#033 aditstories

4K 658 11
                                    

Nabila wants something unusual.

[adit]

[commenter plot: google search; cara membuat seblak]

Tiga tahun jadi pacar Nabila, baru kali itu gue kelimpungan sama apa yang dia mau. Biasanya sesuatu yang dia pengen itu gampang, gapernah aneh aneh, gak pernah kepengen sesuatu yang bukan Nabila banget. Cendol misalnya, dia suka banget minuman dengan bulir gede mirip cacing warna ijo itu. Kue cucur juga, itu Nabila banget, tipikal cewek sunda banget emang.

Ga ada yang aneh serius, sampe akhirnya datang hari itu, hari dimana Nabila minta seblak.

"Adiiiit, aku mau seblak dong. Temenin aku makan seblak mau, ya?" Gue kaget. Ko bisa Nabila pengen seblak. Biasanya nih, dia nyium bau bon cabe aja gak bisa, dia liat makanan lembek dan tercampur banyak bahan aja gak tahan.

Lalu tiba tiba dia minta seblak.

"Kamu kenapa?"
"Kenapa apa?"
"Kenapa mau seblak? Tadi pagi kamu muntah muntah, Nab?"
"Hah?"
"Kamu gak lagi punya dede kan?" Gue ditoyor. Padahal gue nanya doang. Tapi ya pikir pikir lagi, gue kok tolol nanya begitu sama dia.
"Aku cuma mau seblak apa salahnya?"

Gue tau perempuan itu makhluk susah dimengerti, tapi sumpah baru kali itu gue susah mengerti Nabila dan keinginannya untuk makan seblak yang notabene bukan makanan yang Nabila pernah mau coba sebelumnya.

"Kamu kan gak bisa makan seblak, Nab. Sayang kalo beli cuma buat diliat doang."
"Ya jangan beli."
"Terus nyolong gitu maksud kamu hah?"
"Bikin."
"Hah?"
"Kita bikin." Sebagai laki laki, gue rada bingung dengan pernyataan ini sih.
"Bisa?"
"Setau aku, kamu bisa." Iya, iya gue bisa masak dikit doang, gak masak sih, lebih ke handal dalam urusan membumbui sesuatu.
"Gak bisa."
"Ya Allah Adit itu tinggal di jeburin aja semua bahan bahannya." Jeburin, bahasanya emang susah dipahami.
"Nab, udah beli yang lain aja, ya? Tahu bulat aja, gimana?" Gak nyambung. Emang, gue sadar kok. Jauh banget dari seblak ke tahu bulat.
"Dit." Panggil Nabila dengan wajah seriusnya. Dan gue udah gak bisa apa apa kalo dia udah begitu. Dia pasti udah pengen banget sampe ke titik dimana dia bisa bete banget sama gue ujung ujungnya.
"Ya udah, ayo beli."
"Kan aku udah bilang jangan beli. Bikin sendiri ya, Dit, biar tau bahan bahannya apa aja terus kan terjamin juga bersihnya."

Kamu lupa sesuatu Nab, kamu lupa point, 'biar nyusahin Adit'.

"Nab,"
"Aditya Mahya." Gue kalah udah kalo nama lengkap udah disebut mba Nabila yang kalo ngambek mukanya mirip Bintangnya Tetangga Masa Gitu.
"Yaudah, kamu tau bahannya apa aja?"
"Nggak, kamu google dong?"

Seblak: makanan berbahan dasar kerupuk. Semua orang tau itu. Tapi gue, karena perintah Nabila, sampe rela nya korban kuota buat googling 'cara membuat seblak', untuk memastikan kali aja seblak 2016 itu berubah bahan dasarnya jadi roti cane.

Sebenernya, gue gak masalah biarin Nabila, yang finally untuk pertama kalinya dalam hidup nyobain makan seblak. Tapi gue takut sesuatu yang terjadi setelahnya. Gue takut perut dia bereaksi lain dan akhirnya jadi masalah baru.

"Dit, ini enak kok."
"Gak sakit kan Nab perutnya?"
"Nggak lah, lagian ini gak pedes sama sekali."
"Kalo mau pedes coba ngobrol sama mertua." Nabila ketawa.

Ternyata kebahagiaan gue itu cukup dengan memenuhi apa yang Nabila mau dan membuat dia ketawa.
Sederhana.
Sesederhana Nabila pengen seblak untuk pertama kalinya.

allthingsnice 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang