Bab 5 - kitten story

196 24 1
                                    

Ting-tong, bunyi bel apartemen ku, Viktor yang sampai duluan. Aku mengambil hp ku dan mempersilahkan Viktor masuk, aku mengirim alamat rumahku ke Yuuri dan yurio.

Aku menyodorkan makanan dan minuman ke Viktor.
.
.
.
Yuuri dan yurio pun datang berdua, aku mempersilahkan Yurri dan yurio masuk.

Kami pun mengerjakan tugas.
.
.
.
Sebelum datang ke apartemen Jue.

Yurio POV.

Hari ini adalah hari terbaik- masuk ku aku harus kerumah Jue.

Aku sudah melihat Jue saat masuk sekolah, dia..termasuk cantik, pintar, dan aku ingin sekali berkenalan padanya.

Tapi...si "Kakek Tua" ini menghalangiku. Aku tau dia siapa, dia Viktor Nikiforov, seorang skater hebat di Russia.

Kakek Tua itu selalu saja menempel sm Jue, jadi tidak ada celah aku bisa bertemu dengannya.Tapi saat dia datang padaku dan meminta aku masuk kelompok dia, aku sangat senang sampai seekor "babi" juga berada di kelompok itu, paling aku benci dia kami mempunyai nama yang sama, hanya beda "u". Tapi saat Kakek Tua menyebut ku Yurio dan Jue setuju aku dipanggil "Yurio", aku sangat senang melihat dia senyum dan tertawa. Tapi sayang yah sekarang ada dua penghalang untuk bersama Jue.

Dan saat kami memutuskan kerja kelompok dirumah Jue, aku sangat semangat akan hal ini. Aku sekarang bisa mendapatkan nomor nya Jue. Yang sekarang aku benci adalah mereka berdua, yah si "Babi" dan "Kakek Tua" ini. Aku harus cepat sebelum mereka berdua datang.

Saat Jue mengirim alamat rumahnya, aku langsung berlari cepat menuju arah yang dikasih Jue. Saat di perempatan jalan aku tertabrak sesuatu, saat ku melihatnya itu si Babi.

" Hey! Lihat kalo berjalan Babi!!!"

"Eh..Yurio?! Gome, aku tadi berlari..."

Kami pun bangun dan akhirnya aku harus berjalan bersama babi ini. Kami hanya diam sampai dirumah Jue- bukan lebih tepatnya itu adalah sebuah Apartemen kelas atas.

Kami yang hanya menganggap melihat apartemen Jue, ini mungkin uang sewanya sangat mahal. Tapi..kalo harga sewanya murah, aku akan pindah kesini.

Kami memencet bel di pintu, dan pintu itu terbuka, terlihat Jue yang memakai baju kaos berwarna putih polos dengan celana jins pendek selutut, rambutnya ia ikat dengan pita putih. Ia lebih cantik diluar sekolah.

Aku masih terpanah dengan Jue, dan setelah itu Jue mempersilahkan kami masuk. Si Kakek tua itu sudah datang duluan. Dia licik, karena sudah tau duluan apartemen Jue.

Viktor POV.

Ahh..akhirnya aku bisa ke apartemen Jue lagi! Sebenarnya aku memberi ide kerja kelompok dirumah Jue adalah sebuah modus.

Aku memakai kaos polos putih, dengan celana jins pensil, tas ransel warna merah. Sebelum aku pergi kerumah Jue, aku sempat beli bunga di sebuah florist, bunda marwa putih dan biru.
.
.
.
Aku sekarang yang sudah di apartemen Jue. Rencana ku, aku akan pindah kesini, setelah kerja kelompok aku akan bertanya apa ada blok yang kosong dan kayaknya di depan bloknya Jue ada satu yang Kosong.

Aku memencet tombol bel dan Jue membukakan pintu. Hah..seperti aku pulang kerja dan pintu dibukakan seorang istri.aku masih gugup ngasi bunga, jadi bunga itu masih ku simpan di tas ranselku.

