" seru Gavin.

Seina tersenyum tipis, kemudian tangannya mulai bergerak membuka pintu penumpang yang berada di sebelah kursi kemudi.

"Lo beneran tinggal di apartement ini? Gue kira bohong," ujar Gavin saat Seina sudah duduk manis di dalam mobilnya.

"Iya, gue baru pindah," sahut Seina.

Gavin nampak menganggukan kepalanya. Kemudian ia mulai menyalakan mesin mobilnya dan bergerak meninggalkan area parkiran.

Seina tidak tahu ke mana Gavin akan membawanya pergi. Yang terpenting akhirnya Seina bisa melihat laki-laki lain, gak melulu tentang Arga.

Setelah hampir 30 menit perjalanan--karena sedikit macet, mobil Gavin berhenti di parkiran Taman Kota.

Oh baiklah, laki-laki itu mengajaknya ke Taman Kota, setidaknya hidup Seina tidak melulu nongkrong di kafe atau mall.

"Pernah ke sini, Sei?" tanya Gavin setelah keduanya turun dari mobil.

Mereka nampak berjalan berdampingan untuk mencari bangku kosong yang bisa ditempati.

Ini hari Minggu, itu membuat Taman Kota ini nampak begitu ramai, seolah para pengunjungnya tidak peduli dengan cuaca yang sedang terik.

"Pernah. Tapi gue lupa kapan terakhir kali ke sini," jawab Seina.

Gavin nampak tersenyum tipis. "Mau es krim?"

Mereka sudah duduk di sebuah bangku tepat di bawah pohon rindang, membuat panas matahari tidak terlalu menyengat keduanya.

"Eh?" Seina menatap Gavin bingung.

"Es krim bukan cuma buat anak kecil," kekeh Gavin.

Tanpa menunggu respon apapun dari Seina, Gavin nampak bergerak meninggalkan Seina. Menyebrangi jalan untuk bisa mendapatkan dua buah es krim di pedagang keliling.

Tidak memakan waktu lama, laki-laki itu akhirnya kembali dengan dua buah es krim cornetto rasa oreo.

"Udara panas gini enaknya makan ini," ujar Gavin seraya menyerahkan satu es krim di tangannya kepada Seina.

Musuh Tapi Menikah? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now