BAB 7

4.4K 516 11
                                    

Chocolate Balls


Sakura menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan Sasuke dengan jahil berusaha menarik tangan Sakura meskipun sedang menyetir.

Hari sabtu yang cerah. Di penghujung bulan maret, Sasuke memilih hari yang bagus untuk bertemu dengan keluarga Sakura di Akita.

Berkendara dari Tokyo terlalu beresiko dan jarak yang ditempuh terlalu jauh. Sasuke memilih menaiki pesawat dari Tokyo menuju bandara Akita dan berkendara dari bandara menuju rumah Sakura.

Sasuke memiliki rekan bisnis di kota sebelah Akita, tidak sulit meminta bantuan mereka menyiapkan mobil untuknya.

Padahal Sakura baik-baik saja dengan kereta, transportasi untuk mencapai Tokyo dari Akita dan sebaliknya. Meskipun waktu yang ditempuh memang lama dan membuat pegal tapi Sakura menikmatinya.

Mendengarnya Sasuke berjanji dalam hati untuk memberikan Sakura pelayanan kelas pertama dan tercepat setiap kali gadis itu bepergian jauh.

Akita belum terlalu panas, suhu cukup rendah meskipun matahari telah bersinar di langit prefektur Akita. Sasuke memandang pemandangan dimana gadis ini hidup dan tumbuh menjadi gadis remaja sebelum memberanikan diri berkelana dengan kereta dari Akita menuju Tokyo untuk meraih impiannya kuliah di Universitas Tokyo.

Sasuke menyelami pemandangan prefektur Akita di dalam ingatannya. Membayangkan bagaimana Sakura mencapai Tokyo untuk ujian masuk perguruan tinggi. Sasuke tahu, musim dingin di Akita lebih dingin dari prefektur yang ada di jepang. Gadis ini berjuang seorang diri tanpa keluarga dari Akita karena keterbatasan mereka.

Sasuke melirik Sakura yang masih tersipu malu meskipun hanya ia rayu kecil. Setelan musim seminya cocok sekali dengan Sakura. Sasuke memuji dirinya yang memilihkan pakaian untuk Sakura, meskipun ia yakin pakaian apapun akan cocok untuk dipakai Sakura.

Sakura menatap Sasuke yang tengah fokus menyetir. Menatap secara terang-terangan wajah Sasuke. Gadis itu merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan cokelat, membuka bungkusnya dan memakannya di depan Sasuke.

"Sakura."

Sakura mengerjap, masih menatap Sasuke meskipun mata pemuda itu fokus kedepan.

"Ya, Sasuke-san?" cokelat sedikit lumer di tangannya, Sakura membawa jemarinya ke mulut—

Sakura masih dengan cokelatnya, dan Sasuke tidak berhenti memandang jalan raya.

"Apa ini caramu menggoda?"

Sakura mengerenyit, tidak mengerti dengan maksud ucapan Sasuke. Kemudian gadis itu sedikit memekik ketika Sasuke memutar setir dengan tiba-tiba dan menepi, jari tangan yang semula ada di mulutnya berada di samping tubuhnya, dua tangannya dikunci oleh Sasuke.

"A-aa..."

Sakura tidak dapat berfikir dengan jernih sekarang ketika mata onyx itu menguncinya, memaksa zamrudnya menyelami mata Sasuke yang terlihat lebih gelap, lebih menakutkan tetapi terlalu menawan. Sakura tidak dapat memilih apa reaksi yang seharusnya ia tampilkan ke permukaan.

Di sisi Sasuke, pemuda itu menahan nafas melihat jemari Sakura yang dinodai cokelat. Sudut bibirnya yang menggoda, setitik rasa itu mengundang Sasuke—pemuda itu tidak tahan lagi.

Food Dairy: Sakura HarunoWhere stories live. Discover now