karangan dua puluh enam-bintang tanpa malam

3 2 0
                                    

"Mbak, mana suratnya?" ucap Saddam tersengal-sengal.

"Aduh Mas, udah ngambil urutan kok main nyelonong aja sih?" Ibu-ibu di belakang Saddam yag sepertinya sudah menunggu cukup lama memprotesnya.

Saddam mempersilahkan Ibu tadi sambil menunggu disampingnya. Tidak lama ibu itu selesai, Saddam meminta waktu sebentar pada pemilik uruta selanjutnya.

"Mbak, mana suratnya?"

"Perjanjiannya dulu dong hehe,"

Saddam menghalau nafasnya, lalu diam-diam memberi beberapa uang kepada petugas tersebut.

"Nih!"

Saddam terkejut, benar-benar sama persis dan kembali di tujukan untuknya.

"Mbak ngefoto kan?"

"Iya saya kirim ya mas, kalau kurang jelas liat di cctv aja ya!"

Saddam tidak mungkin melakukan gagasan yang diberikan petugas tadi.

"Yaudah, makasih mbak!"

Saddam melihat foto pengirim surat misteriusnya, ia tidak mengenalinya. Sama sekali.

Siapapun dia adalah masa lalu Zerra yang tidak ada kaitannya dengan Saddam. Lalu mengapa surat itu selalu mendarat dirumah Saddam?

-

Bintang duduk menikmati novelnya tepat di pinggiran jendela cafe ciao, yang akan segera menjadi tempat membaca favoritnya.

"Haloo Bintang!" Bintang tersenyum pada pelayan cantic yang berkenalan dengan nya hari lalu, namanya Chika harinya selalu penuh dengan kegembiraan.

"Chappuchino lagi atau yang lain nih Bi?"

Bintang mengangguk tanda setuju.

"Oke tunggu yaa!"

Bintang tersenyum lagi,lalu mengembalikan fokusnya pada novel pemberian Saddam tahun lalu.

Ditengah cerita yang ia baca, pikirannya melantur menanyakan yang terjadi dengan Saddam akhir-akhir ini, apakah begitu penting? sekarang pukul lima tandanya sebentar lagi Bintang tampil namun Saddam belum juga datang. Bahkan berjanji akan datang pukul empat. Pembohong.

Lalu bagaimana dengan masalah kursus kemarin yang hingga sekarang Saddam bahkan tidak menghubungi Ibu Panti atau sekedar mengirim pesan, Bintang akan menerimanya ia janji. Namun semuanya tidak Saddam lakukan.

"Bintang?!"

Bintang hampir menjatuhkan novelnya saat lamunannya di pecahkan oleh Chika.

"Ini minum nya, kalau udah siap lo bisa langsung tampil, enjoy ya !"

Saddam dapat melakukan apapun tanpa Bintang, begitupun dirinya tidak akan bergantung pada Saddam lagi.

Karangan Tanpa TintaWhere stories live. Discover now