MTM - 47

271K 14K 571
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Arga menghela napas berat seraya tangannya yang sesekali nampak memijat keningnya.

Berkas-berkas di atas mejanya nampak menumpuk, mengantre untuk ia cek dan tandatangani, hampir dua bulan--setelah kembali dari Bali, laki-laki itu ogah-ogahan untuk pergi ke kantor.

Tidak... bukan karena alasan ingin berduaan dengan Seina, tapi itu semua karena... Seina membebani pikirannya, istrinya itu selalu berkata; Gar, gimana? Aku belum hamil. Sedangkan yang orangtua kita tau, waktu melahiranku sebentar lagi.

Ketukan pada pintu ruangannya membuyarkan lamunan Arga.

"Masuk!" seru Arga.

Sila--sekretarisnya, nampak tersenyum tipis seraya mendekati Arga, meletakan beberapa lembar dokumen lagi untuk Arga tandatangani.

"Nambah lagi nih," kekeh Sila.

"Astaga...," desis Arga.

"Semangat, Ga!" kekeh Sila.

"Gue permisi yah," tambahnya.

Sila memang sekretaris Arga, tetapi gadis itu tidak pernah berbicara secara formal dengan Arga, itu atas perintah Arga. Arga sudah menganggap Sila temannya karena usia mereka hanya berbeda beberapa bulan.

Baru akan berbalik badan untuk melangkah keluar, Arga kembali memanggilnya, membuat Sila menatapnya bingung.

"Kenapa?"

"Hubungan lo sama si Nevan, gimana?"

Terdengar kekehan dari mulut Sila, gadis itu nampak menggelengkan kepalanya.

"Kepo!" seru Sila.

"Gue perlu tau, kan yang ngenalin lo ke Nevan itu gue," sahut Arga.

"Iya. Iya. Tapi kalo lo baru tanya sekarang itu telat banget," ujar Sila.

"Maksudnya?"

"Gue sama Nevan udah jadian sejak 2 bulan lalu...," kekeh Sila.

Oh shit... astaga kenapa Arga tidak sadar jika saat ini rasanya waktu berjalan begitu cepat?

Iya... pagi tadi Arga mendengar Seina mengatakan jika usia kehamilan pura-puranya saat ini sudah berusia 28 minggu, itu 7 bulan? Dua bulan lagi memang seharusnya Seina melahirkan... lalu jika kehamilannya pun pura-pura, jadi apa yang dilahirkan oleh istrinya bulan depan?

"Oh serius?" tanya Arga.

Sila menganggukan kepala dengan yakin.

"Jadi... ada yang masih mau ditanyakan Tuan Arga?" goda Sila.

Arga terkekeh kemudian mempersilahkan gadis itu untuk meninggalkan ruangannya.

Arga kembali fokus membaca dokumen-dokumen di mejanya, menurutnya keadaan perusahaannya baik-baik saja, sepertinya ia bisa menandatangani semua dokumennya tanpa membaca isinya lagi.

Musuh Tapi Menikah? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now