57

5.7K 904 67
                                    

Taehyung masuk kedalam dengan perasaan senang, dia menuju sebuah kamar yang ditunjukan hoseok dan melihat jungkook disana. Tengah memandang sebuah lukisan,  ia mendekat, hoseok ikut kedalam
"Jungkook benar2 tak mengalihkan pandangan dari lukisan itu. Jadi ku pindahkan kekamarnya. Asalnya kusimpan diruang tengah"

taehyung ikut mengalihkan atensinya pada gambar yang memang indah itu. Mencari apa kiranya yang membuat jungkook Bn begitu tertarik akannya
"Um.. apa kau tau sesuatu tentang tempat itu? "

Ia menggeleng
"Aku tak tau hyung"

"Kata istriku kita harus membawa sosok yang tau hubungan tempat itu dengan jungkook. Mungkin akan membantunya"

dahi pria tan itu mengerut
"Istri? Kau sudah menikah? "

"Eh? Haha ia.. wanita tadi istriku. Sudahlah tae, aku memberi izin jika memang kau mau bedua dengan jungkook. Aku akan keluar"
pamit sang dokter tersenyum singkat dan berlalu dari sana

Taehyung mengangguk, setelah kepergian hoseok ia tersenyum begitu senang saat tau jika hoseok telah menikah. Artinya ia tak perlu lagi cemburu jika hoseok bersama jungkook. Ia hanya perlu percaya pada pria itu akan kesembuhan si bunny.

Kembali fokus taehyung pada jungkook yang masih setia menatap benda dihadapannya, ia nenunduk guna sejajar dengan tubuh si mungil yang duduk dikursi roda
"Kau harus sembuh sayang"
ucapnya sendu, jemari namja itu seolah bergerak sendiri membelai wajah halus jungkook. Menyentuh pipi, hidung dan berakhir di bibir. Ia benar2 merindukan segala hal tentang jeon jungkook

"Kau.. cantik. Kookie, kau tau hari ini aku mengadakan rapat dengan pemegang saham besar korea. Pemilik perusahan2 ternama dan itu benar2 membuatku gugup. Aku menyelesaikan semua pekerjaan dengan cepat agar bisa segera bertemu denganmu, hingga rapat tadi membuat ku ragu jika aku tidak melakukan kesalahan dan aku merasa ketakutan"

Taehyung memulai nya dengan bercerita. Tangannya mengenggam jemari lentik milik jungkook.
"Tapi.. aku mengingat mu. Aku selalu percaya jika kau keberuntungan ku dan karnamu rapat tadi berhasil. Mereka percaya padaku juga proyek baru milikku lancar. Aku bahagia jungkook sungguh"
genggaman itu mengerat seiring dengan aliran air yang keluar dipelupuk matanya. Ia menunduk memilih menatap lantai

"Kau tau? Kau ingat? Dulu kan mimpi kita hanya satu. Saat aku pulang kerja kelelahan kau akan menyambutku dipintu dengan teh hangat. Kau akan membawakan tas kerjaku dan menyiapkan air hangat untukku mandi. Setelahnya kita menghabiskan malam berdua. Jungkook. Aku menunggu hari itu"

Ia terus menunduk. Tak sanggup menatap wajah jungkook.

Sayang sekali, padahal pria itu melihat nya yang menangis, respon baru yang diberikan si imut merasa ada hal yang menarik selain lukisan.

*******

Jimin memarkirkan kendaraannya disana, ia benar2 berniat menemui kai dan bicara baik2 lebih dulu sebelum melakukan apa yang ia rencana kan.

Namja itu masuk kedalam kafe mewah dan mencari keberadaan kai yang tak lama ia temukan disalah satu bangku ujung kafe, ia jalan dengan cepat kesana

Kai menatap jimin, teman smanya duduk dihadapannya. Entah kenapa dia tiba2 saja menelpon dan meminta bertemu, padahal mereka tak ada hubungan apapun. Bahkan saat sekolah dulu ia dan jimin sering memiliki konflik hingga berujung pertengkaran.

"Ow? Jadi ada urusan apa bos besar seperti mu mengajak ku bertemu? Punya banyak waktu kah? "
Sinisnya. Tatapan jimin kian menajam

"kau. Menjauh lah dari min yoongi, ini adalah peringatan pertama dariku. Dia milikku"
ucap jimin yang enggan bertele2, kai bingung pada awalnya sebelum sadar akan situasi yang ia hadapi sekarang ini. Ia malah menyeringa dengan begitu menyebalkan pada jimin

"Yoongi? Si cantik putih itu bukan? Milikmu? Kau yakin? Kenapa saat kutanya dia bilang masih sendiri?"

