karangan enam belas-iron man menyebrang jalan

15 3 3
                                    

iron man menyebrang jalan

"Sebenernya gue mau ke perpustakaan kota, bukan pulang, rumah gue masih jauh banget dari sini kalo lo?"

"Oh, gue mau ke toko buku temen gue nitip sesuatu."

Zerra tidak menjawab, mereka berjalan menjauhi halte Zerra di depan Saddam mengikuti di belakangnya.

"Emm, Zerra!"

"Kenapa? Mau bahas surat lagi?" jawab Zerra ketus.

"Enggak, kita belum kenalan btw."

Zerra menegok kebelakang dirinya tersenyum dan mengulurkan tangan nya.

"Zerra," masih tersenyum.

"Saddam, dan sorry buat yang kemaren-kemaren!" Saddam ikut tersenyum. Zerra menggendikan bahu.

"Thanks btw buat tadi meskipun aneh sebenernya!"

"Lo emang sering kena panic attack gitu?"

"Yup, dari SD sampai sekarang,"

Mereka bercakap-cakap dan sampailah ke gerbang perpustakaan kota, mereka masuk setelah menitipkan tasnya. Saddam memutuskan untuk meminjam buku saja, sebenarnya ia tidak enak hati meninggalkan Zerra sendirian.

"Sepi ya?" Saddam mencoba membuka pembicaraan.

"Gue kira lo cerewet dan brutal kayak temen lo itu. Ternyata lo lebih pendiam."

Saddam hanya tersenyum menunjukan giginya.

"Instagram lo bukan?" Zerra menunjukan ponselnya, mereka duduk menepi ke sudut ruang baca.

"Penting banget ya nanya itu? Ia Instagram gue, kenapa ?"

Mereka duduk berhadapan meski tak saling bertatapan.

"Iron Man? Suka?" Zerra memalingkan pandangan dari ponselnya ke arah Saddam.

"Iya gue suka banget, lo tau Iron Man itu ngerubah nasib nya sendiri dia nggak punya kekuatan super tapi dia menciptakan itu. Keren kan?"

"Andai gue bisa punya kekuatan setidaknya buat mengendalikan panik gue aja,"

Saddam mengambil kertas di sampingnya, dan merekatkan nya dengan selotip.

"Nih gelang Iron Man, ini punya kekuatan super nanti gue tunjukin."

"Apaan sih, gue gabakal mau pake itu!" Zerra tertawa meskipun akhirnya ia mengenakan gelang kertas itu dari seseorang yang baru ia kenal dua jam yang lalu.

-

"Zer habis ini kita nyebrang tangan lo di arahin ke arah pengendara motor. Gelangnya bisa bikin mereka berhenti!" Saddam berteriak walaupun posisinya tepat di samping Zerra, suara kendaraan di sekitar mereka benar-benar mendominasi.

"Ya iyalah, semua orang nyebrang juga gitu!" Zerra juga berteriak. Mereka sangat cepat akrab, tak terduga.

Akhirnya mereka menyebrang menuju halte pemberhentian tadi, benar saja tangan Zerra membuka laak Iron Man menghentikan mobil dan sepeda motor disana. Mereka terbahak tidak berhenti hingga busway Zerra tiba.

"Aku duluan ya! Makasih banyak, habis ini aku bakal nonton Iron Man!"

"Hati-hati."

Busway itu melaju, hari itu hari dimana ucapan terimakasih, dan maaf sangat mudah Zerra ucapkan, dan tersenyum menjadi sangat mudah bagi Saddam.

.
.
.
😟

Karangan Tanpa TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang