BAB 5

4.5K 559 29
                                    

Momiji manjuu

"Okaa-san tidak mau tahu, kau harus mengadakan ulang tahun Hana-chan disini. Di rumah ini, Itachi."

Ya, ya, ya. Suara merdu Ibunya menemani pagi hari Sasuke dengan cantiknya, bersama dengan lengkingan suara pria dewasa yang tidak pernah dewasa, Uchiha Itachi. Sosok Ibu dan anak sulung itu kini saling berdebat tentang dimana mereka harus merayakan ulang tahun Hana yang ketiga.

"Ayolah, Okaa-san. Hana itu putriku. Tahun lalu juga dirayakan di rumah kan?"

That's right, Itachi. Tapi tidak dengan tamu undangan yang semua adalah kolega bisnis Uchiha yang bahkan tidak Sasuke pahami mereka mau saja menghadiri ulang tahun bocah berusia 2 tahun.

Hari ini adalah hari senin, menu makanan keluarga Uchiha di hari senin adalah menu nenek dari Ibunya yang berasal dari Perancis. Ayahnya hanya berdiam diri, menikmati sarapan roti perancis-nya. Tidak terlihat terganggu dengan debat anak sulung dan istrinya, wajah tegas itu mengunyah diam sepotong roti.

Ah, lupakan wajah tegas kepala keluarga Uchiha itu yang kini tersenyum konyol menatap cucu putri pertamanya yang duduk disamping kanan bersama Ibunya, Uchiha Hana. Balita yang akan berusia tiga tahun dalam empat bulan kedepan itu selalu menarik perhatian Kakeknya.

Jangan lupakan dirinya, Uchiha Sasuke, yang kini menghela nafas ketika diberi tatapan 'tolong-aku' dari Itachi. Pria itu tidak akan berhenti disana, dan mau tidak mau Sasuke harus menolong pria tidak pernah dewasa itu. Atau ia yakin cabang perusahaan software yang baru saja ia kembangkan berada di jalur yang tidak aman.

Sasuke meletakan piring dan sendoknya cukup nyaring untuk merebut perhatian Ibunya. Mikoto dengan seketika menoleh dan menatapnya. Oke, mengalihkan perhatian Ibunya berhasil. Selanjutnya Sasuke harus bernafas dalam terlebih dahulu sebelum memulainya. Entah kenapa rasa gugup mulai menelusup di tubuhnya.

"Okaa-san, Aku ingin menikah."

Suara di meja makan itu hening, dan syukur, Ibunya dan Kakak laki-lakinya itu berhenti berdebat sekarang. Ibunya terdiam, terlihat cukup terkejut dan berusaha mencerna ucapannya dengan pelan-pelan. Sedangkan sang pelaku, Uchiha Itachi memberinya tatapan 'kau-serius-otouto?' alih-alih berterimakasih.

"Am!"

Suara Hana menyelamatkannya, Sasuke mulai berfikir Hana mungkin lebih bisa diandalkan dari Itachi. Balita itu membawa lima orang dewasa di meja makan Uchiha kembali.

"Sasuke-chan?"

Oh, jangan mulai. Ibu dan –chan nya.

"Anak gadis mana yang kau hamili Otouto?" abaikan yang satu ini.

Ibunya menatapnya penuh minat, dan Sasuke mengerti arti tatapan wanita yang ia kenal dari siapapun di dunia ini dan mengenalnya lebih dari dirinya sendiri, yang berjuang melahirkannya kedunia. Ibunya berjalan mendekatinya dan duduk di sebelah kirinya.

"Okaa-san sangat senang mendengarnya, Sasuke. Tapi, benarkah?"

Sasuke mengangguk, sentuhan tangan wanita itu di puncak kepalanya membuatnya tenang untuk sesaat dan melupakan bahwa ia sudah berusia 29 tahun sekarang.

"Okaa-san, apa Okaa-san ingat dulu pernah bilang kalau Aku menemukan seseorang yang Aku cintai dan yakin akan bersama dengannya Aku tidak perlu menunda lagi untuk menikahinya?" tanya Sasuke. Mikoto mengenangnya, ia ingat mengatakannya pada Sasuke ketika anak laki-lakinya itu menginjak usia remaja dan tidak ingin putra bungsunya ini melalui jalan yang salah dan menyakiti hati perempuan.

"Aku menemukan wanita itu, Okaa-san." Sasuke memberi jeda, "dan Aku tidak menawarkan hubungan yang membuat ia tidak memiliki jaminan di kehidupannya nanti. Ia harus seperti Okaa-san, tidak tersentuh oleh laki-laki yang tidak baik. Dicintai dan dihargai sebagai wanita."

Food Dairy: Sakura HarunoWhere stories live. Discover now