Jimin diam, merasa diremehkan oleh manusia itu. Dadanya bergemuruh tak suka
"Aku sedang memiliki masalah dengannya. Sudah lah. Menjauh saja dari dia sebelum aku benar2 bertindak kasar padamu. Jangan incar dia karna kau akan berhadapan denganku"

kai malah tertawa mengejek, berhasil mengalihkan atensi pengunjung kafe pada mereka merasa tak nyaman tapi ia acuh saja
"Hah? Kau serius? Astaga...  humm bagaimana ya?"
ia berpose seolah memikirkan hal besar dan sesekali melirik jimin dengan tatapan hinaan itu.

"Aku serius berengsek! Jangan mendekatinya atau kau cari mati?, "

"Ey. Tenanglah.. orang2 memperhatikan mu dan terganggu..tenanglah teman.. kita bicarakan baik2 oke"

Terlalu santai.
Nafas jimin memburu emosi
"Kau tau? Dia cantik. Kau menyuruhku menjauhinya? Kh. Tak bisa. Dia pujaan para dominan, begitu mulus dan seksi. Pantat dan dadanya sungguh berisi. Aku ingin melihatnya terantai diranjangku"

wajah jimin memerah tangannya terkepal dan ia semakin emosi mendengar kata demi kata yang kai ucapkan barusan, tapi ia berusaha menahannya, tak mau mencari keributan ditempat umum. Ia datang untuk bicara baik baik kan?

"jadi maaf teman. Dia tergetku. Aku akan mendapatkannya, aku sudah membeli banyak mainan seks untuk dipakai malam ini bersamanya, membuatnya menjadi anjing liar yang haus sentuhan."

tapi ia sampai dibatas rasa sabar itu hingga hilang kendali
Brukkk
Brukkkk
Brukkk

Pukulan tak henti jimin berikan sebagai pelampiasan. Tanpa pembalasan sampai pihak keamanan datang  memisahkan mereka

*******

Taehyung menunduk berterimakasih pada hoseok karna mengizinkan ia menjenguk jungkook. Ia pamit untuk pulang dan lebih sering kesana.

Namja itu berlalu melewati koridor apartemen dan berhenti  menunggu pintu lift terbuka. Perasaan namja tak enak merasa seperti diawasi. Ia meoleh, pandanganya menguar kesegala sudut berusaha menemukan apa yang membuat ia tak nyaman. Sialnya tak ada apapun.

"Apa..? Perasaanku saja? "
Gumamnya berusaha acuh dan masuk ke lift. Beruntung ada beberapa orang didalam sedikit menyingkirkan rasa takutnya

*******

setelah insiden pukul memukul tadi, jimin memutuskan segera pulang dan mengawasi yoongi. Perasaanya benar2 kacau, ia menatap langit mulai menggelap. Tak ada banyak waktu

Tapi belum sampai dimobil seseorang memanggilnya, jimin menoleh
"Namjoon hyung?"

"jim. Aku ingin bicara dengamu sebentar saja"

"hah? Tak bisa hyung. Aku ada urusan penting"

"kumohon sebentar saja"

jimin melirik jam terlihat memperhatikan situasinya, memastikan suatu hal. Ia mengangguk
"Sebentar saja"

.

saat ini jimin dan namjoon di taman yang tak jauh dari tempat parkir mobil jimin, ia menatap tak sabar akan ucapan namjoon tentang hal apa karna sungguh jimin tak bisa menunggu lebih lama

"Kenapa kau buru2 sekali?"

"kumohon hyung. Ada apa? Cepatlah"

"apa kau masih memperjuangkan yoongi?"

dahi jimin berkerut
"Ya. Kenapa? "

"Sulitkah?"
ia hanya menatap namjoon kebingungan. Tak mengerti pemikiran sijenius itu

"Kau harus tau satu faktor yang membuat yoongi begitu jauh sekarang. Aku akan memberi taukannya padamu jim, aku memperhatikan dirimu setiap saat dan aku tak tega."

dia benar2 bingung. Sungguh.
Mata namjoon berkilat penuh keseriusan dan jimin yakin ini bukan hal kecil

"Park. Yoongi keguguran anakmu. Itu yang membuat ia begitu membencimu saat kau didekatnya, keberadaan dirimulah yang membuat ia selalu ingat kejadian kelam itu. Sekarang... bisakah kau cari jalan awal? Dimana kau harus memulai? "

Tiiiiitttt

Otak jimin blenk

Telinganya mendadak tuli

Ia belum bisa menyadari keadaan sekarang dan tubuhnya kaku seketika. Jimin pening seolah batu besar menghantamnya, ia coba menyusun kata demi kata yang namjoon ucapkan barusan
"Min yoongi? Keguguran? Anakku?"

*******



T B C

SICK {BTS} √Where stories live. Discover now