Aku dipersilahkan masuk dan duduk disebuah sofa, apartemen nya sangat bersih, mungkin sebelum kami datang ia telah membersihkan tempat ini.

Sekarang Jue sedang bermain hp, mungkin dia mau kasih lokasi apartemen nya. Hah ku harap mereka tersesat jadi aku bisa berduaan dengan Jue.
.
.
.
Beberapa menit kemudian, mereka datang berduaan. Kayak nya bertemu di jalan, mereka masuk dan duduk di sofa.

Yuuri POV.

Aku dan yurio masuk ke apartemen Jue. Aku memperhatikan sekitar, ruang tamu sangat bagus dgn tema vintage ala, dengan sofa warna hitam dan dinding warna putih.

 Aku memperhatikan sekitar, ruang tamu sangat bagus dgn tema vintage ala, dengan sofa warna hitam dan dinding warna putih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ruangan ini sangat cantik. Hah, enak yah kalo punya istri kayak Jue, mempunyai creatif, cerdas, tangguh, dia sempurna deh.

Kami bertiga duduk di sofa hitam tersebut, diam.

Jue menyodorkan makanan dan minuman ke kami. Aku yang langsung menunduk (aku kan orang Jepang) untuk terima kasih. Jue yang melihat itu kaget dan langsung senyum, aku sangat berterima kasih akan kebiasaan ku karena bisa lihat senyum Jue dari dekat.
.
.
.
Sekarang aku mengambil barang-barang untuk kerja kelompok. Yurio dan Viktor juga,mereka membawa barang bawaan utk kerja kelompok. Sebenarnya ini pertama kali aku pergi ke rumah seseorang. Apa lagi kerja kelompok dan sekarang aku gugup setengah mati.

Disaat tengah-tengah kerja kelompok hujan datang. Malam itu hujan deras yang kemungkinan besar kami tidak bisa pulang.

"Ah..gimana ini hujan yah deras, gimana kalian pulang?" Jue yang menatap jendela.

"Kami bisa tunggu kok Jue..."kata ku

"Kayaknya hujan berhenti besok pagi, hah! Bagaimana kita tidur disini aja?"Viktor mengusulkan.

"Apa!!!" Aku dan Yurio serentak

"Aku sih gak papa tidur sini, gak papa kan Jue?"

"Aku sih gak papa, tapi masak kalian tidur dengan baju itu, nanti sesak loh"

"... Aku gak papa kok tidur dengan baju ini..." Yurio berkata

"Hmmm...bagaimana aku buatkan baju tidur untuk kalian, kasian kalian tidur dengan baju itu"

"Eh? Emang Jue bisa bikin baju?" Aku yang kaget karena Jue bisa menjahit

"Ah, iya tapi gak terlalu pintar, gak papa kan? Aku ukur badan kalian?"

"Hmm..iya..." Yurio yang seperti sedang blush.

Jue POV.

Aku kasih kalo mereka pulang kehujanan atau tidur dengan baju seperti itu. Jadi aku akan buatkan baju tidur untuk mereka.

Pertama aku harus ukur badan mereka supaya pas.

"Siapa duluan?"

"Aku duluan yah Jue?" Viktor menunjuk dirinya

"Baiklah! Tunggu yah aku ambil alat ukur ku"

"Baiklah" Viktor menjawab

Aku pun beranjak pergi kesebuah ruang dimana aku menjahit baju. Aku mengambil pena, kertas, alat ukur, dan kacamata ku. Aku melihat kain simpanan ku, dan kurasa pas lah untuk bikin baju dan celana.

Saat aku kembali aku langsung meminta Viktor berdiri, ia mengikuti perintahku. Aku mengukur lehernya,tinggi,lebar, lengan, dan semacamnya.

Dia hanya diam, dengan senyum sumringan dan pink blush di pipinya.

Aku hanya bisa terdiam. Terdiam melihat senyumnya, senyum itu... Berbeda saat ia senyum untuk orang lain.

Sangat mencurigakan dan terlihat menarik...

My Dear Princes ( Yuri On Ice )Where stories live. Discover now