68

4.6K 699 18
                                    

Yugyeom menghampiri taehyung yang tengah membaca buku dikamarnya malam ini, ia dengan santai memberikan lukisan yang tadi diterimanya pada pria itu sementara jungkook sudah tidur damai disana.

Taehyung mengerutkan dahi bingung awalnya, sebelum tangannya mengambil benda itu
"Kau tau sesuatu? Tentang tempat ini?"

Taehyung menatap sejenak gambar yang ada disana, sebuah tempat yang berada dipulau terpencil. Ia pernah melihat lukisan itu saat mengunjungi jungkook.
"Aku tak tau"
Gumamnya
"Apa sesuatu tentang nya bgitu penting? Jika ya mungkin aku harus bertanya pada jin hyung atau yoongi"

"Tentu. Tanyakanlah sekarang"
Ujar yugyeom cepat membuat si kim sedikit terkejut

"Kau bisa lihat ini jam berapa? 10malam. Kau memintaku pergi kerumah jaksa itu sekarang? Aku kan bisa bertanya besok"

"Kau mau jungkook sembuh tak sih? Demi tuhan ini baru jam 10 Kuyakin mereka belum tidur, usaha lah sedikit. Bagaimanapun ini demi jungkook, jika esok kau kerja. Mau bertanya kapan? Semakin lama akan semakin buruk"

"Kau menjual nama jungkook untuk segala hal."

"Ini memang untuk jungkook, lagipula tak ada alasan untukmu menghindar. Kau libur seharian ini-"

"Lalu apa aku hanya duduk santai dirumah? Aku mengerjakan segala pekerjaan kantor.. Niat cuti untuk jungkook, malah kau monopoli sendirian"

"Aku melakukan terapi.. Untuknya. Cepatlah pergi sekarang"

"Sial!"
Umpat taehyung emosi, lagipula kenapa juga yugyeom tak menyuruhnya sejak sore tadi? Kenapa harus malam2 begini.

Nama jungkook memang manjur untuk segala hal baginya, namja itu menatap si manis yang terbaring sejenak sebelum beranjak penuh keterpaksaan mengambil jaket kunci mobil juga lukisan ditangan yugyeom
"Jaga dia sebentar. Dan. Jangan. Berani. Mendekatinya"

*******

Ting nong

Taehyung menunggu dengan tak sabaran sidepan rumah namjoon itu, malam sungguh dingin dan ia dipaksa pergi. Walau memang demi jungkook tapi bukankah sidokter itu terlalu berlebihan?

Clekk

"Tae?"
Seorang namja cantik membuka pintu menatap terkejut pada taehyung yang kini ada disana
"Sedang apa disni? Ayo masuk"

Ia membuka pintu guna mengijinkan sang adik agar masuk kedalam, sementea membiarkan taehyung duduk disofa, jin berjalan kedapur untuk membuat teh hangat.

Taehyung menyenderkan kepalanya lelah dengan helaan nafas berat disana, tak sengaja tatapannya jatuh pada satu foto berbingkai indah yang tersimpan apik dinakas. Foto namjoon yang merangkul mesra sang kekasih dengan latar indah warna warni bunga, juga senja sore.

Atensinya amat fokus disana dengan tatapan nanar
"Diantara kita semua.. Sepertinya hanya aku yang paling bajingan."
Batinnya kala kepingan memori masa lalu melintas dikeplanya.

"Tae.."
Jin meletakan teh itu dihadapan taehyung, si pria mengalihkan fokusnya pada sang hyung
"Ada apa kau kemari? Mau bertemu namjoon kah?"

"Ani"
Ia memberikan lukisan itu pada seokjin
"Sebenarnya aku ingin bertanya apa kau tau sesuatu tentang tempat itu?"

Jin terlihat bingung, mengambil benda itu dan meneliti dengan amat rinci, beberapa hal mampu ditangkap otaknya hingga ia menyimpulkan suatu hal
"Apa ini berkaitan dengan jungkook?"

"Ya"

"Um..."
Ia terlihat berfikir

"Hoseok hyung bilang ia melihat jungkook terus menatapnya bahkan sebelum tidur. Katanya jika suatu kenangan dulu pernah terjadi ditempat itu dan memiliki hubungan dengan jungkook mungkin menjadi salah satu kunci memori jungkook. Seingatku aku tak pernah tau apapun tentang pulau itu saat bersama jungkook dulu, ia tak pernah bercerita apapun. Mungkin kau tau"

"Sebenarnya ada dua hal yang memungkinkan tae.. Pertama, jungkook dulu sering bercerita jika ia menikah, ia ingin tinggal disatu pulau sepi hanya dengan suaminya saja. Bahkan ia pernah membuat gambar pulau dan satu rumah yang indah, kufikir mungkin saja jungkook mengingat hal itu atau.."

"...."

"Apa dia mengingat pembunuhannya?"

"Hah?"

"Jika kau tak lupa, ruang rahasia tempat jungkook membunuh korbannya, death room. Itu berada didekat pantai yang jauh dari keramaian"

"Mwo?"

Ah.. Ketika satu kim itu lengah akan hal kecil dari inti masalah.

*******

"Jadi.. Apa menurutmu?"
Yugyeom menatap taehyung yang kini menyandarkan kepalanya frustasi pada sofa, ia sudah pulang dan menceritakan segala hal padanya, kedua kim mulai meraih beberapa benang guna meluruskan permasalahan

"Aku tak tau. Kau sudah menyuruhku menemui jin hyung dan sekarang bertanya. Kau kan bisa memikirkannya sendiri. Aku lelah"

"Masalahnya semua hal yang diungkapkan temanmu itu masih dalam bentuk dugaan. Bel-"

"Aishhhh. Aku yakin, jungkook hanya tertarik pada benda itu. Bukan pembunuhan atau apalah."

"Tetap saja semua butuh konfirmasi. Aku harus bicarakan dengan hoseok hyung.. Kapan dia datang menjenguk jungkook"
Gumaman yugyeom malah membuat kepala taehyung seakan meledak

"Haruskah aku bawa saja jungkook kesebuah pulau? Lalu lihat reaksinya?" usul taehyung

"Tidak! Kondisinya bisa down. Kau fikir bagaimana efek perjalanan panjang bagi respon tubuhnya yang tak stabil huh"

"Lalu bagaiaman?"
Jeritnya nyaris stress

"Sudahlah. Mungkin aku harus memberikan kenangan bagus dulu tentang pulau pada jungkook, bukan suatu bersifat negatif, jadi ia tak akan ingat apapun tentang pembunuhan. Sekarang sudah terlalu malam, besok dilanjutkan"
Final pria itu membenahi diri dan mulai beranjak kearah kamarnya.

Taehyung mengangguk singkat sebelum ikut pergi tidur, tubuhnya sungguh lelah. Setidaknya mendapatkan energi yang bisa ia gunakan untuk esok.

******

T B C

SICK {BTS} √Where stories live. Discover now