MTM - 22

258K 13.8K 317
                                    

***

"Selamat pagi ...," sapa Seina saat Arga keluar dari dalam kamar--untuk berganti pakaian, setelah mandi beberapa menit lalu.

Arga menatap Seina dengan lekat. Gadis itu masih terlihat sibuk dengan wajan dan spatula di tangannya.

Sesekali hidung Arga nampak menghirup aroma harum yang dihasilkan oleh masakan Seina di atas meja pantry.

"Harumnya enak kan?" Seina kembali berbicara.

"Lo bikin sarapan? Ada maunya lagi?" Meski pertanyaannya mengarah pada sebuah penuduhan, tetapi Arga tetap bergerak duduk di salah satu bangku yang berada di pantry.

"Lo bikin sarapan? Ada maunya lagi?" Meski pertanyaannya mengarah pada sebuah penuduhan, tetapi Arga tetap bergerak duduk di salah satu bangku yang berada di pantry

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ucapan terimakasih dari gue buat lo," sahut Seina.

Gadis itu sudah berdiri di sebelah kursi yang Arga duduki.

Lagi, Arga kembali menatap Seina dengan lekat.

"Untuk apa?"

"Karena lo udah ngasih kamar ke gue," kekeh Seina seraya tangannya bergerak melepas celemek yang menutupi bajunya.

Tangan Arga sendiri terulur untuk memukul puncak kepala Seina sebelum ia mulai mengambil sendok untuk mencicipi masakan Seina.

"Bagus deh lo masih tau terimakasih," gumam Arga.

"Yaudah selamat menikmati sarapannya yah!" seru Seina.

Setelah ia mencantolkan celemeknya ke tempat seharusnya, Seina mulai bersiap beranjak dari dapur.

"Lo mau ke mana?" tanya Arga saat matanya mendapati Seina keluar dari kamar sudah dengan tas yang biasa dia gunakan bekerja.

"Masih jam 7 dan lo mau berangkat? Kita rebutan siapa yang datang lebih dulu itu di apartement pas pulang kerja Sei, bukan pas di kantor. Lagipula lo sama gue beda kantor. Kenapa harus berangkat buru-buru?" tanya Arga panjang lebar.

"Lagian kan lo yang punya butik? Kenapa harus berangkat pagi banget?" tambahnya.

Mendengar pertanyaan yang bertubi-tubi dari Arga, kaki Seina kembali melangkah mendekati Arga.

Setelah sampai di hadapan Arga, Seina meletakan punggung tangannya pada kening Arga.

"Lo gak panas kok. Kok aneh?" gumam Seina.

"Gue emang gak sakit!" Arga menepis tangan Seina yang masih berada di keningnya.

"Tapi kenapa jadi kepo banget?" kekeh Seina.

"Ya ... gak apa-apa," sahut Arga.

"Tau ah! Pokoknya lo harus habisin masakan gue yah! Gue mau sarapan di luar, udah ada yang nunggu gue di lobby!" Seina kembali bergerak menjauhi Arga, sampai akhirnya ia benar-benar keluar dari apartement.

Musuh Tapi Menikah? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now